Liputan6.com, Jakarta - Jumlah kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora bertambah empat orang di tengah pengejaran aparat. Total kekuatan kelompok teroris Poso saat ini menjadi 14 orang.
"Ada empat orang yang kembali ditetapkan sebagai DPO (buronan) bergabung dengan kelompok Ali Kalora, jadi totalnya ada 14 orang," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, Jakarta, Senin (14/1/2019).
Baca Juga
Empat simpatisan itu diketahui berasal dari wilayah Banten. Namun polisi tidak menjelaskan bagaimana empat orang tersebut menyusup ke pegunungan tempat kelompok Ali Kalora bersembunyi.
Advertisement
Satgas Tinombala juga mempertebal kekuatan untuk memburu kelompok teroris tersebut. Hanya saja tidak disebutkan berapa jumlah personel yang dikirimkan untuk menambah kekuatan pasukan di Sulaweri Tengah.
"Sudah ada penambahan dari Jakarta untuk TNI dan Polri dalam rangka penguatan satuan wilayah dan dalam rangka mengoptimalkan dan efektifkan kinerja satgas. Selain dukungan sarpras (sarana prasarana) penunjang pengejaran kelompok tersebut," ucap Dedi.
Aparat juga berkoordinasi dengan masyarakat setempat dalam mengejar kelompok teroris pimpinan Ali Kalora itu. Aparat bahkan telah menyebar pamflet dari udara yang berisi ultimatum terhadap Ali Kalora cs agar menyerahkan diri sebelum 21 Januari 2019.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Mutilasi Warga
Ali Kalora cs menjadi sorotan publik setelah aksinya membunuh dan memutilasi warga di Desa Salubanga, Sausu, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah pada Senin 31 Desember 2019. Diduga aksi tersebut untuk mengundang aparat kepolisian mendatangi lokasi.
Esoknya, mereka menembaki petugas kepolisian yang tengah olah TKP dan mengevakuasi jasad korban mutilasi. Dua anggota mengalami luka tembak akibat peristiwa tersebut.
Kontak tembak antara petugas dan kelompok teroris sempat berlangsung sekitar 30 menit. Mereka kemudian melarikan diri ke wilayah pegunungan di perbatasan Kabupaten Parigi Moutong dan Poso. Hingga saat ini, pengejaran terhadap mantan anak buah Santoso alias Abu Wardah itu terus berlanjut.
Advertisement