Liputan6.com, Jakarta - Sebuah undangan pesta bikini bagi pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) beredar di media sosial 4 tahun lalu. Ramai diperbincangkan warganet pada Kamis 23 April 2015, undangan tersebut ditujukan sebagai perayaan usai menjalani ujian nasional (UN).
Undangan bertajuk Splash After Class itu menuai pro dan kontra setelah tersebar di media sosial. Diketahui, pesta berbikini itu akan berlangsung pada Sabtu 25 April 2015 di The Media Hotel, Jalan Gunung Sahari, Jakarta Pusat.
Acara yang rencananya dimulai pukul 22.00 WIB itu mewajibkan para tamu memakai dress code musim panas dan bikini. Peserta pesta pun dibatasi, hanya untuk siswa-siswi SMA di Jakarta sebagai ungkapan bahagia telah menyelesaikan UN.
Advertisement
Dalam undangan yang beredar, tercantum pula sejumlah nama sekolah yang akan mengikuti pesta tersebut. Di antaranya SMA 8 Bekasi, SMA 12 Jakarta, SMA 14, SMA 38, SMK 50, SMA 24, SMK Musik BSD, SMA 31, SMA 109, SMA 53, SMA Muhammadiyah Rawamangun, SMA 44, SMA Alkamal, SMA 29, SMK 26 dan SMA 31.
Melalui media sosial, para warganet mengkritisi acara yang jauh dari nilai budaya ketimuran itu. Sejumlah pihak juga mengecam penyelenggaraan acara ini, seperti KPAI, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, hingga Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Penyelenggaraan acara tersebut akhirnya diusut oleh Subdit Cyber Crime Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya.
"Kita akan cek, dan akan kita panggil penyelenggaranya. Kalau ketahuan akan lekas dipanggil penyebarnya (undangan melalui media sosial)," kata Pejabat Sementara (Pjs) Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Budi Widjanarko.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Acara Dibatalkan
Setelah menuai kontroversi, iklan undangan yang juga berbentuk video itu hilang dari Youtube. Bahkan acara tersebut langsung dibatalkan oleh penyelenggara Event Organizer (EO) Divine Production.
Pihak penyelenggara akhirnya buka suara terkait acara Splash After Class. Project Manager Divine Production, Kara Putri menyatakan kerugian yang ditanggung lantaran sudah mengeluarkan biaya untuk uang muka hotel, uang muka bintang tamu, dan promosi acara.
"Kalau dihitung sih kerugian kami puluhan juta. Ya itu tadi, kami sudah booking hotel, guest star, dan promosi," ujar Kara Putri, Jumat 24 April 2015.
Kara menjelaskan, acara ini sebenarnya hanya untuk memberikan hiburan bagi remaja di atas 17 tahun. Bukan untuk pelajar yang baru selesai mengikuti UN. Menurut Kara, acara Splash After Class ini adalah pesta dengan mengusung konsep kolam renang. Busana yang digunakan pun bukan bikini, melainkan busana santai musim panas.
"Karena acaranya di kolam renang. Dress code yang digunakan ya summer dress, bukan bikini," kata dia.
Sedangkan terkait iklan yang beredar luas di media sosial, Kara berdalih, hal tersebut merupakan kesalahan tim promosi yang ditunjuk pihaknya.
"Sampai saat ini tim promosi tidak bisa kami hubungi, kami juga kaget, temanya kok jadi pesta bikini?"
Kara mengklaim, pihak-pihak SMA yang tercantum di iklan tersebut sama sekali tidak ada hubungannya dengan acara.
"Dengan ini kami meminta maaf atas ketidaknyamanan sekolah SMA di Jakarta, atas rencana penyelenggaraan event Splash After Class. Dan per hari ini rencana event tersebut kami batalkan," pungkasnya.
Advertisement
Penyelenggara Bubarkan Diri
Sempat digugat oleh sejumlah kepala sekolah yang namanya tercantum dalam undangan, pihak event organizer itu akhirnya berdamai dan membubarkan diri. 8 Kepala sekolah itu melaporkan Divine Production dengan pasal penghinaan lantaran nama sekolah mereka dicatut di selebaran pesta bikini tanpa izin.
Ke-8 SMA itu adalah SMAN 29 Jakarta, SMAN 12 Jakarta, SMAN 31 Jakarta, SMAN 109 Jakarta, SMAN 53 Jakarta, SMAN 24 Jakarta, SMAN 44 Jakarta, dan SMAN 38 Jakarta. Ditambah SMA Muhammadiyah Rawamangun yang juga pernah menggugat pihak penyelenggara.
Pendiri EO Divine Production Immanuel Tulus Hasiholan kemudian mengaku peristiwa ini tidak akan terulang kembali. Apalagi, Divine Production diakuinya sudah dibubarkan sejak 1 Juli 2015 setelah dilaporkan ke polisi.
"Divine sudah bubar diri sebelum puasa kemarin. Sudah bubar per 1 Juli 2015. Ini bentuk tanggung jawab moral kami," beber Immanuel.
Dia menambahkan, rencana membuat pesta kelulusan bagi pelajar sekolah menengah atas dan kejuruan itu merupakan yang pertama kali dilakukannya. Sebelumnya sudah 3 kali bikin pesta bikini di kolam renang, namun tidak melibatkan siswa-siswi sekolah.
"Pool party sudah 3 kali. Tapi yang mencatut nama institusi sekolah dan yang benar-benar pesta kelulusan siswa baru kali ini," pungkas Immanuel.
Reporter: Dewi Larasati