Sukses

Kodam Cenderawasih Imbau Warga Tak Takut Ancaman KKB di Nduga

Kodam Cenderawasih meminta warga di Kabupaten Nduga agar mengaktifkan pengamanan swakarsa serta aktif berkoordinasi saat beraktivitas.

Liputan6.com, Jakarta - Jajaran Kodam XVII/Cenderawasih mengimbau seluruh masyarakat di wilayah Kabupaten Nduga, Papua dan sekitarnya agar tidak takut menghadapi ancaman Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi menegaskan, tidak dibenarkan ada kelompok atau organisasi apapun dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang memberikan ancaman kepada warga negara.

TNI, katanya, akan berada pada garis terdepan untuk menghadapi setiap ancaman yang membahayakan kehidupan rakyat, termasuk di wilayah Papua.

"Kita sikapi ancaman atau teror-teror semacam itu dengan tetap waspada tapi tidak perlu takut secara berlebihan. Sebab teror psikis yang mereka lakukan itu untuk menimbulkan keresahan dan ketakutan di kalangan rakyat," kata Kolonel Aidi seperti dilansir dari Antara, Sabtu (9/3/2019).

Ia meminta warga di Kabupaten Nduga agar mengaktifkan pengamanan swakarsa serta aktif berkoordinasi dengan aparat keamanan terdekat saat beraktivitas. Beberapa waktu lalu, katanya, Pemkab Nduga mengirim sejumlah guru untuk mengajar di wilayah Mapenduma tanpa terlebih dahulu berkoordinasi dengan aparat keamanan TNI dan Polri untuk menjamin keamanan dan keselamatan mereka.

Berselang beberapa hari setelah itu, guru-guru yang baru dikirim Pemkab Nduga itu diduga disekap oleh anggota KKB pimpinan Egianus Kogoya.

"Semua aktivitas yang dilakukan, baik oleh pemerintah daerah maupun warga, sebaiknya dikoordinasikan terlebih dahulu dengan aparat keamanan. Jangan sampai sudah terjadi masalah, baru diinformasikan kepada aparat," kata Aidi.

 

 

2 dari 2 halaman

Diserang KKB

Sebelumnya, pada Kamis 7 Maret 2019 lalu terjadi kontak senjata antara anggota TNI dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kagoya di Mugi, Kabupaten Nduga, Papua.

Dalam kontak senjata itu tiga orang prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Nanggala gugur yaitu Serda Mirwariyadin, Serda Yusdin, dan Serda Siswanto Bayu Aji.

Penyerangan terhadap pasukan TNI tersebut terjadi saat mereka sedang melaksanakan pengamanan dan pembangunan infrastruktur Trans Papua Wamena-Mumugu sekitar pukul 08.00 WIT.

Pasukan TNI yang berjumlah 25 orang tiba-tiba mendapatkan serangan mendadak oleh sekitar 50-70 orang KKB bersenjata campuran, baik senjata standar militer maupun senjata tradisional seperti panah dan tombak.

Sedangkan dari pihak KKB, prajurit TNI berhasil merampas lima pucuk senjata milik KKB (jenis masih dalam penyelidikan), ditemukan satu orang mayat (identitas dalam penyelidikan), dan diperkirakan setidaknya 7-10 orang anggota KKB juga tewas namun mayatnya berhasil dibawa kabur oleh teman-temannya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini: