Liputan6.com, Jakarta - Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat menceritakan pertemuannya dengan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Dalam perjumpaan Minggu 20 Januari 2019, Djarot melihat Ahok tampak lebih segar jelang kebebasannya.
"Beliau sudah siap. Lebih segar. Terlihat lebih kekar badannya. Lebih muda," kata Djarot kepada Liputan6.com, Rabu (23/1/2019).
Ahok akan menghirup udara bebas pada 24 Januari 2019. Dia telah merampungkan dua tahun hukuman di penjara Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Mantan Bupati Belitung Timur ini mendapat total remisi 3 bulan 15 hari.
Advertisement
Djarot mengungkapkan, usai bebas, Ahok bersama keluarga akan melancong ke sejumlah tempat. Untuk menikmati hidup.Â
Mantan Wagub DKI Jakarta di masa kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama itu yakin, Ahok dipastikan akan kembali terjun ke dunia politik yang telah membesarkan namanya.
"Kalau nanti masuk politik, beliau pilih PDIP. Itu pasti," ucap Djarot di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Rabu (23/1/2019).
Terkait kemungkinan Ahok merapat ke PDIP, pengamat politik dari Habibie Center Bawono Kumoro menilai bisa saja itu terjadi. Sebab dari rekam jejaknya, partai-partai di mana Ahok pernah bernaung memang berhaluan nasionalis.
Dalam karier politiknya, tercatat, Ahok pernah bernaung di Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB), Partai Golkar, dan Partai Gerindra.
"Kalau dilihat Pak Ahok cocok dengan partai yang katakanlah nasionalis, track record-nya masuk ke partai-partai nasionalis, " ujar Bawono kepada Liputan6.com, Rabu (23/1/2019).
Â
Namun ia meyakini Ahok tak langsung mengambil keputusan itu kendati tawaran masuk ke dunia politik kerap menghampirinya. Saat ini, PDIP dan PSI mengaku siap menerima jika Ahok bergabung.
"Saya kira perlu waktu satu atau dua tahun ke depan untuk masuk ke dunia politik. Sebab kesan 'tak baik' tentang Ahok di masyarakat masih menempel," kata Bawono.
Dia menuturkan, Ahok dapat mengisi kegiatan positif usai menghirup udara bebas. Aktivitas tersebut sifatnya bebas.
"Bisa mengisi acara-acara seminar. Ataupun kalau jadi pejabat, di tempat yang bersifat penunjukan langsung. Misalnya Ketua Umum PSSI," ujar Bawono.
Saran serupa disampaikan Prasetyo Edi Marsudi. Ketua DPRD DKI Jakarta ini berharap Ahok dapat memilih karier lain saat bebas.
"Saya pesan kepada Pak Ahok setelah keluar besok ini, mudah-mudahan dia memiliki satu karier yang lain," ujar Prasetyo di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu 22 Januari 2019.
Namun, Prasetyo tak menjelaskan lebih detail maksud dari memilih karier lain untuk Ahok. Yang jelas, kata Prasetyo, setelah bebas Ahok akan memiliki banyak kesibukan.
"Kemarin ini saya bicara dengan Beliau, mau diundang seminar sana, seminar sini dan mudah-mudahan ya dia sudah menjalankan hukumannya. Kita menghargai," kata dia.
Panggil Saya BTP...
Ahok menyampaikan terima kasih atas dukungan semua pihak selama di penjara. Baginya, pemberian dari Ahokers --sebutan pendukung Ahok-- berupa makanan, buah-buahan, pakaian, dan buku merupakan pengalaman pertama dalam hidupnya.
Perasaan itu ia tuangkan dalam surat yang diunggah timnya di akun Twitter @basuki_btp, Kamis 17 Januari 2019.
"Saya merasa begitu dikasihi. Dan kasih yang saudara-saudara berikan kepada saya lebih baik daripada emas dan perak maupun dibandingkan kekayaan yang besar," tulis Ahok.
