Liputan6.com, Jakarta - Warga yang mengungsi akibat banjir di RW 07, Kelurahan Rawajati, Jakarta Selatan, kesulitan air bersih sehingga belum dapat membersihkan rumah dari endapan lumpur yang mencapai satu meter.
Ketua RW 07 Sari Budi Handayani mengatakan, dia sudah mencoba menghubungi pihak terkait, namun belum mendapat jawaban.
Baca Juga
"Sudah sering menghubungi pihak terkait tapi sampai saat ini belum datang bantuannya," ujarnya saat ditemui di Puskesmas Kelurahan Rawajati, Sabtu (27/4/2019) seperti dilansir Antara.
Advertisement
Sementara itu, Ketua RT 02 Saiful Anwar mengatakan, sejauh ini sumbangan yang telah diterima berupa WC umum dan karbol 20 liter per RT.
"WC umum semalam datang, tapi kan air bersihnya di situ seadanya buat 100 orang di RT saya saja. Karbol barusan sudah," ujar Saiful.
Padahal menurut Saiful, ada warga dari dua RT yang mengungsi di bawah flyover tersebut, sedangkan ketersediaan air di WC sangat minim.
Lebih lanjut, Yaya yang juga mengungsi di bawah flyover menyebutkan saat ini air sudah surut hanya saja lumpur setinggi pinggang orang dewasa masih menerjang rumahnya.
"Air sudah surut, tinggal lumpur sepinggang. Tidak bisa apa-apa karena belum ada air bersih dan penyedot lumpur," Yaya menuturkan.
Selain air bersih, pengungsi juga membutuhkan bantuan berupa obat-obatan, genset, serta makanan siap saji yang cukup bagi 1.325 warga Rawajati yang terkena banjir.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Butuh Genset
Warga juga membutuhkan genset untuk keperluan memasak, membersihkan lumpur, dan saluran penerangan.
"Sudah surut airnya tinggal lumpur masih satu meter tingginya, enggak bisa membersihkan karena penyedot lumpur dan genset enggak ada," kata Ketua RT 02 Saiful Anwar saat ditemui di kawasan Rawajati, Sabtu.
Sejumlah warga memilih untuk mengungsi di tempat seadanya seperti bawah flyover Rawajati, Puskesmas Kelurahan Rawajati, dan komplek BPT meskipun air telah surut.
"Iya gimana lagi, kalau enggak di sini kami tidak bisa tidur kan rumah masih terendam lumpur. Kasihan bayi dan anak-anak,” kata Neneng, seorang warga RT 02.
Selain itu, Dinas Sosial DKI Jakarta dan Kelurahan Rawajati yang memberikan bantuan kepada pengungsi berupa bahan makanan mentah juga membuat masyarakat kesulitan dalam mengolahnya akibat tidak tersedianya genset tersebut.
"Butuh untuk menghaluskan bumbu, kita masak untuk 1.325 orang jadi enggak mungkin semuanya manual. Tenaganya kurang," ujar Ketua RW 07 Sari Budi Handayani.
Lebih lanjut, genset tersebut juga dibutuhkan untuk penerangan pada malam hari karena warga mengaku ketika malam hari tempat pengungsian terutama yang berada di bawah flyover sangat berbahaya jika gelap gulita.
"Bahaya kalau disini kan kita tidur di tempat terbuka, sama kandang ayam dan perabotan lainnya. Takutnya ada yang terluka menabrak sesuatu karena gelap," kata Wati yang mengungsi di bawah flyover Rawajati.
Advertisement