Sukses

Profil Yusuf Mansur dan Pilihan Politiknya, Diklaim Masuk ke Kubu Jokowi

Pilihan politik Yusuf Mansur baru-baru ini menjadi perbincangan hangat publik.

Liputan6.com, Jakarta Siapa yang tak kenal dengan Ustaz Yusuf Mansur? Salah satu seorang pendakwah islam di Indonesia ini sekaligus pengusaha yang sukses.

Yusuf Mansur adalah seorang tokoh pendakwah, penulis buku, pengusaha, serta pimpinan pondok pesantren Daarul Quran Bulak Santri dan pimpinan pengajian Wisata Hati.

Baru-baru ini hangat dibicarakan mengenai pilihan politik Yusuf Mansur. Pendiri sekaligus presiden komisaris PT Veritra Sentosa Internasional atau PayTren ini memberikan kesaksian tentang kebiasaan ibadah Capres Jokowi.

Yusuf Mansur menegaskan, kesaksiannya itu hanya untuk bicara kebaikan. Termasuk menjawab tuduhan fitnah dan ibadah pencitraan yang selama ini kerap disematkan kepada Jokowi.

2 dari 5 halaman

Profil Yusuf Mansur

Yusuf Mansur lahir di Jakarta 19 Desember 1976 dari keluarga berkecukupan, ayahnya Abdurrahman Mimbar dan ibunya Humrifiah. Dia memiliki seorang istri bernama Siti Maemunah dan dikaruniai 3 anak yaitu Qumii Rahmatul Qulmul, Wirda Salamah Ulya, dan Aisyah Humairoh Hafidzoh.

Sejak usia 9 tahun, kelas 4 MI (Madrasah Ibtidaiyah), ia sering tampil di atas mimbar untuk berpidato. Di Usia, 14 tahun, ia lulus dari MTs. Chairiyah Mansuriyah, pada tahun 1988/1989, sebagai siswa terbaik. Dari MTs. Chairiyah Mansuriyah, kemudian ia melanjutkan ke Madrasah Aliyah Negeri 1 Grogol.

Yusuf Mansur merupakan lulusan terbaik dari Madrasah Aliyah Negeri 1 Grogol, Jakarta Barat, tahun 1992 dan pernah kuliah di jurusan Informatika namun berhenti di tengah jalan karena lebih suka balapan motor. Meski tak sempat menuntaskan kuliah, Ustadz Yusuf bersama dua temannya mendirikan perguruan tinggi Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Cipta Karya Informatika.

3 dari 5 halaman

Lika-liku Kehidupan Yusuf Mansur

Pada tahun 1996, ia terjun ke dunia bisnis informatika namun sayang ia malah terlilit hutang dan harus masuk rumah tahanan selama 2 bulan dan terulang kembali di tahun 1998. Selama di penjara Yusuf Mansur menemukan hikmah tentang hebatnya sedekah. Sehingga selepas dari penjara ia memulai usaha dari nol dengan berjualan es di terminal Kali Deres. Berkat keikhlasan sedekah, akhirnya bisnis beliau berkembang. Tak lagi berjualan dengan termos, tapi memakai gerobak, ia juga mulai punya anak buah.

Hidup Yusuf Mansur mulai menemukan titik terang setelah bertemu dengan seorang polisi yang memperkenalkannya dengan LSM. Selama bekerja di LSM itulah, ia membuat buku “Wisata Hati Mencari Tuhan yang Hilang”. Buku yang terinspirasi oleh pengalamannya sewaktu di penjara saat rindu dengan orang tua. Tak disangka buku ini mendapat sambutan yang luar biasa.

Berkat buku tersebut, Yusuf Mansur sering diundang untuk mengisi bedah buku. Dan dari sinilah, undangan ceramah mulai menghampiri beliau. Di setiap kesempatan saat beliau ceramah, ia selalu membubuhkan kisah-kisah nyata kedahsyatan sedekah.

4 dari 5 halaman

Yusuf Mansur dan Pilihan Politiknya

Baru-baru ini hangat dibicarakan mengenai pilihan politik sang ustaz berada di kudu manakah pada pilpres 2019 ini. Yusuf Mansur mengaku ia berada di tengah dalam pemilihan pilpres 2019 dengan kata lain netral. Yusuf Mansur menyebut posisinya tidak berada di salah satu pasangan calon presiden dan wapres. Ia mengaku berada di tengah.

"Saya sih maunya jadi ustaz, ulama, sekarang posisi masih baru, belum ulama, doain bisa jadi ulama. Kan gini yang main di tengah ini, perlu ada yang ngademin," katanya di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (31/8). Dikutip Liputan6.com dari Merdeka.com, Selasa (12/2/2019).

Menurutnya, dengan menjadi orang yang tak berpihak atau di tengah, maka akan membawa kesejukan.

"Posisinya bawa kesejukan, juga berdoanya buat semua, saya memilih posisi itu atas izin Allah SWT. Tapi kan di sini saya juga belajar banyak. Saya bersyukur di usia ini diizinkan Allah peristiwa besar, orang lain ngelihatnya dari deket, deket dengan pak Jokowi, deket Kiai Ma'ruf, deket Pak Prabowo, deket pak Sandi," ujarnya.

Meski demikian, ke depannya ia tidak dapat memastikan apakah akan tetap berada di tengah atau konsisten tidak memihak salah satu kubu paslon.

"Kalau dibilang tidak akan, kan tidak boleh. Kesannya kan kaya ngeduluin. Gimana ntarnya dah haha," ucapnya.

 

5 dari 5 halaman

Diklaim Akan Masuk Kubu Jokowi

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf sekaligus Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Kadir Karding mengklaim ustaz kondang Yusuf Mansur bakal bergabung dengan kubu Jokowi.

Sebelumnya, Ma'ruf Amin juga menceritakan bahwa Yusuf Mansur ingin ikut mendukungnya. Alasannya, Ma'ruf Amin adalah guru Yusuf Mansur. Keduanya pernah melakukan pertemuan di rumah Ma'ruf Amin kawasan Koja, Jakut, Kamis (30/8/2018) lalu.

"Saya belum cek secara langsung tetapi kalau itu benar, dan pasti benar. Karena Kiai Ma'ruf sebagai posisi (calon) Wakil Presiden tidak mungkin menyatakan suatu data yang tidak benar," kata Karding di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (31/8/2018).

Karding mengungkapkan, Yusuf Mansur akan masuk ke tim kampanye karena dia memiliki simpati pada Jokowi. Dia pun rencananya akan diberi posisi sebagai dewan pengarah.

"Alhamdulillah tim kita tambah energi, tambah kekuatan, apapun Kiai Yusuf Mansur itu adalah tokoh muda yang menjadi panutan, jadi contoh dan memiliki pengaruh dan popularitas yang besar. Saya kira ini energi baru dan kekuatan yang baru bagi pemenangan Jokowi," ungkapnya.

"Bisa saja beliau masuk di tim kampanye nasional sebagai salah satu pengarah atau masuk sebagai jurkam atau melekat langsung ke kiai Ma'ruf atau model-model relawan. Jadi terserah pilihan-pemilihan beliau nyamannya di mana," sambungnya.

Menurutnya dengan bergabungnya Yusuf Mansyur di tim kampanye akan menambah kekuatan koalisi Jokowi-Ma'ruf serta bisa merangkul tokoh muslim lainnya.