Sukses

Bukti Keistimewaan BITC Saat Digelar di Bali

"Secara keseluruhan, acaranya sangat menguntungkan Bali. Sudah on the track."

Liputan6.com, Jakarta Tren global tourism beserta prospeknya dibongkas habis dan jelas dalam acara Bali International Tourism Congress (BITC) 2019, di STP Bali, 6-7 Mei 2019. Dalam kesempatan itu, Komite Eksekutif Akademi Internasional untuk Studi Pariwisata, ikut mengawal agenda ini.

Acara tersebut ddijamin sangat kredibel mengingat namanya sudah mendunia. Anggotanya para peneliti pariwisata yang sangat mumpuni dari seluruh dunia.

Ada Dimitris Buhalis. Dia adalah Professor eTourism dan Director eTourism Lab at Bournemouth University. Ada juga Bob McKercher, sosok yang dikenal sebagai penulis pariwisata dunia. Belum lagi Lady Sawyer, Board Chair Internasional Academy. Juga Christiani Laesser, Peneliti dari St Gallen University.

Dari Indonesia, ada Deputi Bidang Pengembagan Industri dan Kelembagaan Kemennpar Ni Wayan Giri Adnyaani. Ada juga Dewa Gede Ngurah Byomantara, Kepala STP Bali. Juga Wakil Gubernur Bali Tjok Artha Ardhana Sukawati.

"Tanggal 6 Mei sudah kongres. Kita diajak fokus melihat trend global tourism dan prospeknya. Pembicaranya dari International Academy for Tourism Study," tutur Dewa Gede Ngurah Byomantara, Kepala STP Bali, Selasa (7/5).

Kongres juga fokus pada pengembangan dan pelestarian budaya lokal, sumber daya alam dan lingkungan. Hasil-hasil kajian pariwisata dunia dibuka di forum. Dari mulai strategi manajemen marketing pariwisata, budaya, sustainable tourism, hingga trend pariwisata global dan prospeknya, semua diualas habis.

"Hari ini workshop. Bahasannya sangat berisi," tambah Byo, sapaan akrab Byomantara.

Workshopnya dibagi dua kelompok. Pertama industri dan kedua akademisi. "Industri membahas permasalahan pariwisiata Bali. Sementara workshop akademisi membahas publikasi artikel di jurnal bereputasi sekelas SCOPUS index," ujar Byo.

Kapasitas pesertanya? Jangan diragukan lagi. Semuanya top. Punya nama besar. Dari mulai Metin Kozak, Sara Diincar, Scott McCabe, Haiyan Song, Yiuchen Wang, Akan Fyall, Kaye Chon, Geoffrey Crouch, Brian King, hingga Maria Gravari-Barbas, semuanya ada.

"Mereka adalah editor-editor media pariwisata dunia. Pengalaman menulis mereka di seluruh dunia ikut ditularkan di workshop. Secara keseluruhan, acaranya sangat menguntungkan Bali. Sudah on the track," timpal Deputi Bidang Pengembagan Industri dan Kelembagaan Kemennpar Ni Wayan Giri Adnyaani.

Ucapan Giri memang masuk akal. Maklum, fasilitas penunjang MICE di STP Bali sudah sangat oke. Ada penginapan. Gedung MICE. Dan semua fasilitas itu bisa menampung ratusan peserta dari seluruh dunia.

"MICE itu menyatu dengan pariwisata. Biasanya selepas acara atau sebelum acara, ada sesi city touratau culinary tour, dan mengunjungi satu tempat paling menarik di kota tempat MICE dilangsungkan. Inilah yang bisa menggerakkan ekonomi. Semua roda ekonomi terkait dengan MICE dan tour-nya bisa hidup dan berkembang," kata dia.

Menpar Arief Yahya juga seirama dengan Giri. Baginya, kegiatan kongres dan forum yang digelar di STP Bali membawa berkah yang luar biasa

"Berkahnya pasti tidak sedikit. Penulis, peneliti pariwisata dan industri pariwisata berpengaruh dunia ada di Bali. Length of stay-nya pasti panjang. Media coverage-nya luas. Spending-nya juga pasti sangat tinggi. Hotel, restoran, venue, rental mobil, handycraft, destinasi wisata, semua kebagian rezeki,” ucap Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI.

 

 

(*)