Liputan6.com, Gowa - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengunjungi lokasi banjir bandang dan longsor di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Untuk mengantisipasi bencana serupa terulang, JK menyetujui rencana pembangunan Bendungan Jenelata di Kabupaten Gowa.Â
"Ada beberapa rencana untuk mengantisipasi banjir dan salah satunya pembangunan Jenelata di Gowa," ujar Wakil Presiden Jusuf Kalla di Gowa, Minggu (27/1/2019).
Ia mengatakan, pembangunan Bendungan Jenelata adalah bagian dari rencana pemerintah untuk mengurangi dampak banjir dan longsor, serta melakukan kembali upaya perbaikan lahan konservasi. Pembangunan bendungan baru di Gowa sebagai langkah antisipasi mengurangi banjir saat terjadi curah hujan tinggi.
Advertisement
JK pun telah membicarakan dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). "Kita targetkan agar tahun ini sudah bisa di bangun bendungannya. Termasuk juga memperbaiki lahan hutan dan daerah aliran sungai (DAS) yang ada di Gowa," katanya.
Menurut dia, banjir bandang dan longsor yang terjadi di Kabupaten Gowa, pekan ini termasuk besar dampaknya karena selain merendam di sembilan kecamatan Gowa, juga berimbas ke kota Makassar. Karenanya, pembangunan bendungan baru dan perbaikan lahan konservasi hutan harus dipercepat dan dirinya sudah membahas pembangunan tersebut dengan Kementerian PUPR.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Diusulkan Sejak 2016
Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan mengatakan, memang sudah seharusnya pembangunan bendungan dilakukan sebagai cara untuk membendung aliran sungai Jenelata, bahkan dirinya mengaku telah mengusulkan pembangunan ini sejak 2016.
"Tanggal 22 kemarin memang curah hujannya sangat tinggi, saat terjadi banjir dan longsor, sehingga hasil pertemuan kita tadi ada jangka pendek yang akan diambil yaitu memang sudah sangat medesak untuk dibangunkan Bendungan Jenelata untuk bisa mereduksi banjir yang ada di daerah Gowa dan Makassar," ungkapnya, seperti dilansir Antara.
Adnan menjelaskan salah satu penyebab arus air yang begitu kuat dan cepat karena pada saat pembukaan pintu air Bendungan Bili-bili itu bertemu dengan arus kuat dari Jenelata, sehingga inilah salah satu yang mempengaruhi air begitu cepat naik kepermukaan.
"Banyak masyarakat yang bilang air tidak sampai lima menit sudah sampai dada orang dewasa, itu karena bertemunya arus kuat Jenelata ditambah dengan air dari bendungan saat dilakukan pembukaan pintu. Karena itu pembuatan Bendungan Jenelata sudah sangat mendesak dilakukan. Saya juga sudah mengusulkan 2016 lalu pemabangunan bendungan ini," jelas Adnan.
Selain pembangunan Bendungan Jenelata, akan dilakukan pula perbaikan hutan dan lahan-lahan konservasi untuk mencegah terjadinya longsor dalam jangka panjang. Menurut Adnan dirnya akan berkordinasi dengan pihak terkait agar tegas dalam mengambil sikap terhadap masyarakat yang melakukan pengaliham fungsi lahan.
"Kita duduk bersama di gubernuran, dan membahas lebih lanjut masalah ini, bahwa yang harus kita lakukan selain pembangunan Bendungan Jenelata tadi, kita juga harus melakukan perbaikan lahan salah satunya dengan reboisasi, serta masyarakat harus tegas dalam yang pengalihan fungsi lahan, agar tak terjadi lagi pengalihan dari lahan konservasi menjadi lahan perkebunan," ungkapnya.
Advertisement