Sukses

Perusakan Makam, Ganjar Minta Masyarakat Tenang dan Percaya Polisi

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta masyarakat tidak terpengaruh terhadap isu SARA terkait perusakan nisan dan makam di TPU Giriloyo, Magelang.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta masyarakat tidak terpengaruh terhadap isu SARA terkait perusakan nisan dan makam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Giriloyo, Magelang. Publik haruslah tenang dan menyerahkan penyelidikan kepada kepolisian.

Dia juga mengatakan, masyarakat harus segera lapor ke polisi ketika ada lagi perusakan nisan di Magelang.

"Laporkan polisi saja, biar dicek bener enggak, begitu bener segera proses," kata Ganjar di Kabupaten Semarang, seperti siaran pers yang diterima Liputan6.com, Kamis (3/1/2019).

Dia, di hadapan ribuan kiai yang menghadiri Haul KH Abdul Malik ke-31 di Ngawinan, Jetis, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, menekankan bahayanya hoaks dan fitnah yang kini marak.

Fitnah yang banyak menyebar lewat media sosial ini, menurut dia, telah membahayakan kerukunan masyarakat, terutama dalam hal toleransi beragama.

Oleh karena itu, Ganjar meminta peran tokoh masyarakat maupun ulama, untuk membimbing warganya. Paling utama adalah berpikir positif dalam menyikapi segala isu yang berkembang, termasuk SARA.

"Para pemimpin harus mengajak berpikir positif dan optimistis. Dengan seperti itu, optimisme berbangsa akan terus tumbuh di lubuk masyarakat. Kita yakin, semoga Negara kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini tetap ada sampai hari kiamat," ujar Ganjar soal perusakan nisan di Magelang.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Kasus Perusakan Nisan di Magelang

Sebelumnya, 21 nisan dan makam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Giriloyo, Mulyono di Magelang, Jawa Tengah dirusak oleh orang tak dikenal. Polisi telah mengantongi ciri-ciri pelaku perusakan tersebut. Polresta Magelang meminta masyarakat bersabar.

Kapolres Kota Magelang Ajun Komisaris Besar Kristanto Yoga Darmawan mengatakan, jajarannya masih mengumpulkan bukti-bukti pendukung untuk menangkap pelaku dan mengusut tuntas kasus perusakan nisan tersebut.

Dia pun meminta masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi berupa teks, video maupun foto dari media sosial. Sebab, informasi dari media sosial tersebut belum tentu benar.

"Kita minta masyarakat yang mendapatkan share informasi ini, setop di-share," ujar Kristanto kepada Liputan6.com, Kamis (3/1/2019).

Selain itu, dia meminta masyarakat tidak reaktif menanggapi kasus vandalisme tersebut. Dia menuturkan, kepolisian telah mengumpulkan pemangku kepentingan terkait masalah perusakan nisan dan makam itu.

"Kami berkomitmen saling menjaga kerukunan dan menahan diri. Tidak boleh kejadian ini mengganggu kerukunan yang sudah terjalin baik," kata Kristanto.

"Kalau kita yang di Magelang kota bisa berkomitmen, jangan yang di luar malah ribut. Malah kemarin duta besar Vatikan menghubungi saya dan saya sudah meminta pangestunipun (restu dan doa) untuk bisa mengungkap kasus ini," lanjut Kristanto.