Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, Mahyudin, mengaku gembira setelah beberapa hari melakulan Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika di Kutai Kartanegara dan Samarinda, Kalimantan Timur. Dirinya bahagia melihat masyarakat antusias mengikuti sosialisasi.
"Masyarakat sangat antusias ingin diberi sosialisasi," ujar Mahyudin, di hadapan ratusan warga Kota Samarinda, Minggu (10/2/2019).
Ia mengatakan, Empat Pilar MPR perlu ditanamkan kembali ke masyarakat yang memiliki budaya gotong royong. Menurut Mahyudin, sekarang budaya gotong royong semakin menipis. Di tengah masyarakat malah dominan muncul sikap individualistik, iri, dengki, curiga, dan selalu berprasangka buruk.
Advertisement
"Dulu masyarakat kita kalau membikin kue, hasilnya dibagi-bagi ke tetangga. (Sekarang) kadang kita tak memiliki rasa peka. Ini yang hilang dari budaya kita, yakni hilangnya rasa kepekaan," ucapnya.
Mahyudin pun berharap masyarakat kembali menumbuhkan rasa tenggang rasa dan mampu membawa diri. Ia yakin sikap tenggang rasa dan mampu membawa diri dapat membuat hidup sukses.
Mahyudin menambahkan, masyarakat harus pandai dalam segala hal. Kepandaian mampu menempatkan manusia berada di tempat terhormat.
Menurutnya, tak ada manusia yang tidak suka kepada orang yang baik. Untuk itulah MPR melakukan sosialisasi.
"Pancasila mengajarkan kebaikan. Nilai-nilai yang ada di Pancasila akan menghilangkan sikap buruk seperti individualistik, iri, dengki, dan berprasangka buruk. Sikap buruk tersebut membuat masyarakat mudah diadu domba. Dengan mengimplementasikan Empat Pilar, bangsa ini semakin kuat dalam persatuan," kata Mahyudin.
Sebagai ideologi, Pancasila mampu mengakomodir segala kepentingan masyarakat dan golongan. Ia mengatakan, segala bentuk pemberontakan dari kelompok kanan dan kiri selalu gagal.
"Ini menunjukan Pancasila ideologi paling cocok untuk Indonesia," ujarnya.
(*)