Liputan6.com, Jakarta - Masa jabatan Presiden Jokowi dan wakil presiden Jusuf Kalla (JK) akan berakhir pada 20 Oktober 2019 mendatang. Duet kepemimpinan keduanya dalam menjalankan roda pemerintahan dinilai sejumlah pihak cukup kompak.
Dalam sebuah pertemuan, Jokowi bahkan sempat menyampaikan keinginannya untuk tetap bersama JK, bila dirinya dan KH Ma'ruf Amin, yang kembali maju sebagai calon presiden dan wakil presiden menang di Pilpres, April 2019 mendatang.
Baca Juga
Jokowi menilai sosok JK sebagai tokoh senior dengan pengalaman panjang, tidak hanya di bidang ekonomi tapi juga di bidang politik.
Advertisement
Pengalaman itu menjadi pertimbangan Jokowi untuk meminta JK tetap membantu meski kelak Kalla sudah tidak lagi menjabat wakil presiden.
"Pak Jusuf Kalla adalah senior saya. Beliau sangat senior, memiliki pengalaman sangat panjang, baik di bidang politik maupun di bidang ekonomi. Karena itu, tadi saya sampaikan mohon bantuan Pak JK untuk bisa terus mendampingi saya nantinya," tutur Jokowi saat bersilaturahmi ke kediaman JK di Jalan Jaji Bau, Kota Makassar, Sulsel, Sabtu, 22 Desember 2018.
Dalam sejumlah keputusan Jokowi yang menjadi polemik, JK pun kerap pasang badan, khususnya keputusan dalam bidang ekonomi. Salah satu yang dibela JK yaitu terkait polemik hutang Indonesia di bawah pemerintahan saat ini yang telah mencapai Rp 4.418 triliun.
Dalam wawancara khusus bersama dengan Liputan6.com, JK memaparkan sejumlah pembelaan menngenai polemik hutang negara di era Jokowi yang menjadi bahan "gorengan" di tahun politik.
Suami dari Mufidah Mi'ad Saad ini juga mengungkapkan rencana ke depan, usai tidak lagi menjabat sebagai wakil presiden. JK pun sempat menceritakan kedekatannya bersama keluarga, baik sebagai seorang ayah dan kakek bagi cucu-cucunya.
Simak Wawancara Khusus bersama Jusuf Kalla di bawah ini: