Sukses

Kubu Prabowo Curigai KPK Soal Amplop Serangan Fajar Bowo Sidik

Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjutak, mempertanyakan sikap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjutak, mempertanyakan sikap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), saat lembaga antirasuah itu membeberkan barang sitaan saat membeberkan operasi tangkap tangan, dimana salah satunya yang terciduk adalah, politisi Golkar Bowo Sidik Pangarso.

Dia mengklaim sikap KPK aneh, karena tak memperlihatkan barang sitaannya secara utuh. Khususnya, temuan amplop tersebut.

"Ini sangat aneh yak. Tradisi KPK pada saat konpers (konferensi pers) biasanya barang bukti ditunjukan lengkap, misalnya dalam OTT ada amplopnya, nah itu biasanya ditunjukin lengkap, nah ini kenapa tidak," ujar Dahnil di Media Center BPN, Jakarta Selatan, Sabtu (30/3/2019).

Dia meminta agar lembaga pimpinan Agus Rahardjo itu terbuka. Hal ini untuk menghindari fitnah bahwa apa yang dilakukannya terkait Pilpres.

"Itu menimbulkan kecurigaan banyak hal, ditambah lagi kan berseliweran informasi ada kode-kode terkait dengan Pilpres, sehingga tidak ditunjukan, saya pikir untuk menghindari fitnah, muncul praduga, ya KPK lakukan lah hal yang selama ini mereka lakukan saja," ungkap Dahnil.

 

2 dari 2 halaman

Tidak Ada

Sebelumnya, pada KPK menggelar konferensi pers, untuk memperlihatkan barang sitaan OTT-nya. Tim Satgas KPK mengambil beberapa amplop dalam kardus dan memperlihatkannya kepada awak media.Diduga, terlihat cap jempol berwarna hijau di ujung amplop tersebut.

Namun, Pimpinan KPK, Basaria Panjaitan dan Juru Bicara KPK Febri Diansyah kembali memperlihatkan amplop-amplop tersebut untuk menegaskan bahwa cap jempol tersebut tidak ada.

"Apa ada cap jempol? Kita pastikan tidak ada," kata Basaria.