Liputan6.com, Jakarta Ketua DPR RI Bambang Soesatyo terus membuat berbagai gebrakan di DPR RI. Setelah kerap mempromosikan keselamatan berlalu lintas dengan menggandeng komunitas motor, DPR RI juga giat mempromosikan seni dan budaya bangsa. Salah satunya melalui pameran 'Kejayaan Keris Madura', yang diadakan di Loby Gedung Nusantara DPR RI dari tanggal 19-21 Maret 2019.
"Atas sumbangsih para pengrajin keris Madura dalam mempertahankan nilai-nilai budaya bangsa, DPR RI dengan bangga mempersembahkan pameran 'Kejayaan Keris Madura'. Kita berharap pameran ini bisa merangsang minat keris yang sepertinya mulai luntur, khususnya di kalangan generasi muda. Sehingga anak cucu dan generasi mendatang tidak kehilangan rekam jejak sejarah bangsa tentang keris," ujar Bamsoet saat membuka pameran 'Kejayaan Keris Madura', di Loby Gedung Nusantara DPR RI, Jakarta, Selasa (19/03/19).
Advertisement
Baca Juga
Â
Politisi Partai Golkar ini menjelaskan, Pulau Madura punya peran besar dalam dunia perkerisan di tanah air. Tahun 2012, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) mendata pengrajin keris di Kabupaten Sumenep, Madura mencapai 524 orang. Pada tahun 2014, Pemerintah Kabupaten Sumenep beserta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendata ulang, tercatat ada 684 pengrajin di Kabupaten Sumenep.
"Tidak heran jika pada 25 November 2015, UNESCO menetapkan keris sebagai salah satu warisan dunia budaya tak benda. Pemerintah Kabupaten Sumenep pada Maret 2018 lalu juga telah menetapkan Desa Aeng Tong-Tong sebagai Desa Keris dan menguatkan branding Sumenep sebagai Kota Keris," jelas Bamsoet.
Legislator Dapil VII Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara dan Kebumen ini menambahkan, jika dunia melalui UNESCO sudah mengakui keagungan keris, bangsa Indonesia yang mewariskan keris kepada dunia seharusnya juga punya kebanggaan yang tinggi. Sebagaimana kita ketahui, keris adalah salah satu karya nenek moyang bangsa Indonesia dalam khasanah budaya tradisional sejak abad ke-9.
"Selain sebagai senjata, dahulu keris juga berfungsi sebagai lambang status sosial. Namun sesuai perkembangan zaman, fungsi senjata dan lambang sosial pada keris lambat-laun beralih menjadi benda seni, pengungkapan falsafah, maupun pengejawantahan simbol dan harapan," urai Bamsoet.
Selain keris Madura, Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menerangkan, khazanah keris nusantara juga diwarnai dengan keberadaan keris Sumatera, Bali, Lombok, dan keris dari berbagai wilayah lainya. Sekilas, keris Madura bentuknya tidak berbeda dengan keris Jawa. Namun keris Madura memilik ciri-ciri tertentu yang membedakan seperti ketebalan, panjang serta gagangnya.
"Meskipun saat ini beberapa empu dari Madura membuat keris dengan peralatan modern, namun untuk menghasilkan keris, mereka masih menjaga ritual dan tradisi untuk menjaga tuah atau kekuatan jeris. Ritual, tradisi, nilai filosofi, dan estetika yang terdapat dalam keris inilah yang menjadikan keris sangat berharga dari segi seni dan budaya," terang Bamsoet.
Beberapa Duta Besar negara sahabat tampak hadir dalam acara tersebut. Antara lain Duta Besar Iran H.E. Mr. Valiollah Mohammadi, Duta Besar Bosnia H.E. Mr. Mehmed Chalilovic, Duta Besar Panama H.E. Ms Deborah Bo, Duta Besar Jordan H.E. Mr. Abdallah Suliman Abu Rohman, Chief De Affair Kedutaan Bulgaria Mrs. Alexandrina Gulgova, Third Secretary Kedutaan Azerbaijan Mr. Emil Ahmadof, Chief De Affairs Kedutaan Yunani Mr. Minas Ovnanian.
Tampak hadir juga sejumlah tamu undangan lainnya, antara lain Wakil Ketua Umum Sekretariat Nasional Keris Indonesia Andi Thaswin Abdullah, Sekretaris Umum Sekretariat Nasional Keris Indonesia Basuki Teguh Yuwono, para Mpu dan kolektor Keris, serta Paguyuban Putre Koneng Madura.
Selain pameran 'Kejayaan Keris Madura' yang dilakukan hari ini, Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menuturkan, DPR RI juga telah menggelar pameran 'Keris Nusantara' pada tahun 2015 dan 'Pesona Keris Bali dan Lombok' pada tahun 2017. Sebelumnya, DPR RI juga banyak menggelar pameran seni berupa lukisan, batu akik hingga filateli.
"Berbagai pameran yang bersifat seni dan budaya membuat DPR RI lebih hidup dan bernyawa. Sekaligus pengejawantahan dari UU No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan yang telah disahkan oleh DPR RI. Saya harap semangat mencintai dan melestarikan seni dan budaya ini bisa ditularkan ke seluruh elemen Bangsa Indonesia," pungkas Bamsoet.Â