Liputan6.com, Jakarta - Dua orang tercatat menjadi calon jemaah haji termuda dan tertua yang berangkat pada musim haji 2019. Keduanya merupakan perempuan dan berasal dari dua daerah.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Nizar menyebutkan, calon jemaah haji termuda berasal dari Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, bernama Putri.
Advertisement
Baca Juga
"Dia berumur 17 tahun. Namanya Putri dan dia ini sudah menikah," jelas dia saat menjadi nara sumber Pembekalan Terintegrasi Petugas Haji Arab Saudi Tahun 1440H/2019M di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu (24/4/2019).
Karena status yang sudah menikah, putri meski baru berumur 17 tahun tetap berhak pergi beribadah haji ke Tanah Suci.
Sementara calon jemaah haji tertua berasal dari Kabupaten Fakfak, Papua Barat. Perempuan bernama Rahma Alhasin ini tercatat berumur 105 tahun.
Nizar mengatakan, kemungkinan akan menyiapkan petugas khusus untuk menemani jemaah haji tertua ini. Berkaca dari pengalaman sebelumnya, jemaah haji tertua kerap mendapatkan istimewa dari Pemerintah Arab Saudi.
Layanan istimewa dari Pemerintah Arab Saudi seperti adanya penjemputan khusus, pengawalan bahkan ikut menjadi sorotan media setempat.
"Tahun kemarin jemaah haji tertua tak bisa bahasa Indonesia, jadi harus ada pendamping yang mendampingi satu orang satu, yang tahu bahasa lokal dan tahu bahasa Arab," dia menandaskan.
Adapun pada tahun ini, Indonesia mendapatkan kuota haji sebesar 231 ribu dari Pemerintah Arab Saudi. Dari jumlah tersebut, 10 ribu merupakan kuota tambahan.
3 Hal Baru dalam Layanan Penyelenggaraan Haji 2019
Indonesia menjadi negara yang memberangkatkan jemaah haji terbanyak ke Arab Saudi. Khusus tahun ini, kuota haji mencapai 231 ribu jemaah. Besarnya jumlah jemaah haji membuat pemerintah berupaya maksimal memberikan layanannya.
Kabar baiknya, ada beberapa hal baru atau inovasi yang dilakukan pada layanan haji tahun ini. Inovasi ini mengacu pada hasil evaluasi Pemerintah Indonesia yang disampaikan kepada Pemerintah Arab Saudi saat menggelar pertemuan membahas evaluasi penyelenggaraan ibadah haji 2018.
Ini disampaikan Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis. "Ini inovasi yang luar biasa pada tahun ini," jelas dia saat menjadi pembicara pada acara Pembekalan Terinegrasi Petugas Haji Arab Saudi Tahun 1440H/2019M di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (24/4/2019).
Inovasi pertama berkaitan dengan peningkatan porsi sistem sewa hotel dari blocking time menjadi full musim. Bila pada tahun sebelumnya, sistem sewa hotel dengan skema full musim baru 50 persen, pada tahun ini naik menjadi 75 persen.
"Alhamdulillah kita sudah berhasil 50 persen hotel-hotel yang disewa di Markazia tahun lalu 50 persen dan tahun ini bisa ditingkatkan menjadi 75 presen (full musim) dan 25 persen masih dengan blocking time," tutur dia.
Inovasi lain, Pemerintah Arab Saudi juga menambah satu embarkasi untuk layanan fast track. Kemudian untuk embarkasi lain yang tidak mendapatkan fasilitas ini, akan diberi layanan dari non fast track menjadi semi fast track.
"Jadi semi fast track, mereka (jemaah) akan tetap dimintakan satu sidik jari saat tiba nanti dan distempel paspor dan setelah itu langsung ke bis. Jadi mereka tidak urus bagasi lagi," jelas dia.
Dia menuturkan jika selama ini hal yang banyak menyita waktu jemaah haji adalah soal pengurusan bagasi itu. Sebab itu, Kebijakan ini dinilai akan banyak membantu jemaah haji.
Selain kedua hal tersebut, hal yang dikabulkan Pemerintah Arab Saudi adalah penambahan sarana buang air bagi jemaah haji Indonesia di Mina.
"Pada Desember 2018, Muasassah (organisasi penyelenggara ibadah haji yang ditunjuk oleh Pemerintah Arab Saudi) mengabulkan permintaan menteri agama, yaitu, penambahan jumlah toilet yang pada tahun sebelumnya lima per maktab, mulai haji 2019 ini penambahan menjadi delapan toilet per maktab," tutur dia.
Menurut Sri, sebelum dilakukan penambahan, untuk satu toilet di Mina bisa diantre oleh 68 orang. Namun, dengan adanya penambahan ini, diharapkan antrean itu bisa terurai.
Advertisement
Menag Pastikan Akomodasi dan Transportasi Haji 2019 Siap 100 Persen
Menteri Agama (Menag) Lukman Saifuddin memastikan jika persiapan akomodasi dan transportasi pelaksanaan haji 2019 sudah mencapai 100 persen. Persiapan tambahan yang perlu dilakukan hanya terkait adanya penambahan kuota haji 10 ribu.
"Seluruhnya (persiapan) sudah 100 persen untuk yang kuota 204 ribu, akomodasi di Mekah dan Madinah itu sebenarnya sudah selesai, tinggal nanti kita harus sedikit bekerja keras untuk tambahan yang 10 ribu," jelas dia di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Selasa malam (24/4/2019).
Baca Juga
Khusus tambahan 10 ribu kuota jemaah ini, Menag menyatakan akan mengumumkan pembagiannya pada pekan ini.
"Mungkin dalam waktu segera, dalam waktu 1-2 hari ini, kita akan segera mengumumkan distribusi pembagian 10 ribu itu berdasarkan pendekatan proporsionalitas," tambah dia.
Menag menuturkan pembagian dengan mempertimbangkan kuota di provinsi. Namun untuk garis besar, dipastikan dari kuota 10 ribu, sebesar 25 persen ditujukan bagi lanjut usia (lansia).
Kemudian 25 persen berikutnya bagi pendamping lansia dan 50 persen sisanya jemaah haji yang pada masa antrean di masing-masing provinsi.
"Setelah itu kita umumkan baru diketahui siapa saja yang masuk dalam 10 ribu tambahan kuota ini lalu mereka bisa segera melakukan pelunasan biaya haji tahun ini," jelas Menag.