Di Persidangan, Eni Saragih Akui Kembalikan Rp 3 Miliar ke KPK

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Wakil Ketua Komisi VII DPR, Eni Maulani Saragih mengaku telah mengembalikan Rp 3 miliar dan SGD 10 ribu ke Komisi Pemberantasan Korupsi. Uang itu diduga berasal dari gratifikasi dan suap.

"Jadi total Rp 3,050 miliar dan SGD 10 ribu," ujar jaksa kepada Eni Saragih di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Selasa (22/1/2019).

Jaksa merinci pengembalian pertama oleh Eni berjumlah Rp 500 juta, selanjutnya Rp 1.250 miliar, dan Rp 1.300 miliar. Terakhir, Eni mengembalikan SGD 10 ribu.

Di hadapan hakim, Eni pun mengakui telah mengembalikan uang tersebut.

Eni Maulani Saragih didakwa menerima suap Rp 4,750 miliar dari Johannes Budisutrisno Kotjo terkait proyek pembangunan PLTU Riau-1.

Peruntukan uang yang diterima Eni adalah munaslub Golkar Rp 2 miliar, biaya pilkada suami Eni di Kabupaten Temanggung Rp 2 miliar, Rp 200 juta dan Rp 500 juta kepentingan pribadi.

Atas perbuatannya ia didakwa melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 11 undang-undang nomor 31 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi Jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 Jo Pasal 64 ayat 1 KUHP.

Eni Saragih juga didakwa menerima gratifikasi Rp 5,6 miliar dan SGD 40 ribu sejak menjabat sebagai anggota DPR periode 2014-2019. Penerimaan gratifikasi tersebut diperuntukan biaya pencalonan M Al Khadziq, suami Eni, sebagai calon Bupati Temanggung.

Gratifikasi pertama bulan Mei 2018 dari Prihadi Santoso sebagai Direktur PT Smelting sebesar Rp 500 juta. Pemberian gratifikasi secara bertahap.