Liputan6.com, Bogor - Detasemen Peralatan TNI AD kini tengah menyelidiki meledaknya granat yang menewaskan dua anak dan melukai satu orang lainnya di Bogor, Jawa Barat.
Salah satu yang tengah diselidiki adalah jenis granat yang menewaskan Muhammad Ibnu Mubarok (11) dan Muhammad Doni (10) dan melukai satu temannya Khoirul Islami (10), warga Kampung Wangun Jaya RT 02/06, Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor.
Baca Juga
Komandan Detasemen Peralatan Bogor Letkol CPM Asep Rachmatsyah mengatakan, dari hasil penyelidikan sementara bahwa granat tersebut bukan granat lontar jenis grenade launcher mortir (GLM).
Advertisement
Hal tersebut diketahui berdasarkan keterangan saksi bernama Siti Nurhasanah, ibu kandung Ibnu Mubarok. Sebelum kejadian, Siti sempat memasukkan granat tersebut ke dalam kaleng susu dan membuangnya ke kebun samping rumahnya.
Granat tersebut diketahui ditemukan Mubarok di lapangan tembak pada Minggu lalu. Kemudian dia bawa dan disimpan di rumahnya.
"Yang jelas granat yang meledak bukan jenis yang diberitakan kemarin. Menurut saksi bentuknya bukan seperti nanas," kata Asep ditemui di lokasi kejadian, Jumat (15/2/2019).
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bukan Granat Tangan
Berdasarkan hasil identifikasi barang bukti berupa serpihan granat, bahwa bahan peledak itu bukan jenis granat tangan.
"Saat ini kami tengah menelusuri lebih detail supaya bisa simpulkan amunisi apa yang meledak kemarin, karena belum tahu produksi tahun berapa," kata dia.
Ia menjelaskan, bom yang meledak hingga menewaskan dua bocah laki-laki tersebut masuk dalam kategori granat. Namun yang membedakan adalah cara penggunaannya.
"Kalau granat tangan dibuka kunci lalu dilempar. Kalau jenis ini menggunakan senjata pelontar," terang Asep.
Kekuatan daya ledak granat pelontar ini mencapai radius 10-15 meter dan masuk dalam kategori mematikan.
Sebelumnya, tiga anak terkena ledakan granat di Bogor, Jawa Barat, Kamis (14/2/2019) sekitar pukul 14.00 WIB. Satu orang bernama Muhammad Ibnu Mubarok (11) tewas di lokasi kejadian. Dua temannya yakni Muhammad Doni (10) dan Khoirul Islami (10) terluka parah.
Doni meninggal dunia pada pukul 21.00 WIB, saat menjalani perawatan intensif di RSUD Leuwiliang.
Kejadian bermula saat Mubarok, Doni, dan Khoirul bermain kaleng susu berisi granat aktif. Doni kemudian mengeluarkan granat itu di samping rumahnya.
Setelah itu, ketiganya memainkan granat itu dengan cara dipukul-pukul dengan menggunakan batu hingga akhirnya meledak mengenai tubuh mereka.
Advertisement