Liputan6.com, Jakarta Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas diundang berbagi pengalaman mengembangkan kebijakan publik kreatif dihadapan ratusan publik muda Bandung. Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil, Walikota Bogor Bima Arya, dan mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi turut hadir dalam acara tersebut.
Anas mengatakan bahwa kebijakan publik memang harus didesain secara kreatif karena pemerintah selalu dihadapkan pada tantangan.
"Setidaknya ada tiga tantangan yang dihadapi, yaitu keterbatasan anggaran, sumber daya manusia, dan waktu. Maka jalan yang harus ditempuh mesti kreatif karena kalau bersandar pada program rutin yang itu-itu saja, akselerasi daerah sulit dilakukan," ujar Anas di Sasana Budaya Ganesha, ITB, Sabtu malam (9/2).
Advertisement
"Berkat kreativitas birokrasi dan rakyat, Banyuwangi bisa berkembang. Kemiskinan diturunkan ke level 7,8 persen, padahal sebelumnya selalu dua digit," ungkap Anas.
Kebijakan publik kreatif, lanjut Anas, berbasis pada nilai-nilai kolaborasi dan adaptasi. Kolaborasi menjadi jalan untuk menyiasati berbagai keterbatasan yang menjadi tantangan pemerintah daerah. Misalnya soal program pengembangan pariwisata yang dikolaborasikan dengan banyak pelaku usaha.
"Juga program layanan kesehatan seperti pengantaran obat ke pasien kurang mampu yang dikolaborasikan dengan Go-Jek," kata Anas. Sedangkan adaptasi, kata Anas, diperlukan untuk menjawab tantangan perubahan zaman yang kian cepat karena teknologi.
"Kalau Pemda tidak adaptif terhadap teknologi, pasti ketinggalan kereta. Maka di Banyuwangi kami membawa program Smart Kampung, dengan pendekatan teknologi untuk meningkatkan pelayanan desa, juga membangun tata kelola keuangan desa lewat e-village budgeting," ujarnya.
Anas juga mengaku sangat terbantu dengan model kolaborasi yang sekarang banyak dikembangkan oleh pemerintah pusat untuk memperkuat kerja sama antar daerah.
"Seperti Pak Ridwan Kamil, Pak Bima Arya, dan Pak Dedi Mulyadi adalah pemimpin-pemimpin visioner. Saya ikut terinspirasi dengan kepemimpinan beliau-beliau, sehingga kolaborasi hadir dari inspirasi tersebut," ujarnya.
Anas juga memberi pesan tentang pentingnya skala prioritas. Tanpa skala prioritas, tidak akan ada keberhasilan yang terukur.
"Memang karena banyaknya tantangan dan keterbatasan, pemerintah tidak akan bisa mengerjakan semua hal bersamaan, artinya tidak akan menyenangkan semua orang. Harus fokus, punya prioritas. Bangun satu per satu,” ujarnya.
"Kalau kata Pak Jokowi, 'Mulailah sebuah perjalanan dengan tujuan akhir yang jelas'. Fokus tujuan itu adalah bagian dari skala prioritas, sehingga programnya terarah," jelas Anas.
(*)