Sukses

Menkominfo: Hoaks Terbanyak Terjadi di Facebook dan Instagram

Jelang pemungutan suara Pemilu 2019, pemberitaan bohong atau hoaks di media sosial kian marak.

Liputan6.com, Jakarta - Jelang pemungutan suara Pemilu 2019, pemberitaan bohong atau hoaks di media sosial kian marak. Hal itu berdasarkan data yang dimiliki Kementerian Komunikasi Informatika (Kemenkominfo) dari Agustus 2018 hingga Februari 2019.

Menkominfo Rudiantara mengatakan, paling banyak hoaks yang ditemukan pihaknya yakni dari media sosial Facebook dan juga Instagram.

"Hoaks itu paling banyak di Facebook, Instagram. Kalau Twitter jauh menurun. Ya kelompok keluarga itu lah, Facebook, Instagram," kata Rudi di Balai Kartini, Jakarta Pusat, Kamis (28/3/2019).

Ia pun mengungkapkan, kebanyakan modus dalam menyebarkan hoaks di media sosial yakni dengan cara mem-posting dan men-screenshoot posting-annya.

"Jangan lupa modusnya itu posting dengan menggunakan medsos, akun yang dibuat seketika tapi ketika di-posting selesai dia screenshoot kemudian akunnya ditutup sendiri, diviralkan melalui pesan instan," ungkapnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Meningkat Jelang Pemilu 2019

Rudiantara menyebut, jumlah hoaks saat ini semakin meningkat jelang Pemilu 2019. Jumlah tersebut terhitung sejak Agustus 2018 hingga Februari 2019.

"Betul, jumlah hoaks meningkat dari Agustus 25, September 27, Oktober 53, November 63, Desember 75, tiga kali (meningkat), Januari itu 175, tujuh kali (meningkat) dan Februari 353," kata Rudi.

Ia pun menjelaskan, berdasarkan data yang ia miliki. Hoaks yang paling banyak jelang pemilu 2019 ini terkait isu politik dengan persentase 23 persen.

"Dari data sendiri makin meningkat dan paling besar 23 persen berkaitan dengan politik. Ini ada kaitannya mungkin dengan tahun pesta politik," jelasnya.

 

Reporter: Nur Habibie