Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah menyerahkan hasil ujian nasional (UN) untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), dan program kesetaraan Paket C kepada pemerintah daerah pada Jumat 3 Mei 2019.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud, Totok Suprayitno mengatakan, rata-rata nilai UN untuk semua jenjang dan mata pelajaran mengalami peningkatan.
Baca Juga
"Sekarang ini (nilainya) murni, karena sudah hampir seratus persen menyelenggarakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Ternyata tahun ini menunjukkan kenaikan, meskipun sedikit. Saya kira ini perlu disyukuri. Sebuah titik awal yang baik," ujar Totok seperti dilansir dari halaman resmi Kemendikbud, Selasa, 7 Mei 2019.
Advertisement
Menurutnya, hasil UN harus bisa menjadi umpan balik peningkatan mutu pembelajaran di kelas. Totok menyatakan, capaian hasil UN juga perlu dianalisa secara komprehensif untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi capaian.
"Hasil UN ini selanjutnya akan dianalisis untuk mendiagnosa topik-topik yang harus diperbaiki di setiap sekolah untuk setiap mata pelajaran UN. Hasil analisis tersebut akan didistribusikan ke semua dinas pendidikan untuk ditindaklanjuti dengan program-program peningkatan mutu pembelajaran,” tuturnya.
Ujian nasional tahun 2019 diikuti 8,3 juta peserta didik dengan 103 ribu satuan pendidikan. Sebanyak 91 persen, atau lebih dari 7,5 juta peserta didik dan warga belajar mengikuti UNBK. Jumlah peserta UNBK meningkat 19 persen dari jumlah peserta UNBK tahun 2018.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tingkatkan Kualitas Soal UN
Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Menengah, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), Sri Renani Pantjastuti menambahkan, hasil analisis UN menjadi salah satu landasan untuk meningkatan kompetensi pembelajaran.
"Tujuannya bagaimana pembelajaran bisa lebih baik. Jadi kami sudah siapkan modul-modul pembelajaran. Tinggal dipilih saja sesuai dengan yang masih lemah atau kurang untuk dibahas bersama-sama di MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) masing-masing," jelas Renani.
Selain itu, Menurut Totok, Kemendikbud juga akan terus meningkatkan kualitas dan komposisi soal UN. Ia menjelaskan, siswa perlu berlatih untuk memecahkan soal-soal yang memerlukan cara berpikir tingkat tinggi atau HOTS (Higher Order Thinking Skills).
"Soal-soal HOTS pelan-pelan dinaikkan. Lambat laun kita tingkatkan komposisinya dari tahun ke tahun," kata Totok.
Selain itu, Kemendikbud juga berencana mendorong peningkatan jumlah peserta UNBK yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Kami berharap Kementerian Kominfo (Komunikasi dan Informatika) tahun depan bisa menjangkau semua titik yang saat ini belum terjangkau akses internet. Sehingga tahun depan persoalan akses ini tidak ada lagi. Tinggal persoalan menyediakan perangkat komputer di sekolah-sekolah saja," ia mengakhiri.
Reporter: Dewi Larasati
Advertisement