Liputan6.com, Garut - Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna membantah semua tudingan mantan Kapolsek Pasirwangi Garut AKP Sulman Aziz, yang memojokan dirinya ihwal seruan untuk memenangkan Capres 01 Jokowi-Maruf Amin.
"Jelas itu tidak berdasar. Memang tiap bulan kita kumpulkan para Kapolsek tapi untuk tujuan pengamanan," ujar dia di Mapolres Garut, Minggu (31/3/2019) malam.
Menurutnya, sebagai pimpinan tertinggi di daerah, dirinya memiliki kewajiban untuk memberikan pemahanan mengenai Babinkamtibmas.
Advertisement
"Tidak ada soal suruhan itu," kata dia.
Menurutnya, cakupan tanggung jawab Polres Garut untuk mengamankan hajatan demokrasi lima tahunan di Garut cukup berat, sehingga dibutuhkan evaluasi berkala seluruh anggota.
Saat ini polres Garut memiliki 33 Polsek yang membawahi 42 kecamatan. Untuk itu, lembaganya selalu mengadakan rapat untuk melakukan evaluasi tugas kepolisian.
"Garut ini rawan konflik dengan intensitas kriminal tinggi. Jadi wajar langkah-langkah pencegahan harus dilakukan," ujar dia mengingatkan.
Mantan Kapolsek Pasir Wangi, Garut, AKP Sulman Ajiz buka suara terkait timpangnya netralitas Polri di Pilpres 2019 ini. Jajaran kepolisian memerintahkan untuk memilih paslon 01 Joko Widodo atau Jokowi-Ma'ruf Amin.
Hal itu disampaikannya saat konferensi pers di Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Lokataru dengan didampingi Direktur Lokataru, Haris Azhar.
"Saya merasa telah dizolimi, telah disakiti, termasuk keluarga saya, istri saya, anak saya. Saya telah dimutasikan dari posisi saya ke Polda Jawa Barat," tutur Sulman di lokasi, Jakarta Timur, Minggu (31/3/2019).
Sulman menyampaikan, mutasinya itu dipicu oleh foto bersama yang dilakukannya saat berfoto dengan tokoh agama, tokoh NU kecamatan Pasir Wangi, yang di antara mereka merupakan ketua penyelenggara deklarasi dukungan Paslon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada 25 Februari 2019.
"Saat itu saya hanya melaksanakan tugas saya sebagai kapolsek. Memastikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan di wilayah saya tersebut berjalan sesuai dengan ketentuan, kemudian saya berfoto, sambil membuat laporan kepada Kapolres bahwa saya sudah berkoordinasi dengan panitia," jelas dia.
Sulman dimutasi pada 8 Maret 2019 menjadi Kanit Seksi Pelanggaran Gakkum Direktorat Lalu Lintas Jawa Barat tidak lama setelah Propam Polda Jawa Barat melakukan pemeriksaan terhadap 20 anggota Polsek Pasir Wangi.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Sakit Hati Dimutasi
Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Eva Kusuma Sundari mengomentari kesaksian Mantan Kapolsek Pasir Wangi Sulman Ajiz yang mengaku diperintahkan untuk mendukung Jokowi-Ma'ruf. Eva menilai kesaksian itu muncul karena Sulman sakit hati karena dimutasi dari jabatannya sebagai Kapolsek Pasir Wangi.
"Tapi Kapolsek yaitu mungkin kan habis di mutasi ya, Jadi mungkin ada apa ada motif juga enggak terima dimutasi," kata Eva di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (1/4).
Eva juga membantah mobilisasi Polisi untuk dukung Jokowi-Ma'ruf dilakukan oleh pihaknya. Sebab, kata dia, itu di luar kewenangan TKN.
"Kan di luar wewenang kita, kita urusannya hanya urusan kampanye dan ini dan seterusnya. Dan kita percaya bahwa Kapolri profesional dan juga teman-teman di Kepolisian yang lain," ujarnya.
Menurutnya kasus semacam itu tidak pernah terjadi di daerah lainnya. Maka dari itu, kasaksian tersebut perlu periksa kebenarannya.
"Tapi ketika saya cek di dapil saya hal itu tidak terjadi gitu loh. Jadi hanya eks Kapolsek tersebut yang kemudian melakukan statemen jadi menurut saya sudah dibereskan Kapolres membuat statement bersama bawah ini sifatnya kausistik," ungkapnya.
Advertisement