Liputan6.com, Yogyakarta: Sekitar 1.500 mubalig dan anak yatim se-Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar doa bersama untuk bangsa, Kamis (17/11) malam. Agar lebih mustajab, doa bersama yang diselenggarakan di Pagelaran Kraton Yogyakarta itu, dipimpin dua anak yatim.
Doa bersama yang dimotori Sultan Hamengkubuwono X itu, dilakukan sebagai wujud keprihatinan atas maraknya tindak kekerasan dan ancaman disintegrasi di beberapa daerah yang terus menerus mendera bangsa Indonesia. Meski melibatkan sejumlah ulama Nahdlatul Ulama, doa bersama itu murni kegiatan religius.
Menurut Sultan, kegiatan tersebut bertujuan menciptakan suasana nyaman dan aman menjelang tibanya bulan Ramadhan. Gubernur Yogyakarta itu berharap, para pemuka agama dapat membantu pemerintah menciptakan suasana damai melalui penyampaian kotbah yang menyejukkan umat.
Lain dari biasanya, doa bersama tersebut tidak dipimpin mubalig atau tokoh agama. Alasannya, menurut ajaran Islam, doa anak yatim dianggap bisa diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa. Agaknya hujan deras yang mengguyur Kota Budaya, tidak mengurangi niat ribuan umat muslim berdoa bersama. Bahkan, umat terlihat berduyun-duyun ke tempat doa sejak siang. Padahal, acara baru dimulai setelah salat Isya.(TNA/Wiwik Susilo dan Mardianto)
Doa bersama yang dimotori Sultan Hamengkubuwono X itu, dilakukan sebagai wujud keprihatinan atas maraknya tindak kekerasan dan ancaman disintegrasi di beberapa daerah yang terus menerus mendera bangsa Indonesia. Meski melibatkan sejumlah ulama Nahdlatul Ulama, doa bersama itu murni kegiatan religius.
Menurut Sultan, kegiatan tersebut bertujuan menciptakan suasana nyaman dan aman menjelang tibanya bulan Ramadhan. Gubernur Yogyakarta itu berharap, para pemuka agama dapat membantu pemerintah menciptakan suasana damai melalui penyampaian kotbah yang menyejukkan umat.
Lain dari biasanya, doa bersama tersebut tidak dipimpin mubalig atau tokoh agama. Alasannya, menurut ajaran Islam, doa anak yatim dianggap bisa diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa. Agaknya hujan deras yang mengguyur Kota Budaya, tidak mengurangi niat ribuan umat muslim berdoa bersama. Bahkan, umat terlihat berduyun-duyun ke tempat doa sejak siang. Padahal, acara baru dimulai setelah salat Isya.(TNA/Wiwik Susilo dan Mardianto)