Sukses

Respons Antasari hingga Abraham Samad soal Bom Palsu di 2 Rumah Pimpinan KPK

Apa motif di balik aksi teror bom di dua kediaman pimpinan KPK? Lantas seperti apa respons dari Laode hingga Abraham Samad terkait aksi tersebut?

Liputan6.com, Jakarta - Meski rumah keduanya menjadi sasaran teror bom, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo dan wakilnya Laode M Syarif tetap bekerja seperti biasa.

"KPK tetap bekerja seperti biasa, baik pelaksanaan tugas penindakan maupun pencegahan. Pemeriksaan masih terus kami lakukan untuk berbagai kasus, saksi ataupun tersangka dan juga tugas-tugas pencegahan tetap dilakukan" kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah di gedung KPK Jakarta, Rabu (9/1/2019), dilansir Antara. 

Rabu dini hari tadi, sekitar pukul 05.30 WIB, kediaman keduanya dilempari bom oleh orang tak dikenal.

Di kediaman Agus ditemukan bom rakitan berjenis high explosive, sementara di kediaman Syarif ditemukan bom molotov.

Dinding bagian atas rumah Wakil Ketua KPK ini nampak menghitam dan mengalami kerusakan di beberapa bagian.

Apa motif di balik aksi teror bom tersebut? KPK masih menunggu hasil penyelidikan dari Polri.

Lantas seperti apa respons dari Laode hingga Abraham Samad?

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 4 halaman

Laode M Syarif

Buat Laode, aksi teror yang menimpa kediamannya sudah menjadi bagian dari pekerjaan untuk memberantas kasus korupsi yang terjadi di Indonesia.

"Nggak apa-apa biasa itu bagian dari pekerjaan, tadi polisi sudah melakukan olah TKP, jadi kita tunggu saja ya hasilnya," kata Laode saat tiba di rumahnya pukul 20.00 WIB, Rabu (9/1/2018).

Kejadian itu diketahui Laode saat adzan subuh lewat CCTV rumahnya.

Dalam kejadian ini, Dia mengaku telah mengetahui pelakunya. Namun, Laode memilih diam untuk membiarkan pihak Mabes Polri yang menjelaskan.

"(Udah lihat CCTV) Iya sudah. (Pelalunya ada berapa?) Udah lah tanyakan saja sama mabes polri ya hehe. (Siapa pelakunya?) Iya insyalallah ya," ucap Wakil Ketua KPK ini.

3 dari 4 halaman

Antasari Azhar

Sementara itu, mantan Ketua KPK Antasari Azhar mengaku heran kenapa KPK masih terus diserang. Namun, dia meyakini mau sampai kapan pun lembaga antirasuah tidak bisa diteror oleh siapa pun.

Kalaupun diteror, kata dia, KPK tidak akan pernah berhenti menindak kasus korupsi di Indonesia.

"Saya yakin KPK diteror pun tidak akan berhenti. Dulu waktu saya masuk (penjara), saya katakan, 'Kalaupun saya masuk hari ini, korupsi tak akan berhenti'. Jalan terus kan, makanya tidak akan bisa diteror. KPK tidak akan bisa diteror, percayalah," tegasnya.

Antasari menduga, teror bom yang dilakukan orang tak dikenal itu karena ada kasus yang akan segera diungkap.

4 dari 4 halaman

Abraham Samad

Lain halnya dengan Abraham Samad. Menurutnya, teror ini terjadi karena kasus penyiraman air keras yang menimpa penyidik senior KPK Novel Baswedan tidak terungkap.

"Dari dulu saya bilang kalau kasus penyiraman Novel Baswedan tidak diungkap, maka dampaknya itu akan menimpa pimpinan lain. Pimpinan lain bisa terkena juga," kata dia di RSCM, Rabu (9/1/2019).

Belum terungkapnya pelaku penyiraman Novel Baswedan, menurut Samad bisa membuat para pelaku leluasa mencari korban lain.

Dia pun turut menyesalkan kejadian tersebut. Menurutnya kejadian ini merupakan hal yang memalukan. "Ini kan memalukan," kata Samad di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, Rabu (9/1/2019).

Samad pun meminta kepada kepolisian untuk segera mengungkap pelaku teror yang menimpa dua pimpinan KPK.