Selain itu, Ahok juga mengaku telah mendengar akan ada penyambutan banyak pihak saat ia bebas. Namun rencana itu hendaknya diurungkan karena mengganggu ketertiban umum.
Ahok juga merasa bersyukur dirinya masuk penjara dan tidak terpilih kembali menjadi Gubernur DKI Jakarta. Karena menurutnya, dia justru banyak belajar menguasai dirinya, bukan hanya Balai Kota saja.
"Saya bersyukur diizinkan tidak terpilih di Pilkada DKI 2017. Jika saya terpilih lagi di Pilkada tersebut, saya hanyalah seorang laki-laki yang menguasai balaikota saja, tetapi saya di sini belajar menguasai diri seumur hidup saya," ujar Ahok.
Ia pun mengaku jika harus memilih, tahanan Mako Brimob jadi tempat yang tepat bagi dirinya untuk belajar menguasai diri seumur hidup. "Jika terpilih lagi (dalam Pilkada DKI), aku akan semakin arogan dan kasar dan semakin menyakiti hati banyak orang," ujar Ahok.
Dalam suratnya itu, Ahok juga menyampaikan permohonan kepada semua atas tutur kata, sikap, perbuatan yang disengaja maupun tidak sengaja menyakiti hati dan perasaan.
"Saya mohon maaf dan saya keluar dari sini dengan harapan panggil saya BTP bukan Ahok," ujar Ahok.
Perubahan panggilan dari Ahok menjadi BTP dinilai Pengamat Komunikasi Politik Emrus Sihombing sebagai titik awal mengubah penilaian masyarakat. Dengan perubahan itu, Ahok akan memiliki branding baru.Â
"Yang pasti dengan perubahan itu terjadi, dia mengubah branding selama ini. Dia akan menata ke depan yang bisa merangkul semua golongan,"Â Emrus saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (23/1/2019).
Â
Dia menjelaskan, hasil transformasi akan tergantung dari sikap Ahok ke depan. Kesan positif bakal melekat pada sosoknya jika ia dapat menata perubahan itu dengan lebih baik.
"Perubahan itu akan bagus kalau dia menata ke depan dengan perkataan, sikap, yang benar-benar orang yang bijaksana, terbuka, dan jujur, dan ramah, dan persuasi," ujar Emrus.
Transformasi perjalanan hidup Ahok juga diungkapkan Djarot Saiful Hidayat. Pria yang pernah menjadi wakilnya saat memimpin Jakarta ini mengungkapkan, Ahok kini lebih bersikap legawa.
"Yang dulunya dia sangat aktif, dikurung selama kurang lebih 2 tahun ya. Sudah 21 bulan lebih dan tidak neko-neko, tidak pernah keluar ke mana-mana. Bahkan, nginjak aspal pun dia belum pernah," kata Djarot di kawasan Kemang, Rabu (23/1/2019).
Untuk mengisi kesibukan, ujar Djarot, Ahok melakukan banyak sekali kegiatan. Dari berolahraga, membaca hingga menulis buku.
Selain itu, Ahok bersama tahanan lain membuat band bernama BTP alias Band Teman Penjara. Ahok bahkan didapuk sebagai vokalis.
"Memang jelek. Justru itu daya tariknya, he he," kata Djarot.
Banyaknya olahraga membuat tubuh Ahok lebih segar dan kuat. Djarot menyebut bila dulu Ahok dikenal sedikit chubby, kini Ahok adalah pria berotot.
Sementara terkait statusnya, Ahok disebut akan mengakhiri kesendiriannya pada 15 Januari 2019. Dia akan mempersunting sang kekasih Bripda Puput Nasti Devi usai bebas nanti.
"Tanggal 15 Februari nikahnya, nanti saya saksi juga," kata Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi saat dihubungi, Jakarta, Jumat 18 Januari 2019.
Paman Bripda Puput, Sunarbowo mengaku, kerabat di kampung merasa senang dan setuju apabila keduanya benar-benar menikah.
