Sukses

Menjajal MRT Jakarta, Moda Transportasi Baru di Ibu Kota

MRT Jakarta mulai membuka tahap uji coba bagi warga Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Passenger information display atau penampang informasi bagi para penumpang Moda Raya Terpadu (MRT) menunjukkan posisi di Stasiun Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat. Sambil menunggu kereta datang, penumpang diharuskan mengantre mengikuti garis penanda warna kuning.

Sedangkan garis hijau diperuntukkan bagi penumpang yang turun terlebih dahulu dari kereta. Jalur ini dimaksudkan agar penumpang turun dan naik tidak saling berebutan.

Saat kereta datang, platform screen door (PSD) atau pintu kaca antara kereta dan batas penumpang langsung terbuka. Di dalam kereta tampak sejumlah bangku penumpang berwarna biru muda dengan sejumlah pegangan tangan di atas layaknya kereta commmuter line.

Akan tetapi, MRT Jakarta tidak menyediakan bagasi tas di bagian atas. Sebab, MRT Jakarta hanya berjarak pendek atau hanya 16 kilometer saja. Selain itu, bangku warna biru tua di setiap sudut kereta diprioritaskan untuk lansia, ibu hamil, dan anak-anak.

Papan informasi lokasi pemberhentian setiap lokasi pun telah berfungsi. Bahkan, beberapa petunjuk keselamatan, alat pemadam kebakaran ringan hingga kamera tersembunyi juga sudah tersedia.

Liputan6.com bersama rombongan mendapatkan kesempatan mencoba MRT Jakarta. Perjalanan pun dimulai pukul 10.33 WIB dari Stasiun Bundaran HI. Waktu pemberhentian setiap stasiun hanya 30 detik. Sedangkan waktu jarak tempuh ke setiap stasiun hanya 1 sampai 3 menit saja.

Bila ditotal perjalanan MRT Jakarta yang melewati 13 stasiun itu dapat ditempuh dalam waktu 30 menit. Stasiun itu terdiri dari tujuh stasiun layang, yakni Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja. Enam stasiun bawahnya, yaitu Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas serta Bundaran HI.

 

2 dari 3 halaman

Tak Perlu Takut Tertinggal

Pemandangan berbeda ketika perjalanan dari Stasiun Senayan menuju Stasiun Sisingamangaraja. Sebab, ini perpindahan dari stasiun bawah tanah ke stasiun layang.

Dari pemandangan yang gelap karena terowongan, mulai dari Stasiun Sisingamangaraja sampai Stasiun Lebak Bulus tampak jajaran gedung dan rumah-rumah di Ibu Kota.

Penumpang yang ikut uji coba juga tak segan mengabadikan momen di dalam kereta ataupun di kawasan stasiun. Mulai dari kereta datang, suasana di dalam kereta, pemandangan di luar kereta, hingga saat pemberhentian setiap stasiun.

"Aduh merasa norak, kaya baru pertama naik MRT. Tapi ini kebanggaan, akhirnya di Jakarta punya MRT seperti di negara maju," kata seorang warga bernama Yogi.

Kedatangan kereta dan keberangkatan susuai dengan jadwal yang telah tertuliskan di penampang informasi setiap stasiun. Sehingga penumpang tak perlu risau ketika tertinggal rangkaian kereta.

Direktur Utama (Dirut) PT MRT Jakarta, William Sabandar, mengatakan waktu antar atau headway MRT Jakarta hanya setiap 10 menit sekali selama pengoperasian. Sementara itu untuk tarif MRT, dia belum mengetahui secara pastinya.

"Masih pembahasan pemerintah sama DPRD, usulan itu Rp 8.500 sampai Rp 10 ribu per 10 kilometer," kata William di Gedung Wisma Nusantara, Jakarta Pusat.

Sementara itu, sejumlah penumpang uji coba publik kereta MRT mengaku tidak terlalu mempersoalkan usulan tarif saat pengoperasian. Irfan, salah satu warga Jakarta Timur, mengaku tak mempersoalkan bila tarif di ketok palu Rp 8.500 ataupun Rp 10 ribu.

Menurut dia, tarif tersebut masih terbilang murah bila dibandingkan dengan di Singapura. Sebab di sana, sekali perjalanan untuk empat atau lima stasiun dapat dikenai biaya 2 dolar Singapura atau setara Rp 20 ribu.

"Asal fasilitas masih seperti ini, murah banget. Apalagi ada wacana Jaklingko, itu bagus banget, Rp 10 ribu udah cukup," ucapnya.

Hesty, warga Kebon Nanas, Jakarta Timur, juga menilai tarif Rp 8.500 sangatlah murah dengan berbagai fasilitas yang ada. 

"Cukup, terlalu murah kasihan perawatannya dengan baik. Rp 8.500 wajar banget, masih terjangkau, siapa takut," ujarnya.

 

3 dari 3 halaman

Fasilitas di Tiap Stasiun

Sementara itu untuk setiap stasiun MRT telah menyediakan beberapa fasilitas yang memadai. Mulai dari eskalator, lift khusus untuk ibu hamil, disabilitas, manula hingga anak-anak.

Selanjutnya terdapat toilet, ruang menyusui sampai lokasi beribadah untuk umat Islam pun telah disediakan. Di dalam stasiun yang ada terbagi menjadi dua lantai. Lantai pertama atau concourse merupakan tempat untuk kegiatan pembelian dan penjualan tiket serta passanger gate.

Untuk area concourse ini penumpang MRT dapat melakukan tapping in dan tapping out. Selain itu, area tersebut nantinya menyediakan berbagai macam gerai komersial, yang meliputi makanan, minuman, hingga fesyen.

Penumpang akan dikenai biaya setelah melewati passanger gate. Sehingga, apabila tidak menggunakan MRT, masyarakat masih dapat memanfaatkannya untuk berkumpul di area komersial.

Selanjutnya menuju area lantai dua atau area peron penumpang. Di area peron penumpang, sinyal telekomunikasi jua sudah tersedia hingga kedalaman 20 meter. Untuk stasiun bawah tanah juga telah dilengkapi dengan pendingin ruangan.

 

Saksikan video pilihan berikut ini: