Liputan6.com, Jakarta Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS DKI, Syakir Purnomo, mengatakan, hari ini menyerahkan tiga nama kandidat pengganti Sandiaga Uno, yang telah melengserkan kursi Wakil Gubernur Jakarta.
Adapun menurut dia, nama yang diajukan, di antaranya, mantan Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu, Sekretaris Umum DPW PKS DKI Jakarta Agung Yulianto dan anggota DPRD DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi.
Advertisement
Baca Juga
"Nama kader PKS yang diajukan sebagai cawagub, Agung Yulianto, Ahmad Syaikhu, Abdurrahman Suhaimi." kata Syakir saat dikonfirmasi, Rabu (2/1/2019).
Dia mengungkapkan, nama tersebut diserahkan langsung ke DPD Gerindra hari ini juga. Yang nantinya akan mengikuti uji kepatutan dan kelayakan yang dilakukan oleh tim dari PKS dan Gerindra. Usai lolos dari uji tersebut, maka hanya dua nama yang akan dimajukan ke DPRD DKI untuk dipilih.
"Dari tiga nama tersebut, yang nanti akan dimajukan ke DPRD DKI Jakarta hanya dua nama," ungkap Syakir.
Sebelumnya, DPW PKS DKI berencana hanya mengajukan dua nama untuk diajukan sebagai Cawagub DKI. Dua nama yang ada dalam surat pencalonan itu adalah Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto.
"Yang kita kirim dua itu kan nanti yang dipilih jadi wagub cuma satu," kata Ketua Fraksi PKS DKI Abdurrahman Suhaimi.
Gerindra DKI rapat bahas Taufik jadi Cawagub DKI Jakarta
Wakil Ketua DPRD DKI M. Taufik mengklaim Partai Gerindra sudah bulat mencalonkan dirinya maju sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. Taufik mengaku tak ada perubahan nama calon wagub dari Gerindra.
"Enggak ada perubahan, nah nanti siang ini kita rapat pimpinan diperluas ya, itu DPD, DPC sama PAC untuk memutuskan ini (Taufik Cawagub)," kata Taufik saat dihubungi, Jumat (21/9/2018).
Saat ini, PKS dan Gerindra belum sepakat siapa saja dua nama yang akan diajukan ke DPRD untuk menduduki kursi DKI2. Namun, dia menilai seharusnya tidak perlu ada pembahasan alot bila masing-masing parpol pendukung hanya mengusulkan satu cawagub, bukan dua.
"Sebenarnya enggak perlu alot, ngapain mesti alot kalau mau ngikutin undang-undang ya. Makanya balik lagi lah pada undang-undang, sudah ikutin saja Undang-undang. Partai pengusungnya kan cuma dua. Jadi satu-satu saja ngajuin, selesai kok," ucapnya.
Sebelumnya, Taufik menilai Partai Keadilan Sejahtera takut bersaing dengan dirinya dalam voting pemilihan wagub DKI di DPRD DKI Jakarta. Menurutnya, ketakutaan PKS tercermin saat PKS mengajukan dua nama kandidat wakil gubernur.
"PKS jangan takut bertanding di DPRD, jelas, kan fair dong. Belum tentu juga saya yang menang, belum tentu saya dipilih juga oleh kawan-kawan DPRD," ujar Taufik.
Advertisement
Beredar kabar keponakan Prabowo masuk bursa cawagub DKI
Beredar kabar politisi Partai Gerindra yang juga keponakan Prabowo Subianto, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, menjadi salah satu kandidat calon Wagub DKI Jakarta yang masuk dalam pembahasan di internal Gerindra.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon pun angkat bicara. Dia mengatakan sampai saat ini belum ada keputusan soal Wagub DKI Jakarta pengganti Sandiaga Salahuddin Uno yang maju menjadi cawapres dari Prabowo.
Menurutnya, pengganti Sandiaga akan diputuskan di tingkat pimpinan partai, tak hanya Gerindra, tapi juga PKS sebagai partai pengusung pada Pilkada DKI Jakarta.
"Saya kira enggak lah (Rahayu Saraswati Djojohadikusumo). Saya kira kalau soal itu sudah diputuskan di antara pimpinan nanti. Ada waktunya. Formalnya akan ada," jelasnya ditemui di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, Senin (25/9) malam.
