Sukses

Tak Ingin Semena-mena, TNI Tetap Anggap KKB di Papua Sebagai WNI

TNI masih menganggap bahwa orang-orang yang berada di KKSB masih bagian dari warga Indonesia.

Jakarta - Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Sidriadi menerangkan, prajurit TNI di Papua, bersifat membantu operasi penegakan hukum Polri Dalam menjalankan tugasnya pun, TNI harus menahan diri menghadapi Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) atau Kelompok Kriminal Bersenjata.

Sekalipun belakangan, beberapa prajurit pertahanan negara itu gugur karena diserang.

"Jadi kita tidak semena-mena, karena ada yang mati apalagi tentaranya mati satu, sana (KKBS) harus mati 50, nggak sampai begitu juga," ujar Sidriadi di Balai Media TNI, Kramat Raya, Jakarta, Rabu 6 Februari 2019.

TNI masih menganggap bahwa orang-orang yang berada di KKSB masih bagian dari warga Indonesia. "Hanya mungkin karena kriminal, salah jalan. Sehingga kita menganggap mereka warga negara Indonesia, penangannya tetap menggunakan jalur hukum," tegas Sisriadi.

Sementara, TNI menduga KKSB mengincar penduduk sipil semata untuk mencari perhatian internasional.

"Sehingga mereka melakukan hal-hal yang seperti itu dan apa yang dilakukan TNI tetap berpijak pada ketentuan bahwa itu adalah operasi penegakan hukum," imbuhnya.

Sebelumnya, Kelompok kriminal bersenjata (KKB) kembali menyerang anggota TNI yang sedang bertugas di daerah Mapenduma, Kabupaten Nduga, Papua. Akibatnya, satu anggota TNI dari Yonif Raider 751 VJS gugur dan satu orang luka-luka.

Jenazah Praka Nasrudin kemudian dievakuasi dari Distrik Mapenduma ke kamar jenazah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Timika. Sedang, Praka Abdul Rifai Fasage yang mengalami luka menjalani perawatan intensif di RSUD Timika.

Kedua korban ditembak KKB ketika sedang melakukan pengamanan di Bandara Mapenduma untuk mengamankan pesawat rombongan Bupati Nduga yang akan mendarat. Pesawat tersebut membawa bantuan sembako untuk warga Mapenduma.

 

 

Simak berita lainnya di Jawapos.com

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Beri Pencerahan ke Masyarakat

Sementara dalam hal membantu Polri, TNI mempunyai kemampuan tempur (kinetik) dan kemampuan non tempur (non kinetik).

Kemampuan kinetik yakni menggunakan kekuatan senjata seperti pasukan. Tak tanggung-tanggung, TNI mengirim tambahan personel dari Pulau Jawa dan Sumatera guna menutup kekurangan.

Sebab, apabila pasukan Kodam di Papua dikerahkan semua untuk membantu Polri, tidak ada yang menjaga markas. "Itu rawan sehingga ada beberapa pasukan yang dikirim dari beberapa kodam secara bergilran untuk membantu tugas Polri dalam penegakan hukum di Papua," jelas dia.

Kemudian non kinetik misalnya, TNI memberi pencerahan kepada masyarakat. Yakni agar tidak terpengaruh dengan tindak tanduk KKSB. Sekaligus memberikan keyakinan kepada masyarakat mereka dilindungi TNI dari intimidasi seperti penembakan yang dilakukan kelompok tersebut.

"Penembakan itu sebagai intimidasi agar yang lain takut, kami memberikan penerangan agar tidak perlu takut karena memang kami melindungi mereka secara fisik dengan kehadiran prjurit TNI," pungkas Sisriadi.