Sukses

Warung Pintar dan Banyuwangi, Kolaborasi Kota dan Startup yang Meroket

Pemerintah Banyuwangi juga membuat regulasi khusus yang memberi kesempatan kepada pemilik Warung Pintar untuk membuka di...

Liputan6.com, Jakarta Warung Pintar merupakan perusahaan startup teknologi mikro retail. Sejak didirikan pada 11 November 2017, ada lebih dari 1200 warung di daerah Jabodetabek. Untuk mempertegas komitmennya, Warung Pintar mengakuisisi Limakilo. 

Limakilo adalah platform yang menyederhanakan rantai pasokan makanan, dengan menghubungkan petani ke akses pasar. Akuisisi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan pemilik warung.

Selain itu, Warung Pintar resmi mengumumkan ekspansinya ke Banyuwangi karena adanya kesamaan visi, yaitu sama-sama memaksimalkan potensi bisnis mikro dan sektor pariwisata, dengan memanfaatkan teknologi pada era revolusi industri 4.0.

Keterbukaan Pemkab Banyuwangi terhadap perubahan dan pemanfaatan teknologi ini menjadi awal yang kuat dari kerja sama dengan Warung Pintar.

Berkat keterbukaan dan semangat meningkatkan ekonomi, sebulan sebelum diresmikan, 101 warung sudah dapat ditemukan di kota yang mendapat julukan Sunrise of Java ini.

Pemerintah Banyuwangi juga membuat regulasi khusus yang memberi kesempatan kepada pemilik Warung Pintar untuk membuka di fasilitas umum milik pemerintah. Saat ini masyarakat dapat menemukan Warung Pintar di enam fasilitas umum, antara lain Taman Blambangan, Stadion Diponegoro, Taman Sayuwiwit, Kantor Kecamatan Genteng, Mal Pelayanan Publik, serta pusat oleh-oleh.

Kolaborasi Warung Pintar dan Pemkab Banyuwangi ini menepis stigma negatif tentang adanya jarak antara masyarakat dan pemerintah. Dalam kolaborasi ini, masyarakat dan pemerintah dijembatani oleh Warung Pintar sebagai profesional bersama-sama membangun ekonomi untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik.

Kolaborasi ini pun mempertegas bahwa Kota Banyuwangi terus menunjukkan pertumbuhan dan dapat bersaing dengan kota besar di Indonesia.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan pada 2020 pihaknya optimis ekonomi daerah Banyuwangi akan tumbuh di kisaran 5,5-5,7 persen, di atas prediksi ekonomi nasional yang hanya sebesar 5,1-5,5 persen."

"Ini merupakan bukti bahwa pemerintah mengerti kondisi dan kemampuan masyarakat sehingga berupaya keras untuk mewujudkannya. Pemkab Banyuwangi pun menggunakan kesempatan ini untuk, pertama kalinya, bekerja sama dengan startup, yaitu Warung Pintar," katanya.

Untuk mencapai target tersebut, Warung Pintar dan Pemkab Banyuwangi menerapkan strategi hyperlocal berupa pemberdayaan UMKM setempat untuk berjualan di Warung Pintar dan menjadikan Warung Pintar sebagai pusat informasi pariwisata. Dengan begitu, UMKM yang bekerja sama dengan Warung Pintar dari berbagai kota dapat saling terhubung dan meningkatkan kapabilitas bisnisnya.

"Tak hanya berjualan produk kebutuhan sehari-hari, masyarakat dapat memperoleh produk UMKM setempat seperti kopi, sale pisang, keripik singkong dan produk olahan lainnya di Warung Pintar Banyuwangi," ujar Harya Putra selaku COO & Co-founder Warung Pintar ketika menjelaskan salah satu strategi hyperlocal yang dilakukan dalam kolaborasi ini.

Kolaborasi antara Warung Pintar dan Banyuwangi ini hanyalah langkah pembuka dari rencana besar Warung Pintar dalam menghubungkan UMKM lokal di tiap daerah di Indonesia. Tidak berhenti di siklus hubungan petani dan pemilik warung lokal, Warung Pintar juga berencana untuk membangun infrastruktur sehingga tercipta akses yang lebih baik untuk pendistribusian barang.

 

Sesuai dengan visinya, Warung Pintar ingin menciptakan golden standard untuk bisnis mikro di Indonesia dengan memberikan dampak yang lebih besar tiap tahunnya untuk ekonomi masyarakat. Sebagai tanda peresmian ekspansi dan perayaan berdirinya 101 warung, serta antusias lebih dari 800 orang yang mendaftarkan diri untuk membuka Warung Pintar, digelarlah acara Festival Juragan Pintar di Gesibu Banyuwangi dari jam 10 pagi hingga 10 malam.

Bertemakan pesta rakyat, rangkaian acara bertujuan untuk mengedukasi mengenai pintarnya Warung Pintar dan mengingatkan kembali kehangatan warung dari zaman dulu dikemas dengan cara yang menyenangkan.

Terdapat festival Game Pintar, cerita Juragan Pintar, UMKM, kuliner pintar, dan kompetisi e-sport dengan total hadiah 10 juta rupiah. Festival Juragan Pintar menargetkan sebanyak 2.000 pengunjung, termasuk Juragan Warung Pintar Banyuwangi, Calon Juragan Warung Pintar Banyuwangi, Komunitas Pedagang Banyuwangi, masyarakat Banyuwangi, VIP/VVIP, serta media.

Bukan sekadar untuk perayaan, Festival Juragan Pintar tersebut juga diadakan untuk berbagi pengalaman dan semangat positif dalam membangun UMKM yang baik berdasarkan data dan pemanfaatan teknologi.

"Melalui Festival Juragan Pintar, kami ingin menyampaikan dan memberi pengalaman menjadi bagian dari Warung Pintar," jelas Harya.

Pemkab Banyuwangi dan Warung Pintar juga berkolaborasi menyelenggarakan kompetisi Hackathon Pintar sebagai pra-acara pada 29-30 Maret 2019. Hackathon Pintar adalah kompetisi kolaboratif antara talenta lokal terbaik dari seluruh Indonesia untuk menciptakan produk digital dalam waktu 24 jam untuk Kota Banyuwangi. Tema dalam kompetisi ini adalah UMKM Pintar dan Pariwisata.

"Kami ingin mendorong anak muda khususnya Banyuwangi dan sekitarnya untuk ikut jadi bagian dari perubahan dan menciptakan solusi yang dibutuhkan," tutup Sofian Hadiwijaya, CTO & Co-founder Warung Pintar yang akan menjadi salah satu juri bersama Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan Hengki Sihombing yang menjabat sebagai VP Product Cashbac.

Untuk diketahui Warung Pintar bertekad mengembangkan potensi bisnis UMKM dengan pendekatan teknologi, untuk menciptakan golden standard bagi bisnis mikro di Indonesia. Sejak berdiri pada 2017, Warung Pintar telah menghubungkan dan mengembangkan lebih dari 1.200 warung di Jakarta dengan semangat #TumbuhbarengWarung. Eskpansi ke Banyuwangi ini juga mengawali semangat baru #TumbuhbarengBanyuwangi. 

 

 

(*)