"Bagi kami di sini, asalkan Puput suka dan bahagia dengan Ahok, maka kami juga akan mendukungnya," tutur Sunarbowo di kediamannya di Kelurahan Ploso Kecamatan Nganjuk Kabupaten Nganjuk, Senin 21 Januari 2019.
Namun kabar itu masih simpang siur. Pihak keluarga Ahok mengaku belum mengetahui soal rencana tersebut.
"Terus terang aneh juga kok kita keluarga kok enggak tahu ya ada acara kawinan tanggal 15/2? Jadi kami tegaskan tidak ada acara atau kegiatan apa pun di keluarga kami pada tanggal 15/2," tulis adik Ahok, Fifi Lety Tjahaja Purnama pada sebuah foto di akun instagram miliknya, Sabtu 19 Januari 2019.
Advertisement
Misteri Kebebasan Ahok
Jam berapa Ahok akan keluar dari penjara Rutan Cipinang cabang Mako Brimob, Depok, masih misteri. Sohib karib maupun pihak Lapas enggan membeberkan detik-detik mantan gubernur DKI itu akan menghirup udara bebas.
"Itu nanti masih dirapatkan lagi mas. Saya belum tahu," ucap Mohammad Guntur Romli, teman dekat Ahok saat dihubungi Liputan6.com, Selasa 23 Januari 2019.
Sikap diam juga ditunjukkan Kalapas Klas I Cipinang, Andika Dwi Prasetya. Dia hanya menegaskan bahwa Ahok akan bebas 24 Januari, tanpa membeberkan teknis pembebasan itu kepada publik.
"Saya belum bisa memberikan informasi lebih luas dan lebih banyak tentang kebebasan beliau," kata Andika saat dihubungi Liputan6.com, Selasa 22 Januari 2019.
Menurut dia, ada beberapa pertimbangan dirinya merahasiakan informasi ini. Di antaranya faktor keamanan. "Kita nggak ada apa-apa selain untuk kondusivitas, keamanan, dan Jakarta yang damai. Kan gitu," ucap Andika.
Namun begitu, kabar Ahok akan mulai keluar dari Mako Brimob sedikit terkuak. Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengungkapkan pria kelahiran 52 tahun lalu itu akan bebas pada saat jam kerja.
"Prosedur administrasinya diselesaikan di Cipinang, nanti pembebasannya di Mako. Itu jam kerja. Ya tunggu-tunggu saja kalau mau lihat," kata Yasonna kepada wartawan di kantornya, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa 22 Januari 2019.
Dia pun meminta pembebasan Ahok tidak perlu dibesar-besarkan. Sebab keluarnya narapidana dari penjara yang sudah menjalankan masa hukuman merupakan hal yang lumrah.
"Saya mau janganlah dibesar-besarkan. Biasa saja orang keluar dari lapas, kok," ucap Yasonna.
Bebasnya Ahok dari penjara disambut suka cita. Tak hanya keluarga dan rekan, seorang anggota Pengurus Besar Nahdlaul Ulama (PBNU) KH Ahmad Ishomuddin juga dijadwalkan akan menyambut kepulangan Ahok.
Kehadiran Kiai Ishomuddin dikonfirmasikan oleh politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Mohamad Guntur Romli.
"Ya, saya mengajak Beliau untuk ikut. Insyalah Kiai Ishomuddin akan ikut menjemput Pak Ahok. Beliau ikut sebagai pribadi," ucap Guntur Romli.
Ishomuddin merupakan seorang ulama yang menjadi saksi ahli dari Ahok saat sidang kasus penistaan agama. Mantan Rais Syuriah PBNU ini pun sejak awal mengaku tahu akan risiko diriya akan menjadi polemik setelah memutuskan bersedia menjadi saksi ahli Ahok.
Karena statusnya sebagai saksi ahli itu, ia pun dikabarkan tercongkel dari kepengurusan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Â
Saksikan video pilihan berikut ini: