Sukses

Kapten Begal Spesialis Nasabah Bank Tewas Didor Polisi

Target yang dipilih biasanya nasabah yang mengambil uang tunai dalam jumlah banyak seorang diri.

Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya menembak mati kapten begal spesialis nasabah bank, berinisial E. Pria 38 tahun itu terpaksa ditembak mati lantaran berupaya melawan petugas saat dibawa untuk pengembangan kasus.

Dalam operasi ini, polisi juga meringkus lima tersangka lainnya masing-masing berinisial B (39), AF (43), DH (27), H (37) dan DD (36). Mereka merupakan komplotan bandit asal Lampung.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, para begal spesialis nasabah bank itu memiliki peran masing-masing. Kejadian bermula saat seorang warga berinisial S baru saja selesai mengambil uang di sebuah bank swasta di kawasan Klender, Jakarta Timur pada 26 Maret 2019 siang.

"Di sana korban sudah diamati oleh pelaku berinisial B. Jadi dia pura-pura ikut masuk ke dalam antrean bank, lalu dia menggambar di dalam kira-kira itu orang-orang mengambil uang berapa, kemudian menentukan targetnya," ujar Argo saat rilis pengungkapan kasus di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Kamis (11/4/2019).

Target yang dipilih biasanya nasabah yang mengambil uang tunai dalam jumlah banyak seorang diri.

Tersangka B kemudian melaporkan ciri-ciri targetnya kepada DH dan H yang telah menunggu di luar bank. Kedua pelaku itu kemudian mengikuti mobil korban menggunakan sepeda motor.

Saat berhenti di lampu merah, kedua pelaku menebar ranjau berupa cincin dan paku yang telah dimodifikasi ke salah satu ban mobil korban. "Mereka (begal spesialis nasabah bank) sudah tahu perkiraan berapa menit ban mobil itu akan kempes," katanya.

 

2 dari 2 halaman

Modus Kejahatan

Ban mobil korban mulai kempes saat tiba di kawasan Kasablanka, Jakarta Selatan. Pelaku kemudian mendekati mobil korban dan memberitahu tentang kondisi bannya yang kempes.

H mengalihkan perhatian korban dengan pura-pura membantu mengganti ban sebelah kiri belakang yang kempes. Saat itu juga, DH dengan leluasa menggasak uang tunai milik korban dari pintu kemudi.

"Kebetulan kemarin yang diambil uang Rp 30 juta yang rencananya oleh korban mau digunakan untuk uang muka sewa lapangan olahraga di Senayan," tutur Argo.

Polisi yang menerima laporan langsung bergerak cepat menangkap 6 orang pelaku di tempat berbeda di daerah Bekasi. Salah satu tersangka berinisial E terpaksa dilumpuhkan petugas lantaran melawan saat dilakukan pengembangan kasus.

"E ini kapten, dia yang merencanakan, menentukan target, membagi tugas, dan membagi uang hasil rampasannya kepada anak buahnya," ucapnya.

*Tak Segan Lukai Korban*

Dalam setiap beraksi, para pelaku selalu membekali diri dengan senjata tajam atau sajam. Mereka tak segan-segan melukai korbannya jika aksinya mendapatkan perlawanan.

"Setiap bergerak, setiap melakukan aksinya, tersangka membawa ini (sajam). Apakah pernah digunakan? Ya, kalau ada korban yang melawan dia lakukan penganiayaan, jadi ini bisa menakuti, bisa untuk betul-betul melukai," kata Argo.

Komplotan begal spesialis nasabah bank ini diketahio telah beraksi di beberapa lokasi di Ibu Kota sejak sekitar dua tahun terakhir. Uang hasil kejahatan itu dilakukan untuk kebutuhan hidup di Jakarta dan dikirimkan ke keluarganya di kampung.

Polisi mengimbau kepada masyarakat agar lebih berhati-hati saat mengambil uang di bank dalam jumlah banyak.

"Kalau memang jumlah uangnya banyak yang diambil, jangan sendiri atau hubungi kantor polisi terdekat untuk minta dikawal. Pelayanannya gratis," ucap Argo.

Dalam kasus ini, para pelaku dijerat dengan Pasal 365 KUHP tentang Pencurian dengan Kekerasan. Mereka diancam hukuman maksimal sembilan tahun penjara.