Sukses

Lanjutkan Pembangunan Jembatan di Nduga Papua, 600 TNI Dikirim dari Makassar

Binsar menjelaskan, pasukan yang diberngkat tidak terlibat dalam operasi pengejaran KKB di Nduga.

Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan jembatan dan sejumlah infrastruktur jalan di Kabupaten Nduga, Papua terus dikerjakan, kendati teror dari kelompok kriminal bersenjata (KKB) masih menjadi ancaman. Untuk mendukung hal itu, ratusan personel TNI dari  Makassar, Sulawesi Selatan diberangkatkan ke Nduga.

Komandan Korem 172 /Praja Wira Yakti Kolonel Jonathan Binsar Sianipar mengatakan ada 600 personel dari  Batalyon 431 Kostrad Makassar dan Batalyon Zipur 8 Makassar yang teah diberangkatkan ke Nduga. Kedatangan mereka untuk melanjutkan pekerjaan jalan dan jembatan Trans Papua.

"Sekarang seluruhnya sudah di Timiki, mulai pagi ini kita akan geser mereka ke titik masing-masing. Nanti ada dua sektor, satu sektor di wilayah Kenyam dan satu lagi di wilayah Mbua. Jadi kita bekerja paralel dari dua sektor itu," kata Kolonel Binsar di Timika, Minggu (10/3/2019).

Binsar menjelaskan prajurit TNI yang akan segera dikirim ke Nduga itu berkekuatan dua Satuan Setingkat Yonif (SSY) berjumlah 600 personel, terdiri atas 150 prajurit Batalyon Zipur 8 yang bertugas mengerjakan jalan dan jembatan Trans Papua serta 450 prajurit Batalyon 431 Kostrad yang melakukan pengamanan selama pekerjaan berlangsung.

"Prajurit TNI yang akan didroping ke Kenyam, ibukota Kabupaten Nduga akan melanjutkan pekerjaan pembangunan jalan dan jembatan dari arah Kenyam menuju Batas Batu dan Mumugu Kabupaten Asmat,” kata Binsar seperti dilansir dari Antara.  

Sektor lainnya di wilayah atas akan melanjutkan pekerjaan pembangunan jalan dan jembatan dari arah Mbua menuju Paro.

Dua lokasi di ruas jalan Trans Papua itu sebelumnya ditangani oleh PT Brantas Abipraya dan PT Istaka Karya, namun terhenti sejak awal Desember 2018 menyusul insiden pembantaian belasan pekerja PT Istaka Karya oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata/KKSB.

 

2 dari 2 halaman

Fokus Bangun Infrastruktur

Para prajurit TNI yang dikirim ke Nduga itu diberi target hingga akhir tahun menyelesaikan pembangunan 30 jembatan di ruas jalan Trans Papua yang belum terselesaikan.

"Di 2019 ini paling tidak 70-80 persen dari 30 jembatan yang ditargetkan itu bisa kita selesaikan. Penugasan ini normalnya sekitar sembilan bulan, tapi bisa saja dalam perkembangan bertambah satu sampai dua bulan,” tegas Binsar.

Danrem mengatakan terus berkoordinasi dengan Markas Besar TNI di Jakarta serta Kementerian PUPR untuk menambah personel pasukan Zipur yang akan terlibat dalam pembangunan jalan dan jembatan Trans Papua agar progres pembangunan lebih cepat.

Menurut Binsar, pasukan yang dikirim ke Nduga untuk melanjutkan pembangunan jalan dan jembatan Trans Papua tidak terlibat dalam pengejaran KKSB pimpinan Egianus Kogoya selaku pihak yang dinilai paling bertanggung jawab dalam serangkaian aksi kekerasan bersenjata di Nduga selama ini.

"Mereka ini khusus untuk bangun jalan dan jembatan. Yang melakukan pengejaran KKSB ada satuan lain yang sudah ada saat ini di wilayah pegunungan," ujar Danrem.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: