Liputan6.com, Jakarta Menteri Pariwisata Arief Yahya terus berupaya mempromosikan Indonesia, dengan strategi Tourism Hub yang menjadikan Singapura sebagai 'batu lompatan' menuju nusantara. Upaya promosi itu diungkapkan di depan travel agent yang pernah merajai pasar Eropa, Thomas Cook.
Selain Thomas Cook, juga hadir Stuart Adamson, MD of Media & Partnerships Group, Kate Hale, International Partnership Manager dan Jill Thompson, Head of Destination Partnership. Dalam kesempatan itu, Arief Yahya mengatakan dengan Tourism Hub, Indonesia bisa menawarkan destinasi liburannya.
"Tawarkan Kepri, Batam-Bintan pada travelers Eropa yang planning ke Singapura untuk menyeberang ke Indonesia, dengan hot deals," katanya di London dalam acara Business Meeting di Novotel Peddington, UK, Selasa (12/3).
Advertisement
Tapi apa sih Program Tourism Hub itu? Arief Yahya menyadari bahwa tidak mudah dan tidak murah untuk meminta penerbangan membuka rute baru (direct flight) ke Indonesia. Sementara behavior travelers hampir 100 peren.
Jika diminta memilih antara direct flight atau transit, pasti memilih terbang langsung. Lebih cepat, tidak ribet, tidak perlu antre security check.
Oleh karena itu, strategi Tourism Hub ini untuk menutupi kelemahan di plan A, direct flight dari originasi. Tourism Hub ini menangkap opportunity wisatawan yang sudah searching, booking atau bahkan sampai payment ke Singapura.
Tinggal menambah budget sedikit, mereka bisa mengeksplor Indonesia melalui Kepri. "Maka dipancing dengan hot deals, paket harga kompetitif di weekday atau low seasons," jelas Arief Yahya, yang asli Banyuwangi ini.
Sebelum wisatawan Eropa terbang ke Singapura, mereka sudah diberi tahu bahwa ada paket superhot, untuk menambah experiences ke Batam Bintan. Tidak perlu mengurus VISA karena sudah Bebas Visa Kunjungan.
Paket penyeberangan (akses), hotel (amenitas) dan atraksinya diskon sampai 60 persen. "Ini seperti membuat penawaran yang sulit ditolak,” ungkap Doktor Strategic Management ini.
Jumlah wisatawan yang destinasi utamanya di Singapura itu ada 18 juta setahun di 2018. Selain ada enam juta orang Singapura ditambah ekspatriat yang sudah berada di Negeri Singa Putih itu. Hal itulah yang disebut Menpar Arief Yahya sebagai menjaring ikan di kolam yang sudah banyak ikannya.
Maka, travel agent yang ada di Singapura digarap, juga di negara asal mereka seperti Eropa dan China. Jadi baik di destinasi maupun originasi, disosialisasikan paket-paket hot deals Kepri. "Kepri kebetulan berada di kawasan crossborder, dekat dengan originasi, karena itulah kami push untuk menyumbang jumlah wisman yang lebih banyak," tutur Arief Yahya.
Dia menjelaskan, Pariwisata (tourism), transportasi dan telekomunikasi itu memiliki model yang mirip. Tergantung kedekatan atau proximity. Baik kedekatan jarak mau pun tradisi atau budaya. Thomas Cook dengan semua jaringan bisnisnya bisa menjadi channel buat wisman asal Eropa yang akan masuk ke Indonesia.
Rapat diikuti juga oleh Agustina Rahayu selaku Asdep Pengembangan Pemasaran Wilayah Eropa dan Don Kardono, Staf Khusus Menpar Bidang Media dan Komunikasi itu berlangsung efektif. Mereka akan mensosialisasikan program hotdeals ke market Eropa. Seperti diketahui, lima originasi terbesar pasar Eropa adalah UK, Prancis, Jerman, Belanda dan Rusia.
Untuk diketahui, Thomas Cook dinilai memiliki perusahaan travel agent yang memiliki jaringan offline kuat di hampir semua Negara Eropa. Kini platform online-nya berkolaborasi dengan Expedia amd Webjet.
Thomas Cook memiliki hampir 22 ribu karyawan, bekerjasama dengan 100 aircraft, 200 pemilik hotel dan resort di 47 destinasi, dan 19 juta customers. "Sebagai perusahaan travel, Thomas Cook sangat mengakar di Eropa, dan sudah berdiri sejak 176 tahun yang silam,” jelas Arief Yahya.
Sebagai perusahaan yang berdiri sejak 1841, Thomas Cook sangat kuat di 16 negara. Pada 2018, Thomas Cook mengirimkan wisatawan leisure ke Indonesia 16.500 travelers. Naik 13 persen dari tahun sebelumnya (2017) yang masih di 14.600 wisatawan.
"Destinasinya masih di Bali dan Lombok. Tahun 2018 itu, yang berasal dari Eropa, ada 11.600 travelers. Lalu yang beroriginasi Negara-Negara Nordics, 4.500 wisatawan," jelas Mantan Dirut PT Telkom Indonesia ini.
(*)