Liputan6.com, Jakarta Sekitar dua juta orang berkumpul di Kota Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan pada Minggu (10/3). Mereka datang dari Kalimantan, Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, bahkan ada yang berasal dari luar negeri.
Ya, mereka datang untuk mengikuti Haul KH Zaini Abdul Ghani atau yang akrab disapa Abah Guru Sekumpul. Melihat jumlahnya, bisa dibilang ini adalah haul terbesar di Asia Tenggara.
Bukan semata ritual saja. Haul Guru Sekumpul yang terpusat di Musala Ar Raudah Martapura justru menjadi sejarah bagi Kalimantan Selatan, untuk menguatkan identitas sebagai daerah perekat kebersamaan dan persaudaraan, meski dalam keberagaman.
Advertisement
Semua bergotong royong untuk suksesnya kegiatan ini. Bahkan Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor sejenak menanggalkan statusnya sebagai simbol penguasa Provinsi Kalimantan Selatan.Â
Dengan mengenakan pakaian layaknya relawan dan berselempang kain sarung di badan, gubernur yang akrab disapa Paman Birin itu ikut berbaur dengan masyarakat. Tanpa protokol layaknya pimpinan daerah, dia ikut mengaduk masakan.
Tanpa canggung di tengah kerumunan asap dari kayu bakar, Paman Birin memasak nasi samin secara tradisional. Dia mencampurkan berbagai bumbu, rempah dan Minyak Samin Cap Onta ke dalam panci besar, di Kampung Melayu, Martapura, pada Minggu subuh.
Ya inilah kelezatan nasi samin yang disajikan di Martapura. Aroma istimewa Minyak Samin Cap Onta sangat menggugah selera. Tak tanggung-tanggung, gubernur bahkan ikut membungkus nasi samin yang akan dibagikan ke para jemaah.
Untuk diketahui, haul Guru Sekumpul selama identik dengan nasi samin yang bisa dinikmati secara gratis oleh jutaan orang jemaah yang hadir. Untuk menyiapkan hidangan nasi samin, puluhan bahkan ratusan warga bergotong royong memasak.
Jika ditotal, ada 10 dapur umum besar yang terkoordinir. Satu diantaranya berada di Gang Sempurna, Martapura. Koordinator dapur umum sekaligus Ketua RW02 Gang Sempurna, Kelurahan Tanjung Rema Darat, Kabupaten Banjar, H Muhammad menjelaskan bahwa dapur umum itu, mampu menyediakan 17 ribu bungkus nasi samin di acara haul.
Bila ditambah dengan dapur umum lain, artinya ada ratusan ribu porsi nasi samin yang disajikan bagi jemaah. "Masakan nasi Samin ini seperti menu di dapur utama," kata H Muhammad.
Disamping digunakan untuk acara haul Guru Sekumpul, sudah tradisi bagi warga di Kabupaten Banjar memasak nasi samin untuk acara sosial keagamaan lain. Misalnya seperti acara kumpul keluarga dan yasinan mingguan.
Uniknya, nasi samin ini hanya bisa dibuat menggunakan Minyak Samin Cap Onta. Bahkan nama nasi samin pun diambil dari produk tersebut.
Sekadar informasi, minyak samin merupakan minyak nabati pengganti minyak susu yang lebih sehat karena tidak mengandung trans fat. Minyak ini sering digunakan untuk masakan India, Timur Tengah, Afrika Utara, dan Afrika Timur, termasuk warga Martapura yang senang mengonsumsi Minyak Samin Cap Onta.
Selain itu, makanan lain seperti Sop Kambing, Nasi Briyani, Nasi Kebuli dan masih banyak lagi, juga menggunakan Minyak Samin Cap Onta. Rasa dan aroma semua masakan tersebut, tak perlu ditanya lagi. Dipastikan akan lebih mantap saat ditambahkan mintak samin Cap Onta.
"Kami warga Martapura ini sudah terbiasa memakan nasi samin yang diolah pakai minyak samin Cap Onta. Bahkan kalau ada acara keagamaan dan kumpulan warga, menunya nasi samin," tambah H Muhammad.
Â
Â
(Adv)
Â
Â