Liputan6.com, Jakarta Ribuan orang dari berbagai daerah menghadiri acara rutin. Ziarah Kubro, menyambut bulan suci Ramadhan di Kota Palembang, Sabtu (27/4). Acara dimulai dari kediaman Alm Al-Habib Ahmad Bin Hasan Al-Habsyi pukul 06.00 WIB dan dibuka dengan Pembacaan Wirdul Latif, Qosidah salaf.
Kemudian pukul 07.30 WIB dilanjutkan arak-arakan ulama dan warga, perjalanan diiringi lantunan sholawat. Para wisatawan begitu khidmat dan larut dalam acara yang digelar di Sumatera Selatan tersebut.
Perjalanan menuju pemakaman Auliya' Habaib Telaga Swidak yang berlokasi di Kelurahan 14 ulu, Kecamatan Seberang Ulu (SU) 2. Kegiatan hari kedua ini berlangsung dari pukul 06.30 WIB pagi hingga jam 12.30 WIB ba'da dzuhur setelah itu istirahat dan akan dilanjutkan sehabis magrib sampai pukul 20.00 WIB.
Advertisement
"Sejak pagi telah digelar dzikir selanjutnya ada arak-arakan ke makam Habib Ahmad Bin Hasan Habsyi dan setelah itu puncak acara akan di gelar di kediaman Habib Allawiyin As-Seggaf," kata Umar Bin Ahmad Shahab Panitia Haul dan Ziarah Kubro.
Setelah dzuhur, peserta ziarah istirahat makan siang di kediaman Habib Allawiyin As-Seggaf. Panitia telah menyiapkan sekitar 300-350 ekor kambing untuk di konsumsi para peziarah berupa nasi minyak dengan sajian nampan.
"Lebih banyak dari hari kemarin karena pengunjung yang mencapai puluhan ribu jama'ah, dananya sendiri berasal dari sumbangan masyarakat, fasilitas pemerintah pusat dan dinas pariwisata," jelas Umar Bin Ahmad Shahab.
Malam harinya, acara dilanjutkan di gedung Ba'alawy, berlokasi di kampung sei bayas 8 ilir Kecamatan Ilir Timur (IT) 2. Rangkaian acara malam hari akan dibuka pembacaan adzkar rauhah, pembacaan wirdur lathief, yasin, tahlil, pembacaab manaqif dan juga sholat magrib, sholat isya berjamaah.
"Ziarah Kubro ini menjadi salah satu cara kita untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT," katanya.
Ketua Calendar of Event (CoE) Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Esthy Reeko Astuty mengatakan, Sumsel memiliki objek wisata yang akan dikembangkan tentunya adalah peninggalan sejarah yang menjadi salah satu pusat kebudayaan Melayu. Karena Melayu identik dengan Islam, maka tentunya termasuk religi yang ada di dalamnya.
"Alhamdulillah kita seirama dengan pemerintah daerah dalam target wisatawan melalui wisata religi ini," kata Esthy.
Esthy menambahkan, selain sangat cocok dengan wisata religi karena banyak makam-makam, tentunya akan lebih berpotensi jika dikembangkan dengan konsep wisata religi. Terlebih keturunan Melayu banyak tersebar luas.
Tidak hanya di Indonesia, namun ke berbagai negara seperti Malaysia dan Brunei Darusalam. Esthy tidak heran jika di setiap pekannya selalu ada wisatawan mancanegara dari kedua negara tersebut datang ke Sumsel.
"Ketika mereka memiliki kedekatan secara kultur, tentu mereka akan tertarik. Tidak hanya sebagai destinasi wisata, tapi juga silaturahmi terhadap leluhur mereka yang juga berasal dari sini (Sumsel)," ujar Esthy.
Menteri Pariwisata Arief Yahya sebelumnya menegaskan Ziarah Kubro Sumsel diharapkan dapat mengangkat pariwisata. Khususnya potensi destinasi wisata alam dan budaya setempat. Selain itu, juga memperkenalkan Sumsel sebagai pusat sejarah dan budaya Islam di Indonesia.
"Letaknya yang strategis, punya penerbangan langsung dari Malaysia dan Singapura menjadi keuntungan tersendiri. Eventnya? Atraksinya? Aksesnya? Semua harus digarap secara serius. Kalau Sumsel serius, komitmen, pariwisata pasti cepat tumbuh, terus adakan acara yang bisa memantik mereka datang ke negara kita," kata Menpar Arief Yahya.
(*)