Liputan6.com, Semarang - Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi menjawab pernyataan banyak pihak yang mengkritik pembangunan infrastruktur. Dia menyebut yang mengkritik seolah-olah menilai pemerintah memberi makan masyarakat miskin dengan semen, tol dan aspal yang tidak memiliki dampak kesejahteraan bagi mereka.
"Silakan ada orang ngomong kepada saya, pak kita gak mau makan jalan tol. Ya kalau enggak ngerti teori ekonomi makro sulit saya menjelaskan," ungkap Jokowi di hadapan para pengusaha muda di di MG Setos Hotel, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 2 Februari 2019.
"Atau kalau memang benci dan enggak senang, dijelaskan kayak apa ya enggak nyambung," tambah Jokowi.
Advertisement
Dia pun menceritakan selama menjadi Presiden, proyek itu dikerjakan dengan melaui tahapan proses. Tidak mungkin dikerjakan sendiri. Perlu tahapan yang dilalui. Selama 4 tahun, 80 persen kabupaten dan kota telah dilalui.
"Tidak mungkin kita ada anggaran yang tidak banyak kemudian kita acer-acer, semua dikerjakan akhirnya apa? Enggak jadi barang apa-apa. Sehingga saya putuskan kita konsentrasi saja di satu saja, yaitu infrastruktur baik itu jalan, pembangkit listrik, jalur kereta api, jalan tol, pelabuhan, airport. Udah konsentrasi di sini," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan semua dikontrol dengan baik. Dan hingga saat ini terlihat. Walaupun dahulu sudah menargetkan bertahun-tahun tapi tidak mendapatkan hasil.
"Hasilnya apa? Baunya aja enggak keliatan. Sehingga mesti ada tahapan besar. Karena negara kita negara besar, bapak ibu saudara sekalian. Jadi jangan dibandingkan negara kita yang sudah masuk G20 dimasukkan dengan negara Haiti. Ya kan?" ungkap Jokowi.
"Negara Haiti Hyaah gimana kalau ekonomi atau orang yang ngerti ekonomi makro, ngomong ya senyum-senyum membandingkan bukan apple to apple seperti itu," lanjut Jokowi.
Alasan Konsentrasi ke Infrastruktur
Sehingga kata dia, pemerintahannya berkonsentrasi pada infrastruktur. Jika sudah berjalan baik, semua orang bisa mempergunakannya.
Seperti jalan tol. Saat 1978 memulai pembangunan jalan tol pertama yaitu tol Jagorawi, panjangnya kurang lebih 50 kilometer. Dengan pembangunan tol pertama itu, negara lain melihat jalan tol tersebut.
"Malaysia lihat jalan tol apa sih, manajemennya seperti apa, konstruksinya seperti apa, kelolanya seperti apa. Pada nengok, Malaysia liat, Thailand liat, Vietnam liat, China liat, Filipina liat. Liat semuanya. Tapi setelah 40 tahun, sampai 2014, kita itu baru bangun 780 km," ungkap Jokowi.
Selama 40 tahun, Indonesia baru membangunan jalan tol sepanjang 780 kilometer. Tetapi sampai akhir 2018 sudah 782 kilometer. Tetapi akhir tahun ini hitungan, Indonesia akan mendapatkan angka 1.854 km. Namun begitu itu dinilainya masih lambat.
"Meski sudah kerja pagi malam pagi, tiga shift," kata Jokowi.
Dia pun membandingkan dengan Tiongkok dalam kurun waktu 40 tahun sudah bangun 280 ribu kilometer. Sehingga pemerintah terus mempercepat tol trans Jawa, trans Sumatera, sehingga dapat memperbaiki kecepatan distribusi barang dan mobitas. Sebab itu, setelah rampung jalan tol, pemerintah akan masuk pada pembangunan sumber daya manusia yang besar.
"Itu tahapan jegret, tahapan jegret, memang harus sperti itu. Kalau semuanya dikerjakan, anggaran diecer-ancer, kembali lagi baunya enggak akan kelihatan. Percaya saya," ungkap Jokowi.
Reporter: Intan Umbari Prihatin
Sumber: Merdeka.com.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement