Sukses

Fakta soal MRT Jakarta yang Akan Uji Jalan 26 Februari 2019

Untuk rute Lebak Bulus-Bundaran HI dapat ditempuh dalam waktu 30 menit.

Liputan6.com, Jakarta Pada tanggal 26 Februari 2019 mendatang, masyarakat sudah mulai bisa mencoba transportasi baru yang hadir di Jakarta. Transportasi Mass Rapid Transit atau kerap disebut MRT akan mulai melakukan masa uji publik.

Selama masa uji coba tersebut, masyarakat yang akan menggunakan MRT tidak akan dipungut biaya sama sekali alias gratis.

Moda transportasi yang diperkenalkan dengan nama Ratangga ini ditargetkan akan diuji coba pada akhir Februari 2019. Corporate Secretary PT MRT Jakarta Muhammad Kamaluddin mengatakan, pada 26 Februari, akan dilaksanakan rangkaian uji coba.

Setelah itu, masyarakat umum mulai diperbolehkan untuk mencoba transportasi massal ini.

"Setelah tanggal 26 Februari. (Di 26 Februari) Itu kita ada emergency drill dulu, latihan," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Kamis (‎17/1/2019).

Meski telah dibuka secara publik dan gratis, jumlah MRT yang disediakan masih dibatasi. Muhammad Kamaluddin menambahkan bahwa, MRT masih dibatasi karena belum launching secara resmi sampai nanti tanggal resminya.

"Nanti prosedurnya masih kita susun, dan batas (jumlah masyarakat) masih kita tentuin, kemudian aksesnya dari stasiun mana dulu. Karena sequence kan kita buka. Ini belum langsung serempak 13 stasiun langsung full pelayanan, kan masih belum bayar, masih gratis, makanya kita atur dulu," tandas dia.

2 dari 7 halaman

Dari Lebak Bulus- Bundaran HI hanya 30 Menit Hingga Memakai Persinyalan Canggih di Dunia

Untuk rute Lebak Bulus-Bundaran HI yang dikenal kawasan macet biasanya bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi saat jam sibuk membutuhkan waktu satu setengah jam. Dengan menggunakan MRT rute Lebak Bulus-Bundaran HI dapat ditempuh dalam waktu 30 menit.

MRT fase I rute Lebak Bulus-Bundaran HI juga akan menggunakan sistem persinyalan-telekomunikasi menggunakan CBTC atau Communications-based Train Control.

CBTC merupakan salah satu sistem tercanggih di dunia saat ini. Sistem CBTC pada MRT Jakarta adalah yang pertama di Indonesia.

Menggunakan standar STRASYA atau Standard Urban Railway System for Asia. Kereta tersebut juga menggunakan sistem Automatic Train Protection dan Automatic Train Operation. Artinya, kereta mampu beroperasi secara otomatis.

3 dari 7 halaman

Pembangunan MRT Hampir Rampung

Dengan rute operasi yang memiliki rute sepanjang 15.7 kilometer dengan 13 stasiun, MRT diharapkan menjadi jawaban masyarakat Jakarta terkait permasalahan kemacetan.

Dengan progress pembangunan ini, Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandara, meyakini MRT Jakarta ini sudah dalam mulai beroperasi secara komersial pada akhir Maret 2019.

"Jadi ini (progres proyek) on track, untuk memastikan pengerjaan-pengerjaan ke depan berjalan lancar. Kita punya 218 hari menuju 1 Maret (2019)," ucap dia.

4 dari 7 halaman

Rencana Pembangunan MRT Jakarta Sempat Diubah Presiden

Rencana selesai pembangunan MRT pada awalnya telah disepakati akan rampung pada awal tahun 2019 ini, namun Presiden mengubahnya.

Pembangunan tahap I dimajukan agar selesai pada tahun 2018 untuk menyambut Penyelenggaraan Asian Games oleh Presiden. Rencana awal pembangunan MRT menginginkan tahap II akan dimulai tahun 2020 dan tahap III ditargetkan dimulai tahun 2024.

Presiden mengarahkan bahwa penyelesaisan MRT ini harus disegerakan sehingga Jokowi menghimbau agar tahap II sudah dimulai Oktober 2018 dan tahap III dimulai tahun 2019.

5 dari 7 halaman

Perdebatan Bentuk dan Desain MRT Jakarta

Kereta yang akan beroperasi uji coba publik pada akhir Februari 2019 mendatang diproduksi oleh perusahaan Nippon Sharyo, Ltd. Di Jepang. Kualitas kereta ini terbuat dari bahan stainless steel atau baja anti karat hingga usia 40 tahun mendatang.

Produksi dari Jepang yang akan digunakan di Jakarta ini mendapatkan komentar dari Sumarsono selaku Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta yang ia sebut mirip kepala jangkrik.

Ia menginginkan untuk desain MRT terlihat lebih sporty. Namun hal itu direspon oleh Ahok yang masa itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, akan menambah biaya produksi dan kemunduran waktu lagi.

Pun begitu, Sumarsono masih bersikeras untuk mengubah desain MRT kepala jangkrik tersebut untuk dikirim kembali Ke Jepang.

6 dari 7 halaman

Mengurangi CO dan Meningkatkan Perekonomian

Adanya MRT diharapkan untuk mengurangi permasalahan yang selalu dihadapi oleh Ibukota yaitu kemacetan. Jika para pengguna kenderaan pribadi akan beralih menggunakan MRT maka diperkirakan akan mengurangi tingkat gas CO di udara Jakarta.

Selain itu akan berdampak ke hal lain seperti kesehatan penduduk Jakarta yang lebih baik karena tidak terkena polusi.

Dengan mulai beroperasinya MRT tentu saja stasiun-stasiun baru yang akan menjadi tempat pemberhentian membutuhkan tenaga baru. Ini adalah kesempatan untuk membuka lapangan kerja dari berbagai posisi. Jumlahnya bisa ratusan lapangan pekerjaan.

Biaya transportasi juga akan berkurang karena masyarakat akan menggunakan MRT yang akan gratis selama masa uji coba public.

7 dari 7 halaman

Perkiraan Tarif MRT Jakarta

Tarif MRT saat telah dirilis secara resmi masih dalam diskusi oleh pemerintah. Dari pihak MRT sendiri mengusulkan tarif yang dipatok sekitar Rp 3000 sampai Rp12.000, dengan Rp 8500 untuk setiap 10 kilometer.

"Kami mencoba untuk berbicara dengan pemerintah supaya membiarkan kami mengenakan tarif yang memungkinkan kami untuk beroperasi dengan cara komersial, tetapi tidak terlalu memberatkan penumpang. Jika tarifnya terlalu rendah, akan sulit bagi kami untuk menaikannya di masa depan," kata William selaku Direktur Utama PT MRT Jakarta.

Reporter: Loudia Mahartika