Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri heran dengan banyaknya hoaks yang bertebaran pada saat ini. Hal tersebut disampaikan Megawati saat berbagi bercerita mengenai esensi perjuangannya, dalam membangun partai dan bangsa.
"Orang muda Indonesia harus punya mimpi. Tapi kenapa ya ada yang menyebarkan kebencian lalu hoaks," ucap Megawati di kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (7/1/2019).
Baca Juga
Megawati yang mengaku tak punya telepon genggam terkadang ingin membalas hoaks di media sosial menggunakan telepon cucunya. "Saya ingin jawab, pengecut kamu, pengecut kamu. Enggak berani berhadapan," tutur Megawati.
Advertisement
Dia menuturkan, ingat dengan pesan orangtuanya. Bahwa perbuatan dengan perkataan harus sejalan.
"Padahal saya diajari oleh orangtua saya. Apapun kamu berbuat satu kata dengan perbuatan. Karena dengan demikian, kita melihat kebesaran jiwa seseorang," kata Megawati.
Presiden kelima RI inipun heran kenapa hoaks tak bisa dihentikan. Padahal sudah masif. "Masa enggak bisa sih diberhentikan hoaks itu," tanya Megawati.
Dia mencontohkan, bagaimana hoaks terkait surat suara yang dicoblos dan menjadi ramai belakangan ini. "Kemarin kan kita ribut surat suara. Langsung itu hoaks. Ini kan bisa juga sebuah permainan, tapi itu hoaks," pungkas Megawati.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
HUT PDIP
Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, acara Bu Mega Bercerita tersebut, adalah tradisi PDIP sebelum merayakan HUT partai.
"Jadi hari ini sesuai tradisi PDI Perjuangan, ulang tahun PDI Perjuangan ke 46 dengan tema membangun persatuan Indonesia membumikan Pancasila, akan dilakukan dengan kegiatan bersama orang-orang muda. Dimana para pemuda-pemudi ini akan berdialog dengan Ibu Megawati Soekarnoputri. Ibu Mega akan bercerita Bagaimana seluruh pengalaman politik yang digerakkan dengan keyakinan politik untuk Indonesia," ucap Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Dia menegaskan, pendaftaran mengikuti Bu Mega Bercerita dibuka secara online. Hampir ada 200 pemuda-pemudi yang hadir.
"Kami melalui online pada mendaftar. Melalui Facebook, Instagram, Twitter. Bahkan kapasitasnya terbatas. Dan yang mendaftar tapi tidak mendapatkan tempat bisa melalui live streaming. Ini bagian dari proses pendidikan politik bagi generasi muda kita," ungkap Hasto.
Â
Advertisement