Sukses

Menristekdikti: Beasiswa Bidikmisi untuk Putus Rantai Kemiskinan

Nasir mengatakan, saat ini pemerintah sudah meningkatkan jumlah beasiswa Bidikmisi untuk mahasiswa baru. Yaitu, dari 90 ribu pada di 2018 menjadi 130 ribu di tahun 2019.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mendorong pelajar dari keluarga kurang mampu untuk kuliah melalui program beasiswa Bidikmisi. Ia menyatakan, beasiswa ini ditujukan untuk memutus rantai kemiskinan serta mengurangi angka pengangguran.

"Seseorang yang mempunyai latar belakang pendidikan yang semakin tinggi, akan dipastikan mampu berinovasi lebih baik," ungkap Nasir di Universitas Jember (Unej), Minggu (7/4/2019).

Nasir mengatakan, saat ini pemerintah sudah meningkatkan jumlah beasiswa Bidikmisi untuk mahasiswa baru. Yaitu, dari 90 ribu pada di 2018 menjadi 130 ribu di tahun 2019. 

Menurutnya, pemerintah puas dengan kinerja akademik dari para mahasiswa Bidikmisi dan juga pencapaian profesional para lulusannya yang banyak menjadi orang sukses.

"Yang gagal (lulus) hanya 1 persen dari program Bidikmisi. 99 persennya lulus," tukas Nasir.

Ia mengungkapkan, kunci keberhasilan mahasiswa Bidikmisi terletak pada daya tahan mereka dalam menghadapi tantangan di perguruan tinggi dan dunia kerja.

Nasir pun mencontohkan kepada para mahasiswa Bidikmisi bahwa dirinya dulu turut berjuang saat berkuliah di Universitas Diponegoro.

"Saya sendiri anak petani. Orangtua saya tidak mampu membiayai saya kuliah di Perguruan Tinggi di Universitas Diponegoro saat itu. Saya kerja sambil kuliah. Saya tidak pernah bermimpi dari anak petani sampai sekarang bisa menjadi Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi di Indonesia," ujar Nasir.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Tekan Angka Kemiskinan

Nasir menambahkan, pemerintah memang mengalokasikan program beasiswa Bidikmisi bagi mahasiswa yang kurang mampu untuk menekan angka kemiskinan dan pengangguran di Indonesia, terutama dalam empat tahun terakhir. 

"Jangan sampai bonus demografi, sumber daya manusianya tidak berkualitas, karena jika hal itu terjadi malah akan menjadi malapetaka di Indonesia. Bukan kemiskinan semakin mengecil, tapi akan melebar. Oleh sebab itu Negara selalu hadir, melalui pemberian program beasiswa," ucap Nasir.

Â