Liputan6.com, Jakarta Produk kopi lokal mulai menjadi primadona para wisatawan di Banyuwangi. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas ingin, agar pelaku usaha kopi lokal mengembangkan pemasaran produknya.
Anas saat bertemu dengan puluhan pelaku usaha kopi dan barista mengatakan bahwa pengembangan pemasaran, harus dilakukan bersama-sama.Â
Baca Juga
Pemasaran online, kata Anas, mempunyai jangkauan yang sangat luas. Berdasar data Bank Indonesia (BI) pada 2016, pembeli online Indonesia mencapai 24,73 juta orang dengan nilai transaksi sebesar Rp75 trilun. Pada 2018 transaksinya diperkirakan mencapai Rp. 144 triliun. Sebuah angka yang sangat besar.
Advertisement
"Ini menjadi peluang buat pelaku UMKM Kopi Banyuwangi. Manfaatkan berbagai platform online baik e-commerce konvensional seperti Tokopedia, Lazada, Bukalapak maupun platform media sosial seperti Facebook dan Instagram," kata Anas.
Oleh karena itu, Anas mengajak para UMKM kopi lokal untuk meningkatkan kualitas produk maupun packaging.
Untuk diketahui, Pemkab Banyuwangi setiap tahun mengadakan pelatihan bagi petani dan UMKM kopi, salah satunya lewat Processing Coffee Festival.
Pemkab juga menyediakan fasilitas bagi UMKM daerah untuk berkonsultasi tentang pemasaran online dan packaging, melalui Rumah Kreatif di bawah Dinas Koperasi dan UMKM.
"Silakan manfaatkan fasilitas yang ada di Pemkab atau bisa belajar secara mandiri, lewat informasi yang sekarang sangat banyak dan mudah diakses diinternet," kata Anas.
Jumlah UMKM kopi di Banyuwangi terus bertumbuh. Pada 2013 jumlahnya tidak sampai 10, namun sekarang sudah mencapai lebih dari 40 UMKM. Kafe yang menyajikan kopi juga mulai menjamur di penjuru kabupaten.
Selain mendorong pemasaran online, Anas mengatakan akan mendukung pelaku usaha kopi dengan menyediakan outlet khusus kopi dengan akses yang strategis bagi UMKM.
Juga akan memasukkan produk-produk kopi dengan kualitas baik melalui jaringan Warung Pintar, sebuah platform e-commerce yang mengembangkan warung dengan dukungan teknologi dan analisis data. Saat ini Warung Pintar memiliki ribuan jaringan secara nasional.
Sementara itu salah satu pelaku usaha kopi, Mastuki mengaku mengalami perkembangan usaha yang cukup pesat beberapa tahun terakhir.
Pada awal memulai usaha kopi dengan merk Jaran Goyang, penjualannya hanya 5 kg per bulan, namun sekarang sudah mencapai 250 kg. Itu pun meningkat di waktu tertentu.
"Alhamdulillah semakin ramainya wisatawan yang ke Banyuwangi berdampak signifikan pada perkembangan usaha saya. Pengembangan bisnis secara online jadi cara ampuh untuk pengembangan usaha," kata Mastuki.
Juga ada Andreas yang mengusung brand Robicasno. Dari modal awal Rp150 ribu untuk membeli kopi green bean yang dijual secara door to door. Sekarang dia bisa menjual puluhan kilogram tiap bulannya.
Peningkatan itu mulai dirasakan sejak dia menjadi binaan Dinas Perdagangan dan Industri daerah dan mengikuti berbagai pameran.
"Bahkan kopi saya juga mulai diminati para pecinta kopi dari luar negeri, seperti Taiwan, Jepang, Amerika Serikat, dan Yugoslavia," kata Andreas.
Begitu halnya dengan Suhartin, petani kopi asal Kecamatan Kalibaru Banyuwangi. Awalnya hanya menjual biji kopi, kini dia mulai membuka kedai kopi dan mulai memasarkan kopi bubuk.
"Nilai ekonomisnya bertambah ketika kita jual kopi bubuk, dan ini sesuai permintaan pasar. Dalam waktu dekat, saya akan membuka wisata petik kopi untuk menjaring wisatawan pula," kata Suhartin.
Â
Â
(*)
Â