Sukses

Fakta Titi Wati, Penderita Obesitas yang Kini Siap Menjalani Operasi

Titi Wati mengalami obesitas sejak 2013.

Liputan6.com, Jakarta Awal tahun ini kita digegerkan oleh kabar wanita 37 tahun asal Palangka Raya, Kalimantan Tengah yang memiliki bobot 350 kilogram. Perempuan bernama Titi Wati ini sampai disebut perempuan terberat di Kalimantan Tengah. Berikut fakta-fakta yang berhasil dirangkum Liputan6.com, Senin (14/1/2019) seputar Titi Wati dan obesitas yang dialaminya.

Obesitas Sejak 2013

Saat ini Titi Wati berusia 37 tahun. Titi Wati mengalami obesitas sejak 2013. Dia mengaku dirinya sempat menjalani program diet untuk menurunkan berat badannya. Antara lain dengan mengonsumsi obat herbal. Cara itu diakuinya menunjukkan hasil karena berat badannya sempat berkurang. Saat itu, bobot Titi turun jadi 167 kilogram. Namun, beratnya kembali naik karena dia tak mampu membeli obat herbal yang harganya semakin mahal.

"Setelah tidak mampu membeli minuman herbal penurun berat badan itu, saya pun menjalani aktivitas saya seperti orang normal. Makan dan minum pun juga tidak terkontrol lagi, sehingga berat badan saya yang saat itu sempat 167 kilogram, kini menjadi 350 kilogram lebih," kata Titi.

2 dari 5 halaman

Pola makan yang salah

Titi mengaku sesungguhnya ia hanya mengonsumsi nasi dua kali sehari. Namun kebiasaan mengemil tiap hari yang tak terkontrol membuatnya harus mengalami obesitas. Titi gemar mengonsumsi camilan, gorengan, hingga es.

"Enggak ada makan apa-apa. Cuma itu tadi suka ngemil, segala minum es. Dulu dibilangin dokter tuh kelebihan hormon," ungkap ibu satu anak ini (14/1/2019), berat tubuhnya yang semakin membesar setiap hari membuat kakinya tak kuat lagi menopang tubuhnya. Akhirnya ia hanya dapat tengkurap di rumahnya sambil menonton tv atau karaoke. Pekerjaan rumah yang sehari-hari ia lakukan kini diambil alih anak perempuannya Herlina (19).

Wati mengaku tidak pernah melakukan pengobatan atau memeriksa kondisi kesehatannya ke dokter dan rumah sakit. Karena menurut sang suami, dirinya harus lebih banyak bersyukur atas apa yang suah diberikan Tuhan.

"Kata suami saya, ambil hikmahnya saja dan syukuri keadaan yang sudah diberikan Tuhan. Mau bagaimana lagi, kami berbuat kalau ini sudah nasib dari keluarga kami," ucap Wati menirukan perkataan suaminya Edi (52) yang bekerja sebagai pencari kayu hutan.

3 dari 5 halaman

Proses evakuasi ke rumah sakit

Pada Jumat (11/1/2019) Titi Wati akhirnya dievakuasi dari rumahnya di Jalan George Obos 25 ke Rumah Sakit Umum (RSUD) Dorrys Sylvanus Palangkaraya. Proses evakuasi pukul 08.00 WIB, puluhan petugas pemadam kebakaran tampak menjebol pintu dan jendela rumah Titi Wati yang terbuat dari kayu.

Penjebolan harus dilakukan karena akses jalan untuk mengevakuasi Titi tidak dapat melalui pintu utama, mengingat tubuh Titi Wati yang lebih besar dari luas pintu. Untuk memindahkan Titi, petugas membuat tandu khusus terbuat dari batang kayu dan papan. Bobotnya yang sangat besar membuat petugas tak mudah memindahkan Titi. Setidaknya dibutuhkan 20 orang petugas pemadam kebakaran dan dinas sosial untuk mengangkat Titi Wati dari dalam rumah menuju mobil yang berjarak sekitar 10 meter.

Kepada wartawan yang mewancarainya sebelum dilakukan evakuasi, Titi Wati mengaku bersyukur dan berterima kasih sehingga akhirnya ia bisa mendapatkan penanganan dari pemerintah.

"Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan pemerintah dan saya siap lahir batin untuk menjalani semuanya," ujar Titi.

4 dari 5 halaman

Berat sebenarnya 220 kg

Menurut kabar yang beredar, semula diperkirakan Titi memiliki berat badan 350 kilogram, ternyata setelah dilakukan penimbangan oleh pihak rumah sakit setempat beratnya hanya 220 kilogram. Perempuan satu anak ini menjalani pemeriksaan pada Jumat (11/1/2019) di ruang Instalasi Radiologi yang ada di rumah sakit. Selain melakukan penimbangan, tim dokter juga melakukan uji spidometri untuk melihat kapasitas jantung, torax foto, dan USG.

"Semua proses pemeriksaan pada hari ini sangat berjalan baik, termasuk melakukan penimbangan dengan melepas tandu dan lain sebagainya, setelah kami timbang berat ibu Titi 220 kilogram," terang Theodorus Sapta Atmadja selaku Wakil Direktur RSUD dr Doris Sylvanus dikutip dari merdeka.com (14/1/2019)

5 dari 5 halaman

Akan ditangani oleh 16 Dokter

Sebanyak 16 dokter dari berbagai ilmu kesehatan yang berasal dari Provinsi Kalimantan Tengah dan Bali, rencananya akan dikerahkan untuk menangani Titi Wati.

"Dari 16 dokter yang dilibatkan nantinya, enam orang dari Kota Bali, sedangkan sisanya dari RSUD dr Doris Sylvanus. Tim untuk mengoperasi telah dibentuk," kata Wakil Direktur RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya, Theodorus Sapta Atmadja dikutip dari merdeka.com (14/1/2019).

Theo menjelaskan, setelah menjalani proses pemeriksaaan awal, tidak menutup kemungkinan dalam waktu dekat ini Titi akan segera menjalani proses operasi. Untuk kondisi Titi sendiri, sampai saat ini terus membaik bahkan semangat dia untuk menjalani proses operasi juga ada dan merasa tidak takut. Tim dokter yang Titi tersebut adalah dokter-dokter yang memiliki keahlian dari berbagai bidang. Hal tersebut guna mengantisipasi terjadinya komplikasi dan hal-hal yang tidak diinginkan oleh Titi Wati.

Reporter: Anugerah Ayu Sendari