Sukses

Rancangan Busana dari Pelajar SMK Muncul di Festival Kebaya Banyuwangi

"Orang hebat dan kuat akan dikalahkan oleh orang kreatif dan inovatif."

Liputan6.com, Jakarta Banyuwangi kembali unjuk gigi lewat produk budaya bangsa yang ditampilkan dalam Festival Kebaya. Ya, ratusan kebaya yang dirancang oleh siswa SMK hingga desainer nasional, berhasil memukau ribuan penonton di Gelanggang Seni-Budaya (Gesibu) Banyuwangi, Rabu (24/4). 

Beragam tema kebaya mulai nuansa etnik, cheerfull, kebaya casual, hingga kebaya pesta tampil dengan menawan. Desainer yang terlibat memberikan sentuhan yang berbeda pada setiap busana yang ditampilkan.

"Banyuwangi mendorong tumbuhnya sektor kreatif, salah satunya fashion. Festival ini kami gelar tidak hanya sebagai media promosi bagi desainer lokal, tapi juga menumbuhkan bibit bibit desainer muda daerah," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Awar Anas.

"Kami menautkan para desainer lokal, termasuk anak-anak SMK, dengan pelaku fashion nasional. Sehingga diharapkan ada percepatan kualitas. Dan dalam waktu tak lama, para desainer lokal bisa mengakses industri fashion nasional, memasarkan karyanya agar tambah laris," imbuh Anas.

Festival Kebaya ini menampilkan dua desainer nasional yakni Leny Agustin dan Monica Weber. Leny menyuguhkan karya busana cheerfull yang bernuansa muda sebagaimana kekhasannya. Sedangkan Monica memberikan sentuhan elegan pada tema kebaya.

Sementara dari Banyuwangi, ada tujuh desainer lokal yang terlibat. Mereka adalah Eko Purwanto, Almira, Nirmala Eka, Esy Polaris, A Muzakki, Ocha Laros dan Mayasari Yosefa. Semuanya menampilkan busana kebaya indah baik casual hingga pesta.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang ikut menyaksikan juga turut mengapresiasi event yang masuk dalam agenda wisata Banyuwangi Festival ini. Khofifah memuji upaya Banyuwangi dalam memajukan sektor kreatif daerah.

"Orang hebat dan kuat akan dikalahkan oleh orang kreatif dan inovatif. Para desainer adalah orang-orang yang kreatif dan inovatif. Di belahan dunia manapun yang hidup dan survive adalah mereka yang menggerakkan sektor kreatif. Banyuwangi telah melakukannya," ujar Khofifah.

 

Festival Kebaya Banyuwangi kali ini terasa lebih istimewa dengan memberikan panggung bagi karya para pelajar SMK. Sebanyak 18 siswa dari 9 SMK di Banyuwangi menampilkan karya originalnya. Sebelumnya mereka telah mendapatkan mentoring dalam workshop busana oleh Indonesian Fashion Chamber (IFC) selama satu minggu.

"Sebelum festival digelar, rangkaian workshop digelar. Kami fasilitasi bagaimana anak-anak muda Banyuwangi memahami business process industri fashion secara benar," papar Anas.

Salah seorang siswa yang terlibat adalah Dendy Cahyono (17), siswa kelas XI SMK Bustanul Falah, Kecamatan Genteng. Dendy merasa beruntung bisa mendapat kesempatan ikut pelatihan dan menghasilkan karya busana yang langsung dipamerkan kepada khalayak luas.

"Ini baru pertama kalinya saya buat kebaya. Kami diajari membuat desain hingga teknik menjahit. Kami juga diajari bagaimana membuat detail busana agar menarik," kata siswa jurusan busana ini.

Selain Dendy juga ada Melisa Dwi Ardiyanti (17) Siswa kelas XI SMKN Ihya Ulumudin. Melisa merasa bangga sekaligus terharu karena hasil karyanya ditampilkan langsung di atas panggung Festival dan disaksikan oleh ribuan orang.

"Tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Saya semakin semangat untuk menekuni dunia tata busana yang memang menjadi passion saya," ujarnya.

Festival Kebaya semakin meriah dengan hadirnya penampilan penyanyi Keroncong asal Solo, Endah Laras. Endah sukses melengkapi keseruan even lewat alunan keroncong yang memikat dan guyonan segarnya.

 

 

(*)