Sukses

Bahaya Pornografi, DKM Masjid Baitussalam Kumpulkan Emak-Emak

Indonesia dinilai masih menjadi surga pornografi karena semakin banyaknya konten negatif yang mudah diakses sementara kontrol terhadap konsumen semakin sulit.

Liputan6.com, Jakarta - Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Raya Baitussalam Pasar Minggu bekerja sama dengan Perhimpunan Masyarakat Tolak Pornografi (MTP) menggelar seminar parenting terkait bahaya pornografi, seks bebas, dan LGBT.

Kegiatan yang berlangsung di Aula Lantai 1 Masjid Baitussalam, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Minggu (30/12/2018) ini diikuti oleh sekitar 90 peserta dan didominasi kaum emak-emak.

Ketua MTP, Azimah Subagijo mengatakan, pornografi tumbuh pesat di Indonesia seiring dengan perkembangan teknologi selama dua dekade terakhir. Selain itu, kebebasan pers dan berekspresi sejak Reformasi 98 dinilai telah disalahgunakan oleh segelintir orang untuk meraup keuntungan melalui industri pornografi dan perilaku bebas lainnya.

"Akibatnya yang paling rentan terkena dampaknya adalah anak-anak atau remaja dan hancurnya institusi keluarga," ujar Azimah saat menyampaikan materinya.

Dia menilai, Indonesia masih menjadi surga pornografi karena semakin banyaknya konten negatif yang mudah diakses sementara kontrol terhadap konsumen semakin sulit. Penegakan hukum terhadap kasus pornografi juga dinilai masih lemah. Di sisi lain, masyarakat masih menganggap tabu berbicara soal seks.

Setidaknya ada tiga alasan kenapa pornografi berbahaya menurut Masyarakat Tolak Pornografi, yakni ideologi desakralisasi seks, menimbulkan efek negatif pada fisik dan psikis, serta penyebarannya melalui media yang semakin masif.

"Alasan pertama menyebabkan hancurnya lembaga pernikahan. Kemudian tidak ada lagi anggapan bahwa seks hanya boleh dilakukan dalam ikatan pernikahan," tutur Azimah.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Bahaya Bagi Otak

Pornografi juga berdampak buruk pada perkembangan otak manusia. Manusia akan kehilangan fungsi otak yang dapat membedakan kebaikan dan keburukan. Selain itu, pornografi juga dinilai menjadi pintu masuk LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) semakin masif.

"Dampaknya, pornografi menjadi sarana LGBT menjadi lumrah dan dianggap biasa. Pecandu pornografi juga mudah menjadi LGBT sebagai konsekuensi dari eskalasi dan act out," ucap Azimah.

Untuk mencegah itu semua, Azimah mengajak semua masyarakat membentuk komunitas sehat. Para orangtua juga diminta belajar mengenai parenting, berselancar di internet dengan aman, dan memahami dampak media. Selain itu juga membebaskan lingkungan dari materi porno apapun bentuknya.

"Beri tekanan ke pemilik media yang menyajikan materi-materi seksual yang gamblang dengan melapor ke KPI, Kemenkominfo, atau Dewan Pers. Buat petisi kepada wakil rakyat untuk menuntut pelaku bisnis pornografi dengan hukuman berat. Serta bersikap tegas di mana pun berada bahwa pornografi itu merusak," Azimah menandaskan.