Liputan6.com, Jakarta Konsistensi dan keseriusan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dalam mengelola lingkungan yang berada di sekitar wilayah operasional perusahaan kembali mendapat apresiasi dari Pemerintah Republik Indonesia. Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memberikan penghargaan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) kategori Emas kepada PTBA yang diserahkan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Siti Nurbaya kepada Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin di Hotel Bidakara Jakarta, Kamis (27/12).
Penghargaan diraih atas kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan dan pengembangan masyarakat. Pencapaian ini sekaligus menempatkan PTBA sebagai satu-satunya perusahaan tambang batu bara yang berhasil meraih Proper Emas sebanyak 6 kali berturut-turut sejak 2013. Selain itu, Proper Hijau yang diraih pada penghargaan kali ini merupakan Proper Hijau pertama yang diraih oleh Unit Peltar PTBA. Kementerian LHK juga memberikan Proper Emas kepada Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPTE).
PROPER merupakan program penilaian kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan, kinerja produksi, serta pembangunan hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat dan lingkungan yang diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 3 Tahun 2014 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER-LH).
Advertisement
Â
Efisiensi Energi
Berbagai inovasi dan efisiensi terus dilakukan oleh PTBA. Salah satu inovasi yang dilakukan di Unit UPTE adalah efisiensi energi melalui inovasi Power Plant berbasis Waste Coal. Dengan teknologi Circulating Fluidezed Bed (CFB) pada PLTU Mulut Tambang, batu bara limbah dan batu bara kalori rendah digunakan sebagai bahan bakar PLTU milik sendiri.
Melalui inovasi ini, perusahaan dapat mengurangi ketergantungan suplai listrik dari PT PLN (Persero), sehingga produksi tetap terjaga. Sementara itu, excess power sebesar 10,2 juta kWh/bulan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan peningkatan rasio elektrifikasi di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.
Sementara di Unit Peltar, melakukan inovasi dengan memodifikasi sistem quadroll crusher (peremuk batubara). Inovasi dilakukan melalui modifikasi aliran umpan batubara ke quadroll crusher dengan mengganti deflector chute menjadi screen sizer. Melalui inovasi ini akan menaikkan loading rate dengan waktu yang singkat, serta pencapaian target operasi dan keuntungan sesuai dengan yang direncanakan.
Â
PTBA juga menerapkan sistem manajemen energi dengan Manajer Energi dan Auditor Energi yang telah tersertifikasi oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) serta melakukan audit energi secara berkala.
Pengurangan Limbah B3 dan Gas Rumah KacaUntuk mengurangi limbah B3, PTBA menerapkan inovasi oil refinery di Unit UPTE. Oli yang berasal dari workshop PTBA akan melalui proses penyaringan, sehingga dapat digunakan kembali secara optimal sesuai dengan kapasitasnya. Hingga Juni 2017, oli bekas yang dikirim ke tempat pembuangan mengalami penurunan hingga 64,73%.
Di sisi lain, penggunaan sumber energi sel surya untuk Tower Dispatcher juga mampu mengurangi penggunaan bahan bakar solar yang berpotensi sebagai gas rumah kaca. Program ini terbukti berhasil mengurangi konsumsi BBM sebanyak 2.384.640 liter dengan potensi gas rumah kaca dapat dihilangkan sampai 6.361,27 ton CO2e per tahun.
Sementara itu, untuk mengurangi limbah B3 di Unit Peltar diterapkan program double advantage oil preparation dengan cara memanaskan oli dari trafo pada suhu tertentu untuk membuang kandungan air dan melakukan penyaringan untuk membuang kotoran yang terkandung di dalamnya. Dengan cara ini, tidak ada lagi oli bekas yang dihasilkan dari oli trafo dan dapat memperpanjang umur oli. Melalui program ini, oli dari trafo yang sebelumnya menghasilkan limbah oli bekas kini menjadi zero waste.
Pemberdayaan Masyarakat
PTBA melakukan berbagai program kegiatan pemberdayaan masyarakat di Unit UPTE. Salah satunya program keberlanjutan ekonomi di Desa Pelakat, Semende Darat Ulu, Muara Enim. Program ekonomi terpadu Desa Gemilang Pelakat bertujuan menciptakan Desa Gemilang Pelakat sebagai sentra industri kopi dan hasil pertanian. Di Desa Pelakat, PTBA membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) untuk membantu kebutuhan listrik masyarakat. Tak hanya itu dibentuk pula kelembagaan masayarakat seperti koperasi, Saung Ilmu dan Rumah Kopi.
Sebagai upaya untuk mengurangi polusi dan menyerap CO2, Unit Peltar melakukan penanaman bambu pada ketinggian 2 mdpl dengan jenis bambu terbanyak pada kondisi tanah yang ekstrim di kawasan Pelabuhan Batubara. Hingga Juni 2018, total jumlah bambu yang ditanam sejumlah 8.387 batang. Konservasi bambu ini memberikan peranan yang baik dalam mitigasi penyerapan emisi karbon.
Diraihnya PROPER Emas untuk keenam kalinya ini, tentu menjadi motivasi bagi PTBA untuk terus tumbuh dan berkembang bersama masyarakat sekitar, membangun hubungan yang harmonis di tengah-tengah lingkungan yang lestari, serta memberi manfaat seluas-luasnya kepada pemangku kepentingan.
Â
Â
(*)