Sukses

Banyuwangi Punya 'Senjata' Ini Jika Dipilih sebagai Kandidat Ibu Kota Negara

Bila ibu kota negara dipindahkan ke Banyuwangi, ada beberapa keuntungan...

Liputan6.com, Jakarta Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo mengatakan akan memindahkan lokasi ibu kota negara. Terkait hal itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengaku siap bila Kabupaten Banyuwangi masuk dalam daftar kandidat Ibu Kota Negara Republik Indonesia yang baru.

Sebelumnya, Koordinator Nasional Pusat Tampung Aspirasi Masyarakat Indonesia (Pustari), Arum Sabil juga mengusulkan kepada Jokowi agar Ibu Kota Negara dipindah ke Banyuwangi.

"Saya kira ini sudah lama, ada banyak orang telepon kepada saya, kenapa Pak Anas tidak usulkan Banyuwangi jadi Ibu Kota. Nah kita ini kan enggak enak sebagai orang Jawa. Tapi kriteria yang disampaikan ternyata masuk, pertama Banyuwangi punya tanah yang bukan milik masyarakat tapi BUMN, dan ini luasannya puluhan ribu hektar," kata Anas saat meninjau Festival Ramadhan di Taman Blambangan, Banyuwangi, Senin sore (6/4).

Anas mengatakan, bila ibu kota negara dipindahkan ke Banyuwangi, ada beberapa keuntungan dan kriteria yang menurutnya layak. Pertama terkait luasan lahan milik negara yang masih tersedia di Banyuwangi, sehingga tidak perlu mengeluarkan anggaran untuk membeli tanah.

"Dan andaikan pindah ke Banyuwangi itu tidak usah beli tanahnya. Di sekitar Glenmore, PTPN XII sampai Kalitlepak dan lain-lain itu milik PTPN," kata Anas.

Selanjutnya terkait cadangan air dan kesejukan, Banyuwangi memiliki cadangan yang ideal sebab dikelilingi oleh tiga Taman Nasional yang sudah masuk dalam daftar cagar biosfer dunia UNESCO.

"Kedua dari sisi cadangan air cukup, karena Banyuwangi diapit oleh tiga taman nasional. Dan kita sudah masuk ke UNESCO sebagai cagar biosfer dunia," terangnya.

Selanjutnya, kata Anas, dari sisi lanskap dan pemandangan Banyuwangi sudah dekat dengan pantai. Banyuwangi memiliki garis panjang pantai hingga 175 kilometer sebagai kawasan di ujung timur Pulau Jawa.

Sementara bila ditarik sejajar, posisi Banyuwangi secara geografis juga dekat dengan Pulau Kalimantan, yang berada di tengah peta Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Kalau ditarik garis tengah ke Kalimantan tengah pun Banyuwangi juga tidak jauh. Jarak penerbangan Banyuwangi Jakarta dengan Banyuwangi Kalimantan Tengah lebih dekat ke Kalimantan Tengah," katanya.

Dari segi fasilitas, Banyuwangi juga sudah memiliki bandara internasional yang menghubungkan Surabaya, Jakarta dan Malaysia. Dari situ Anas merasa siap bila Banyuwangi diusulkan sebagai Ibu Kota Negara yang baru.

"Jadi kalau Banyuwangi diminta oleh kementerian dan pihak terkait saya kira siap dan cocok. Saya mendukung, mudah mudahan Bappenas yang mengusulkan bukan hanya Arum Sabil," katanya.

Anas sendiri mengucapkan terima kasih kepada Arum Sabil yang telah mengusulkan Banyuwangi.

"Saya juga terima kasih ke Pak Arun Sabil, sebagai warga Jember mengusulkan Banyuwangi, karena Pak Arum Sabil tahu luasan lahan di Banyuwangi sangat luas dan kontur di Banyuwangi sangat bagus karena berdekatan dengan Bali," jelasnya.

"Dan kalau Pilihannya Jawa saya kira tidak keliru kalau pilih Banyuwangi. Dengan jumlah penduduk 1,5 juta dengan luasan 5.500 kilometer saya kira cukup," ujarnya

 

 

(*)