Sukses

4 Keriuhan Perayaan Ulang Tahun ke-46 PDIP

Sejumlah menteri kabinet kerja, tokoh partai politik pendukung Jokowi-Ma'ruf, hingga tokoh nasional hadir pada perayaan ke-46 tahun PDIP.

Liputan6.com, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) merayakan ulang tahunnya yang ke-46. Perayaan diselenggarakan di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (10/1/2019).

Sejumlah menteri kabinet kerja, tokoh partai politik pendukung Jokowi-Ma'ruf, hingga tokoh nasional hadir. Adapula Presiden Joko Widodo, Wapres Jusuf Kalla, dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, serta jajarannya.

Para menteri hadir antara lain, Menko Polhukam Wiranto, Menhan Ryamizard Ryacudu, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menkes Nila Moeloek, Menkumham Yasonna Laoly, Menko PMK Puan Maharani, Wamen ESDM Archandra Tahar.

Sementara tokoh politik yang hadir adalah Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Erick Thohir, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum PKPI Diaz Hendropriyono, Ketum Perindo Hari Tanoe. Hadir pula Ketua DPR Bambang Soesatyo dan Ketua MPR Zulkifli Hasan.

Puluhan ribu kader juga hadir. Mereka kompak menggunakan baju kebesaran mereka, berwarna merah. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, tema yang diangkat adalah Persatuan Indonesia Bumikan Pancasila.

Berikut empat keriuhan saat perayaan ulang tahun ke-46 PDIP yang dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 5 halaman

1. JIExpo Memerah

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) merayakan ulang tahunnya yang ke-46. Perayaan diselenggarakan di JIExpo Kemayoran, Jakarta.

Pantuan Liputan6.com, Kamis (10/1/2019), puluhan ribu kader sudah hadir. Mereka kompak menggunakan baju kebesaran mereka, berwarna merah.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, tema yang diangkat adalah Persatuan Indonesia Bumikan Pancasila. Namun, ini bukan sekadar tema.

"Tidak sekadar tema HUT. Ini menjadi kekuatan pemersatu dan hadir sebagai Rumah Kebangsaan Indonesia Raya adalah jati diri partai. Hal ini juga sesuai nomor urut partai, nomor 3. Karena itulah mengapa prinsip kebangsaan, nasionalisme dan dedikasi bagi bangsa dan negara selalu hidup dan dibumikan dengan baik. Sebab, kami yakin bahwa ideologi Pancasila, gotong royong dan semangat kerakyatan itulah yang menjadi kunci eksistensi partai," ucap Hasto di lokasi perayaan HUT PDIP.

 

3 dari 5 halaman

2. Ketua MPR Disoraki

PDIP memperingati hari jadinya ke-46 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat. Ada peristiwa menarik kala Ketua Umum Megawati Soekarnoputri menaiki podium dan menyebut satu per satu tamu undangan yang hadir.

Satu per satu nama tamu undangan disebut, mulai dari Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Jusuf Kalla. Hadir pula cawapres Ma'ruf Amin yang disebut Mega sebagai calon wakil presiden mendatang.

Saat nama disebut, tepuk tangan meriah dari peserta dan tamu undangan PDIP. Namun, suasana berbeda kala Megawati menyebut Ketua MPR Zulkifli Hasan, tepuk tangan kalah riuh dengan sorakan para tamu undangan.

Selain itu, Mega pun menyebut Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan. Padahal hadir pula dalam kesempatan itu Menko Polhukam Wiranto, Menhan Ryamizard Ryacudu, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menkes Nila Moeloek, Menkumham Yasonna Laoly, Menko PMK Puan Maharani, dan Wamen ESDM Archandra Tahar.

Sementara tokoh politik yang hadir adalah Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Erick Thohir, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum PKPI Diaz Hendropriyono, Ketum Perindo Hari Tanoe. Hadir pula Ketua DPR Bambang Soesatyo dan Ketua MPR Zulkifli Hasan.

Hadir pula tokoh senior PDIP, yang menjadi penasehat capres Prabowo Subianto, Kwik Kian Gie. Kehadirannya ternyata mendapat sambutan kurang baik. Saat namanya disebut, Kwik disoraki kader banteng di lokasi.

 

4 dari 5 halaman

3. Megawati Terisak

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri, sempat terisak dan menitikkan air mata, saat menceritakan sejarah perubahan nama partainya. Hal ini disampaikan saat menyampaikan pidato dalam rangka HUT PDIP ke-56.

Presiden kelima RI ini, memutar memorinya saat PDIP masih bernama PDI terkait kejadian di Pemilu 1997. Di mana jelang hari pencoblosan, dia didatangi oleh perwakilan pemerintahan.

"Kembali ke dalam ingatan yang lama, kenapa dari PDI menjadi PDI Perjuangan. Kami waktu itu tahun 97, waktu itu ada Pemilu, saya tidak lupa, beberapa hari pencoblosan saya didatangi beberapa orang dari pemerintah, yang mengatakan kepada saya hak saya untuk dipilih itu ditiadakan. Tapi saya diizinkan untuk memilih," ucap Megawati di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (11/1/2019).

Hal ini membuat dia merasa bingung. Meski demikian, Megawati tetap meminta para kader banteng untuk tetap mencoblos.

"Saya pikir waktu itu pada nurut. Saya sampai ditunggu untuk ke tempat coblos. Tapi mungkin sudah jalannya, persis saat (hari) mencoblos, keluarga saya di Blitar ada yang meninggal, dan saya pergi ke sana. Sampai saat penguburan saya tetap ditunggu, waktu itu bukan KPU tapi LPU, dan meminta menggunakan hak saya untuk mencoblos di Blitar. Tapi waktu itu saya mengatakan tidak mungkin, karena harus mengantarkan jenazah sampai pemakaman," cerita Megawati.

Dia mengaku sedih, pasalnya, kader-kader PDI tidak mau memilih. Sehingga suaranya turun drastis. Saat menceritakan ini, dia pun sempat terisak dan menitikkan air mata.

"Tapi bukan sedih, warga PDI bersorak-sorai. Setelah itu tentu saja, PDI suaranya dikatakan tidak bagus," cerita Megawati.

 

5 dari 5 halaman

4. Jokowi Sempat Berhenti Pidato

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mendadak menghentikan sambutannya sesaat setelah naik podium di acara HUT ke-46 PDIP.

Suara azan zuhur yang berkumandang dan terdengar di ruang penyelenggaraan JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (10/1/2019).

Jokowi tertunduk dan diam. Ruangan pun hening dan khidmat mendengarkan sayup azan yang terdengar di ruangan acara. Jokowi terdiam sekitar lima menit.

Setelah azan berkumandang, Jokowi kembali melanjutkan sambutannya. Para hadirin pun bertepuk tangan saat Jokowi melanjutkan sambutannya.