Sukses

Ternyata Begini Cara Kemenpar Bidik Pasar Eropa

Eksplorasi besar-besaran Pasar Eropa jadi support bagi target wisman 2019.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus melakukan upaya atau strategi dalam mengeksplorasi pasar Eropa. Salah satu yang dilakukan adalah optimalisasi dengan konsep Tourism Hub yang sudah diuji melalui Forum Group Discussion (FGD) Tourism Hub untuk Pasar Eropa.

Implementasi penguatannya melalui Program Hotdeals. FGD Tourism Hub untuk Pasar Eropa digelar di Hotel Grand Mercure Harmoni, Jakarta, Senin (22/4). Pesertanya dari berbagai latar belakang berpengalaman untuk pasar Eropa.

Untuk mendukung event FGD, ada delapan narasumber yang dihadirkan. Mayoritas memiliki background  travel agent (TA) dan tour operator (TO) besar. Sebut saja Panorama Destination, Marintur, Bhara Tour, Smailing Tour, Pegasus Indonesia dan PACTO. Bbergabung juga DPD Asita Kepulauan Riau (Kepri) dan VITO Singapura.

FGD Tourism Hub untuk Pasar Eropa dipimpin langsung oleh Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kemenpar Nia Niscaya. Ikut mendampingi Asdep Pengembangan Pemasaran II Regional IV Kemenpar Agustini Rahayu. Nia pun mengungkapkan, mengembangkan Tourism Hub menjadi opsi ideal.

"FGD Tourism Hub untuk Pasar Eropa ini penting. Selain berbagi ide dan gagasan, forum ini tentu jadi koordinasi internal. Persepsi semua stakeholder pariwisata harus disamakan. Bagaimanapun, Tourism Hub menjadi strategi ideal untuk mengoptimalkan potensi pasar Eropa," jelas Nia yang juga diamini Ayu.

Eksplorasi besar-besaran Pasar Eropa jadi support bagi target wisman 2019. Sebab, sepanjang tahun ini Kemenpar memasang target 20 Juta wisman. Treatment-nya melalui strategi Super Extra Ordinary (SEO). Konsep SEO pun terbagi tiga, yaitu Border Tourism, Tourism Hub, dan Low Cost Terminal. Dari 3 formula, Tourism Hub menjadi konsep yang ideal untuk menggali market Benua Biru Eropa.

"Melihat potensinya, Tourism Hub yang paling strategis. Untuk mengurai detail teknisnya, maka FGD Tourism Hub untuk Pasar Eropa dilaksanakan. Ada banyak input yang dihasilkan dari forum ini. Sebab, pesertanya sangat interaktif," jelas Nia lagi.

Untuk mendukung konsep tersebut, maka dipilihnya Singapura sebagai Hub-nya. Sebab, Negeri Singa memiliki proximity dengan Indonesia. Selain itu, mereka juga berstatus sebagai Hub penerbangan dari Eropa yang terbesar. Ada lima negara Eropa yang menggunakan Singapura sebagai Hub, yaitu Inggris, Jerman, Prancis, Belanda, dan Russia.

Potensi pergerakan wisman ke-5 tersebut juga kompetitif. Memakai Singapura sebagai Hub, pergerakan wisatawan Inggris mencapai 588.863 orang pada 2018. Saat ini pergerakannya menjanjikan, sebab di rentang Januari-Februari 2019 pergerakannya sudah mencapai 121.734 orang.

Jerman berada di strip dua dengan 356.797 wisatawan sepanjang 2018. Lalu, potensi Januari-Februari 2019 mencapai 88.294 orang wisatawan. Potensi menjanjikan juga ditunjukan Prancis dengan pergerakan 204.766 wisatawan di 2018.

Di rentang Januari-Februari pergerakan mereka menuju Singapura mencapai 37.992 orang. Status Singapura sebagai Hub ideal juga ditegaskan pergerakan 98.328 wisatawan Belanda pada 2018. Pada tahun yang sama, ada juga mobilitas 84.525 wisatawan Russia di Negeri Singa.

"Tourism Hub juga diarahkan untuk menyikapi keterbatasan direct flight dari Eropa. Satu sisi, posisi dari Singapura menjadi Hub besar bagi Eropa. Untuk mengolah pasar Singapura, kami ini juga sudah punya formulasinya. Konsep Hotdeals tentu akan dioptimalkan," tambah Ayu.

Kemenpar saat ini memang sedang bersiap menawarkan paket kunjungan singkat ke Kepulauan Riau (Kepri). Sebab, agenda liburan wisatawan Eropa sudah disusun jauh hari. Nantinya penawaran tersebut akan dimasukan dalam paket tur Singapura.

Untuk menaikan minat kunjungan, paket Hotdeals akan direlease dilengkapi dengan land arrangement mengingat pasar Eropa menuntut pengaturan yang lebih detail mengenai paket perjalanan.

Detail teknis perjalanannya juga akan disertakan agar informasinya lengkap. Untuk memuluskan keseluruhan skenario, rancangan pertemuan lanjutan sudah disiapkan. Pertemuan serupa akan digelar di Batam paling lambat pekan ke-2 Mei 2019 dengan mengundang agents Singapore specialis pasar Eropa. H

arapannya, penjualan paket ke Indonesia sudah bisa langsung didistribusikan ke Eropa. Sebab, potensi paket wisata winter season ke Indonesia di Eropa juga sangat potensial.

"Semua strategi harus dijalankan. Agar optimal, maka sinergi besar harus dilakukan. Penunjukan dari Singapura sebagai Hub sangat ideal. Pergerakan wisman di Singapura sangat besar. Hal ini akan bagus bila optimalisasinya dilakukan secepatnya. Sebagai destinasi dunia, Indonesia memiliki paket atraksi, aksesibilitas dan amenitas terbaik," tutup Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.

 

 

 

(*)