Liputan6.com, Jakarta - Ratusan anggota kelompok panitia pemungutan suara (KPPS) meninggal dunia usai mengawal jalannya pesta demokrasi 17 April 2019 lalu.
Ketua KPU RI Arief Budiman mengaku sedih dan menyampaikan duka mendalam atas tragedi tersebut. Dia mengatakan KPPS memiliki tugas yang berat. Bahkan, menguras tenaga dari pagi hingga pagi lagi.
Baca Juga
"Saya pernah ikut petugas pantarlih (panitia daftar pemilih) yang harus data pemilih. Mereka sebenarnya yang paling menentukan pemilu aman, sukses dan lancar. Pekerjaan mereka tidak sehari tapi rangkaian panjang," ujar Arief usai memberikan santunan kepada Keluarga Tatang, salah seorang KPPS yang meninggal dunia di Tamansari, Jakarta Barat, Jumat (3/5/2019).
Advertisement
Arief bercerita kerja berat Tutung dimulai jauh sebelum 17 April 2019. Tutung harus melapor penyebaran C6 yang menjadi surat pemberitahuan kepada pemilih di kediaman mereka masing-masing.
Saking berat dipikulnya, lanjut Arief, Tutung akhirnya menutup mata untuk selamanya saat berada di kantor kelurahan.
"Itu saya pikir negara patut berterimakasih dan memberikan penghargaan kepada mereka," ujar Arief.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kekuatan Fisik dan Mental
Secara demografis, wilayah seperti DKI Jakarta yang memiliki jumlah TPS banyak, bahkan di satu kecamatan jumlahnya bisa lebih dari 1.000 titik. Karenanya, KPPS tidak hanya berhadapan oleh waktu, tetapi juga energi, kekuatan fisik, mental, yang harus harus dijaga bersamaan.
"Kita semua harus menguatkan. Supaya mereka bisa semuanya bertugas dengan baik tuntas sampai akhir," Arief menyudahi.
Â
Advertisement