Liputan6.com, Jakarta - Politikus senior Abdul Rahman Tolleng bin Tolleng atau yang akrab disapa Rahman Tolleng tutup usia, pada Selasa, 29 Januari 2019, pukul 05.25 di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta.
Pria kelahiran Sinjai, Sulawesi Selatan ini meninggal pada usia 81 tahun.
Kabar kepergiannya pertama kali diunggah oleh wartawan senior Goenawan Mohamad di akun media sosialnya.
Advertisement
"Rahman Tolleng, aktivis Gerakan Mahasiswa Sosialis (GMSos) sejak akhir tahun 1950-an meninggal pagi ini di Jakarta. Pejuang demokrasi yang konsisten, tanpa pamrih, berkali-kali gagal — tanpa putus asa. Sahabat yang tak selamanya," tulis Goenawan Mohamad di akun Twitternya.
Tak banyak orang yang tahu seperti apa kiprah pria kelahiran 5 Juli 1937 itu saat semasa hidupnya. Berikut tiga hal tentang sosok Rahman Tolleng yang dihimpun dari Liputan6.com:
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pribadi yang Teguh dalam Prinsip
Menteri Negara Lingkungan Hidup pada Kabinet Pembangunan VI, Sarwono Kusumaatmadja mengenang sosok Rahman Tolleng sebagai pribadi yang sangat teguh dalam prinsip.Â
Hal itu dirasakan Sarwono ketika bekerja di media cetak mingguan Mahasiswa Indonesia.
"Saya sempat bekerja di mingguan Mahasiswa Indonesia selama dua tahun sama bung Rahman sebagai wartawan. Kita juga masih sering ketemu bicara banyak hal. Dia pribadi yang kuat dan menyenangkan," ujarnya.
Tidak hanya memiliki pribadi yang kuat dan teguh, di matanya mantan pemimpin redaksi Suara Karya itu punya daya analisa dalam bidang politik yang tajam.
Advertisement
Kawan Curhat Politik
Ketajamannya dalam melihat situasi politik yang berkembang saat itu, membuat Rahman Tolleng merupakan kawan curhat yang baik.Â
"Bagi saya paling penting adalah dia bisa memberikan arah yang jelas dan tegas ketika orang menghadapi pilihan yang sulit, kita berpaling pada dia mencari arahan," ucap Sarwono.
Menjunjung Tinggi Nilai Luhur Seorang Pejuang
Rasa kehilangan juga dirasakan advokat senior Albert Hasibuan. Di matanya aktivis Gerakan Mahasiswa Sosialis Angkatan 66 itu merupakan sosok yang menjunjung tinggi nilai luhur sikap seorang pejuang dan tidak memiliki rasa dendam.
"Itu yang saya hormati, beliau tidak memiliki rasa dendam (kepada pihak-pihak yang menjebloskan ke penjara). Beliau itu konsisten memperjuangkan nilai-nilai luhur kebaikan dengan keyakinannya," kata dia.
Menurut dia, generasi muda saat ini bisa meneladani sosok A Rahman Tolleng yang teguh memperjuangkan nilai-nilai luhur seorang pejuang.
Albert pun mengenangnya sebagai sosok yang sangat dia kagumi.Â
"Saya menjadikan beliau seorang panutan. Orangnya sifatnya baik sekali dan mau mengajari serta dia itu memberikan pemikiran yang saat relevan bagi perjuangan kita saat itu," kata advokat senior ini usai melayat di rumah duka Jalan Cipedes Tengah, Kota Bandung.
Advertisement
Sosok Tauladan
Rahman dimakamkan pada Selasa, 29 Januari kemarin sekitar pukul 14.00 WIB. Politikus sekaligus aktivis ini dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cibarunai, Jalan Sarijadi, Kota Bandung.
Tampak hadir dalam acara tersebut Menteri Negara Lingkungan Hidup pada Kabinet Pembangunan VI, Sarwono Kusumaatmadja hingga Menteri Hukum dan Perundang-undangan di era Gus Dur, Marsillam Simanjuntak.
Marsillam mengenang keakraban bersama almarhum saat keduanya aktif sebagai aktivis. Menurutnya, Rahman Tolleng merupakan sosok tauladan bagi generasi penerus bangsa.
"Sikapmu yang mementingkan kehormatan diri, martabat dan tidak pernah dilepaskan di dalam usaha mencapai tujuan itu akan selalu kami ingat dan akan selalu jadi ilham bagi teman-temanmu terutama kepada generasi yang lebih muda," kata Marsillam.
Dengan penuh ketegaran dia pun menyelipkan kata-kata perpisahan pada sahabatnya yang telah berkalang tanah.Â
"Saya atas nama kawan kawan Rahman Tolleng baik yang seusia, baik yang lebih muda usianya mau mengucapkan selamat jalan, bung," ujarnya.
"Selamat jalan, semoga kita bisa bertemu selalu di dalam ilham dan kenangan," sambung Marsillam.