Sukses

23 Korban Kecelakaan Bus di Puncak Bogor Sudah Kembali ke Rumah

Ada satu korban atas nama Daidat (12), yang masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Liputan6.com, Jakarta - Puluhan korban kecelakaan mini bus yang diduga remnya blong di Tanjakan Selarong, Kabupaten Bogor, Rabu 1 Mei, dipastikan sudah kembali ke rumah masing-masing. Namun, ada satu korban atas nama Daidat (12), yang masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

"Korban Daidit ini masih dirawat di Rumah sakit Umum Tobat Balaraja, Kabupaten Tangerang. Lantaran mengalami gigi rontok akibat kecelakaan tersebut," ujar Kapolsek Cisoka, AKP Uka Subakti, Kamis (2/5/2019).

Sementara, 11 orang lain dengan luka sedang dan 12 orang luka ringan, dipastikan sudah kembali ke rumah. Meski begitu, mereka tetap menjalani rawat jalan di rumah sakit terdekat karena mengalami luka lecet dan patah tulang.

"Kami dari kepolisian, kemudian Dinas Pendidikan dan juga sekolah selaku penyelenggara acara, masih terus melakukan pemantauan terhadap para korban," kata Uka.

 

* Ikuti perkembangan Real Count Pilpres 2019 yang dihitung KPU di tautan ini

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Kronologi

Holidi, saksi mata menuturkan, kejadian bermula bus Kalimaya Pariwisata melaju dari arah Jakarta menuju kawasan Puncak. Setiba di Tanjakan Selarong, Megamendung, bus berpelat nomor A 7351 FL tiba-tiba mundur.

"Bus itu mundur sejauh sekitar 50 meter," kata Holidi.

Kendaraan yang berada di belakang bus tersebut berhasil menghindar. Sang sopir bernama Eko kemudian membanting stir ke kanan hingga akhirnya berhenti terguling di bahu jalan.

"Waktu bus mundur, orang-orang yang melihat kejadian itu semua pada teriak supaya kendaraan lain menghindar," kata dia.

Warga dan pengendara yang kebetulan ada di lokasi kejadian kemudian menghampiri dan membantu mengevakuasi para penumpang bus. "Semua penumpang yang ada di dalam bus pada nangis minta tolong," ucap Holidi.

Seluruh penumpang mulai dari anak-anak hingga orang dewasa dievakuasi lewat kaca jendela dan belakang bus berwarna biru kuning itu. "Kebanyakan sih korbannya anak-anak sekitar umur 12-7 tahunan. Pakai pakaian seperti seragam olahraga," kaya dia.