Liputan6.com, Jakarta - Usai menyebabkan tsunami Selat Sunda pada 22 Desember 2018 lalu, kondisi Gunung Anak Krakatau terus dipantau. Gunung yang terletak di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, ini pun terus erupsi.
Bahkan, pada Sabtu, 5 Januari 2019, Gunung Anak Krakatau mengalami 24 kali kegempaan letusan, 4 kali kegempaan embusan, dan terjadi gempa tremor terus-menerus.
Zona waspada tsunami juga masih diterapkan pada radius 500 meter dari tepi pantai yang berada pada elevasi rendah atau elevasi kurang dari lima meter di atas permukaan laut. Hal tersebut menyusul perkembangan letusan Gunung Anak Krakatau.
Advertisement
"Masyarakat diminta tetap tenang dan waspada dalam beraktivitas di pantai atau pesisir Selat Sunda, dalam radius 500 meter dari tepi pantai yang berada pada elevasi rendah," kata Deputi Bidang Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Muhamad Sadly, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu, 5 Januari 2019.
Pemberlakuan tersebut berdasarkan informasi Badan Geologi terkait perkembangan letusan Gunung Anak Krakatau serta mempertimbangkan kondisi lereng atau tebing dasar laut ataupun kondisi potensi kegempaan di Selat Sunda. Demikian dilansir dari Antara.
Hingga Sabtu, 5 Januari 2019 Gunung Anak Krakatau masih berstatus Siaga atau Level III. Terjadi 24 kali letusan dan terpantau asap kawah berwarna putih, kelabu dan hitam dengan intensitas tebal dan tinggi 300 hingga 1.000 meter di atas puncak kawah.
Badan Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (BVMBG) Kementerian ESDM merekomendasikan agar masyarakat atau wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius lima kilometer dari kawah.
Terakhir, menurut Staf Kementerian ESDM, Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau, Windi Cahya Untung untuk periode pengamatan 6 Januari 2019, pukul 00.00 sampai dengan 24.00 WIB, Gunung Anak Krakatau mengalami kegempaan letusan sebanyak 46 kali, amplitudo 15-30 mm, durasi 35-105 detik.
Berikut dua kondisi terakhir Gunung Anak Krakatau yang dihimpun Liputan6.com:
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
1. Aktivitas Vulkanik Gunung Anak Krakatau
Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kasbani menjelaskan, telah dikirimkan melalui surat elektronik (e-mail) volcano observatory notice for aviation (VONA), aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau, Lampung, terus meningkat dengan kode warna orange.
Terbit tanggal 5 Januari 2019 pukul 11.20 WIB, terkait erupsi yang berlangsung menerus dan kolom abu dengan ketinggian sekitar 1610 meter di atas permukaan laut.
"Kolom abu Gunung Anak Krakatau bergerak ke arah Barat-Barat Daya," tutur Kasbani.
Â
Advertisement
2. Gempa Letusan 46 Kali
Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, mengalami sebanyak 46 kali kegempaan letusan sepanjang 12 jam pengamatan sejak Minggu, 6 Januari 2019 dini hari hingga tengah malam menjelang Senin (7/1/2019) dini hari.
Menurut Staf Kementerian ESDM, Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau, Windi Cahya Untung, untuk periode pengamatan 6 Januari 2019, pukul 00.00 sampai dengan 24.00 WIB, Gunung Anak Krakatau (GAK) mengalami kegempaan letusan sebanyak 46 kali, amplitudo 15-30 mm, durasi 35-105 detik.
Gunung Anak Krakatau juga mengalami kegempaan embusan sebanyak 37 kali, amplitudo 5-19 mm, durasi 30-120 detik, dan tremor menerus (microtremor) terekam dengan amplitudo 1-12 mm (dominan 5 mm).
Cuaca cerah dan berawan di wilayah Gunung Anak Krakatau. Angin bertiup lemah ke arah timur laut dan timur. Suhu udara 25-32 derajat Celsius dan kelembapan udara 66-83 persen.
Visual gunung jelas hingga kabut 0-III. Asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi 800-1.000 meter di atas puncak kawah. Tidak terdengar suara dentuman.
Berdasarkan data yang diambil dari Stasiun Sertung di Selat Sunda, Lampung Selatan itu, disimpulkan tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau Level III (Siaga), dan direkomendasikan masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 5 km dari kawah.
PVMBG menyampaikan pada periode pengamatan 5 Januari 2019 pukul 18.00 WIB sampai dengan 24.00 WIB, secara visual gunung kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Tidak terdengar suara dentuman.