Sukses

Moeldoko Sebut AMT Pertamina Korban PHK Salah Sasaran Demo Jokowi

Moeldoko mengatakan, para demonstran merupakan pegawai vendor dan outsourcing yang tak berhubungan dengan Pertamina.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut massa Serikat Pekerja Awak Mobil Tangki (SP-AMT) Pertamina salah sasaran melakukan demo kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Menurut dia, demonstran korban pemutusan hubungan kerja (PHK) itu seharusnya menuntut perusahaan tempat mereka bekerja.

"Menurut saya, salah sasaran, jangan semuanya ke Presiden. Padahal itu mestinya dia harus kepada vendor di mana dia bekerja," ujar Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (14/2/2019).

Moeldoko mengaku telah memanggil Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Nina Sulistyowati untuk meminta penjelasan terkait tuntutan SP-AMT tersebut. Dari penjelasan Patra Niaga, para demonstran itu merupakan pegawai vendor dan outsourcing yang tak berhubungan dengan Pertamina.

"Bahwa sopir-sopir ini adalah dari vendor, dari outsourcing, tidak langsung di bawah Pertamina. Mereka ini tidak langsung berhubungan dengan Pertamina Niaga itu. Mereka-mereka ini di bawah vendor," jelasnya.

Untuk itu, Moeldoko meminta para demonstran menyelesaikan masalah ini kepada perusahaan vendor. Dia menegaskan, tak semua masalah harus diselesaikan di tingkat Presiden.

"Ya saya pikir, taat azas lah. Jangan dikit-dikit semuanya presiden. Itu lah saya buru- buru memanggil dirutnya untuk menjelaskan kepada saya sebenanrnya kondisinya bagaimana," ucap Moeldoko.

Mantan Panglima TNI itu menyatakan banyak kelompok yang memanfaatkan situasi menjelang Pilpres 2019, dengan menuntut sejumlah permasalahan kepada Presiden. Dia menilai hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan respons Presiden.

"Saya pikir mereka-mereka sudah diterima dan penyelesaiannya yang bagaimana, ya sesuai prosedur mereka bekerja," pungkas Moeldoko.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Ajukan 4 Tuntutan

Sebelumnya, salag satu demonstran SP-AMT nekat menerobos dan mengadang iring-iringan Presiden Jokowi di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, saat melintas Rabu kemarin sekitar pukul 18.54 WIB. Aksi tersebut berbuah manis, Presiden turun dan mendengar langsung keluhannya.

Iring-iringan Jokowi sempat tertahan selama 15 hingga 20 menit lamanya. Dalam kejadian itu, lima orang pingsan hingga harus dilarikan ke rumah sakit akibat bentrokan kecil dengan petugas pengamanan.

Terkait massa aksi AMT ada beberapa tuntutan yang diminta. Pertama, meminta segera dibayarkan upah lembur yang belum dibayarkan sesuai nota sudinaker dan Kementerian Tenaga Kerja dan upah proses selama di-PHK.

Kedua, mempekerjakan kembali 1.095 AMT yang di-PHK massal dan secara sepihak. Ketiga, pengangkatan sebagai karyawan tetap di PT Pertamina Patra Niaga dan PT Elnusa Petrofin, sesuai dengan nota sudinaker yang sudah disahkan oleh pengadilan.

Dan keempat, para AMP meminta pembayaran hak pensiun bagi pekerja yang lanjut usia sesuai perundang undangan yang berlaku.