Liputan6.com, Jakarta - Kemenristekdikti dan para rektor menetapkan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) hanya menggunakan satu model tes, yaitu Ujuan Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Metode tersebut akan diberlakukan pada SBMPTN 2019.
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan, penunjukkan UTBK sebagai metode tes bertujuan untuk memberikan layanan dan keuntungan bagi para peserta seleksi. Perubahan ini juga dapat meminimalisir kesalahan penulisan data diri.
"Ujian berbasis komputer mengurangi kesalahan pengisian identitas, kode soal, dan pengisian lembar jawaban bila dilaksanakaan ujian berbasis cetak," katanya dalam wawancara khusus dengan Liputan6.com di Jakarta, Jumat (15/2/2019).
Advertisement
Materi UTBK terdiri dari Tes Potensi Skolastik (TPS) dan Tes Kompetensi Akademik (TKA). TPS dapat mengukur kemampuan kognitif yang tidak berkorelasi dengan pelajaran di sekolah, sedangkan TKA masih berkaitan dengan konten pelajaran.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Maksimal 2 Kali Tes
Nasir menyoroti pengadaan materi TPS. Menurutnya, jenis tes tersebut memberikan kesempatan untuk peserta tertentu agar bisa lulus seleksi berbasis komputer ini.
"TPS memberikan peluang kepada siswa yang berasal dari sekolah-sekolah yang kurang terfasilitasi," tambah Nasir.
Nasir menjelaskan, hasil UTBK berupa nilai TPS dan sub tes TKA akan diberikan kepada peserta secara individu 10 hari setelah pelaksanaan tes melalui laman resmi SBMPTN 2019.
Tes itu akan dilaksanakan di 73 lokasi pusat UTBK PTN sebanyak 10 kali periode 13 April sampai 26 Mei. Dalam satu tempat, UTBK rencananya akan dibagi menjadi dua sesi.
Berdasarkan regulasi dari kemenristekdikti, setiap peserta diberi kesempatan mengikuti tes maksimal 2 kali.
Reporter: Rifqi Aufal Sutisna
Advertisement