Fadli mengatakan kandidat yang layak itu akan ditetapkan PKS dan Gerindra. Karena itulah dia meminta publik menunggu pengumuman formalnya.
"Karena yang eligible itu ya pasti partai pengusung dalam hal ini ya PKS dan Gerindra, Gerindra dan PKS (akan menentukan). Kita tunggu saja nanti formalnya seperti apa," jelasnya.
PKS-Gerindra Tunda Pembahasan Fit and Proper Cawagub DKI
Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menunda pembahasan uji kepatutan dan ijin kelayakan calon wakil gubernur DKI Jakarta pengganti Sandiaga Uno.
Tim uji kepatutan dan uji kelayakan dari Partai Gerindra, Syarif menyebut pihaknya dan anggota partai saat ini tengah berada di Semarang, Jawa Tengah. Menurut dia, PKS menyetujui penundaan itu.
"Lagi di Semarang, ada bimtek, saya sudah komunikasi dengan Pak Syakir (Ketua DPW PKS) kalau acaranya ditunda sampai Minggu depan," kata Syarif saat dihubungi di Jakarta, Senin (3/12/2018).
Kendati demikian, Syarif mengatakan belum dapat memastikan tanggal pembahasan calon wakil gubernur tersebut. "Saya berharap sebelum pada kegiatan kunker, antara Senin sampai Rabu," ucapnya.
Sebelumnya, rencananya pada 4 Desember mendatang, PKS akan kembali mengundang Gerindra untuk membahas detail proses cawagub.
Advertisement
Gerindra Bantah Persulit PKS Isi Kursi Cawagub DKI
Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta M Taufik meminta Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk segera mengajukan nama calon wakil gubernur (cawagub) DKI Jakarta. Apalagi fit dan propert test atau uji kelayakan dan uji kepatutan segera diselenggarakan.
"Segera ajukan nama-namanya, tingggal masukin aja ke badan (tim penguji) biar badan itu kerja," kata Taufik di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (21/11/2018).
Dia menjelaskan di partai pimpinan Prabowo Subianto juga memiliki mekanisme yang sama bila menunjuk salah satu calonnya, yakni dengan uji kelayakan dan uji kepatutan. Sehingga kata Taufik, proses tersebut bukanlah untuk mempersulit cawagub dari PKS.
"Saya kira Gerindra enggak mempersulit juga. Apa yang mempersulit? Kalau mempersulit, Gerindra diam aja," ucap dia.
Sementara itu, Ketua Dewan Syariah Wilayah PKS DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi menyatakan pihaknya telah memiliki dua nama untuk diusulkan sebagai cawagub DKI, yakni Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto.
Akan tetapi, dia belum dapat memastikan surat kedua calon tersebut diajukan di uji kelayakan dan uji kepatutan. "Buat apa banyak-banyak, dua aja cukup, toh yang dipilih cuma satu. Sampai hari ini enggak ada (tambahan kandidat wagub)," jelas Suhaimi.
Sebelumnya, rapat tertutup Gerindra dan PKS, Senin (6/11/2018), menghasilkan kemajuan untuk menjawab teka-teki siapa yang akan mengisi posisi Wakil Gubernur DKI. sejak ditinggal Sandiaga Uno berlaga di Pilpres 2019, kursi itu sudah berbulan-bulan kosong.
Kedua partai sepakat membentuk Badan Bersama untuk menjaring calon-calon yang akan diusulkan ke DPRD Jakarta. Ketua DPD Gerindra DKI, M Taufik, menjelaskan masing-masing partai akan menunjuk perwakilan menjadi anggota. Paling sedikit, satu perwakilan terdapat dua orang.
"Intinya anggotanya ada dari Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Terserah utusannya Gerindra mau nunjuk ahli monggo, PKS mau nunjuk ahli monggo, tapi badan diakui bersama," ujar dia, Senin, 5 November 2018.
Badan ini akan melakukan uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) terhadap calon yang diusulkan ke DPRD Jakarta. Dari sanalah akan ditentukan keputusan akhir siapa yang layak mendampingi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.