Sukses

Temui Wapres JK, Sekretaris Utama BKKBN Lapor Perkembangan Kampung KB

BKKBN berharap, dengan adanya Kampung KB, masyarakat bisa mengakses semua informasi tentang pentingnya KB.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menerima Sekretaris Utama Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Nofrijal di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat. BKKBN melaporkan beberapa hal, salah satunya Kampung KB atau Keluarga Berencana.

"Makanya kami juga melaporkan perkembangan Kampung KB. Karena Kampung KB adalah salah satu solusi untuk mengintervensi daerah-daerah yang minus, yaitu daerah desa tertinggal, perdesaan, kepulauan," kata Nofrijal usai bertemu Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Jumat (1/2/2019).

Dia berharap, dengan adanya Kampung KB, masyarakat bisa mengakses semua informasi tentang pentingnya KB. Nofrijal mengatakan, pihaknya sudah membuka hampir 13 ribu Kampung KB.

"Mungkin target baru desa-desa stunting atau desa yang angka stunting relatif tinggi. Kita targetkan terbentuk Kampung KB. Jadi tidak ada lagi Kampung KB yang kita tingkatkan lebih besar. Karena kita hanya kasus per kasus, karena sudah cukup banyak Kampung KB sudah 13 ribu," kata Nofrijal.

Tidak hanya itu, pihaknya juga mengundang Wapres JK untuk membuka rakernas dan simposium nasional hasil penelitian. Pihaknya juga akan mengundang beberapa pihak lain.

"Kita meminta kesediaan Pak Wapres untuk membuka rakernas, yang juga sekaligus kita gabungkan dengan simposium nasional hasil-hasil penelitian," kata Nofrijal.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Konsep Baru Kontrasepsi

Plh Deputi Bidang ADPIN Rizal Damanik mengatakan, simposium nasional bertujuan untuk mensosialisasikan BKKBN. Pihaknya juga akan membahas mengenai konsep baru pada kontrasepsi.

"Misalnya menggunakan vaksin kontrasepsi. mudah mudahan nanti ini sebagai upaya peningkatan kapasitas dari peneliti-peneliti BKKBN yang dapat pencerahan dari perguruan tinggi dan lembaga penelitian," kata Rizal Damanik.

Dia menjelaskan, vaksin kontrasepsi tersebut adalah produk baru yang akan dikaji oleh para peneliti. Saat ini masih terbatas dan hanya digunakan untuk vaksin hewan.

"Tetapi di masa depan yang tidak jauh ini perlu kita antisipasi. Kalau saat ini kita masih berbicara soal implan, suntik, pil, dan ini ternyata di ranah ilmu pengetahuan ada ini vaksin. Ini akan kita coba lihat untuk pencerahan para peneliti kita," kata Rizal.

 

 

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka.com